Day Trading adalah aktivitas trading saham, di mana trader membeli dan menjual saham dalam satu waktu (hari) yang sama. Istilah populer lainnya adalah scalping trading. Day trading berarti Anda bisa membeli saham, kemudian menjualnya dalam hitungan jam, bahkan menit. Pokoknya trading pendek, dalam satu hari beli dan langsung jual. Saya pribadi menyarankan pada Anda untuk menghindari cara ini.
Lho, apa yang salah dari day trading?
Day trading cenderung dilakukan oleh orang yang tidak sabaran karena ingin cepat kaya dari saham, tanpa mempertimbangkan faktor analisis teknikal dan fundamental perusahaan. Dalam trading saham, saya sendiri adalah seorang swing trader murni, yang sangat berpatok pada tren following. Kalau tren bilang harga saham naik, ya saya beli, kalau tren bilang turun, ya saya jual sahamnya.
Entah mengapa tiba2 karena saya merasa cuan saya kurang, saya malah pindah menjadi seorang day trader, beli saham sehari, jual 10 menit kemudian. Tujuan utama saya menjadi day trader adalah tidak lain: Supaya bisa cepat dapat cuan instan. Sekali dua kali berhasil, tapi setelah saya lakukan banyak transaksi day trading, yang ada bukan untung tapi malah buntung. Terus mengapa saya tidak menyarankan Anda melakukan day trading?
Pertama. Day trading berpotensi mengurangi tingkat enjoy Anda dalam aktivitas trading, karena Anda HARUS terus memantau layar monitor setiap saat, setiap menit. Masalahnya, harga saham akan terus berubah, dan kalau jadi day trading, artinya saham Anda nggak bisa nginap di portofolio. Jadi, kalau harga saham Anda tiba2 turun dan Anda sudah terlanjur membeli dalam jumlah lot yang banyak, psikilogis Anda akan mudah terganggu ketika harga saham turun. Anda jadi mudah bingung, stres dan kehilangan rasionalitas.
Kedua. Kebanyakan day trading, hanya membeli saham berdasarkan pada saham2 yang banyak diminati pelaku pasar saja, atau cuma beli saham karena rumor, alias cuma ngikut arah angin yang ada di pasar. Sehingga, analisis2 penting dalam saham, seperti chart malah diabaikan. Akhirnya, trading hanya terkesan seperti judi yang tidak ada dasar analisis sama sekali.
Ketiga. Anda bisa saja untung, tapi potensi rugi Anda jauh lebih besar. Rasio untung banding rugi hanyalah 1:4. Artinya, peluang Anda untung hanyalah 1 kali dari 5 kali transaksi, jika Anda melakukan day trading. Potensi Anda kehilangan modal jauh lebih besar daripada potensi profit yang Anda dapatkan.
Keempat. Harga saham sering berbalik naik, setelah Anda jual. Sering sekali, waktu saya ingin day trading, beli satu saham yang kira2 bisa naik dalam hitungan menit. Setelah saya beli, bukannya naik malah turun. Esok harinya, terkoreksi lagi. Saya stres, akhirnya karena takut turun terus, akhirnya saya jual sahamnya. Beberapa hari kemudian tiba2 harga sahamnya malah balik arah sampai satu minggu.
Tapi bukannya di pos: Menjadi Trader atau Investor Saham? - Part II, Bung Heze menuliskan bahwa strategi investasi atau trading terbaik semua kembali ke karakter diri kita masing2?
Benar. Tetapi kalau Anda baca alasan kedua diatas, maka penjelasan tersebut bisa menjelaskan pertanyaan Anda. Percayalah, trading saham bukan berarti Anda harus memantau layar setiap saat untuk melihat fluktuasi jangka pendek yang membuat Anda stres. Kerugian yang saya alami saat mencoba menjadi seorang day trader yang handal, membuat saya kembali pada jalur swing trading, yang murni mengandalkan analisis teknikal, dan tidak mengabaikan poin2 penting dalam trading itu sendiri. Pikiran ingin cepat kaya dari saham, saya tuangkan salah satunya dalam pos berikut: Trading Saham, Bikin Kaya? Anda harus baca.
Apabila Anda seorang trader, akan sangat lebih baik jika Anda melakukan strategi Buy and Hold. Saham2 yang bisa memberikan return adalah saham2 likuid yang sedang berada dalam tren naik (uptrend). Mengandalkan analisis teknikal akan jauh lebih baik ketimbang Anda sekedar gambling dan ngarep untuk cepat kaya.
PERUSAHAAN SEKURITAS DAN KARAKTER DAY TRADING
Tetapi dilema lain muncul, perusahaan sekuritas tempat Anda membuka akun rekening saham, tentu akan lebih menyukai apabila Anda melakukan day trading. Kenapa begitu? Karena semakin sering Anda transaksi, perusahaan sekuritas akan semakin sering menerima fee transaksi. Bukankah begitu?
Tidak jarang pula, mungkin dari pengalaman Anda juga saat Anda sedang hold saham2 yang naik, Anda direkomendasikan untuk segera menjual dan mengalihkan ke saham2 rebound lainnya. Dan percayalah broker Anda tidak suka kalau Anda hold saham terlalu lama, apalagi sampai investasi. Hehehe. Semakin lama Anda hold saham, artinya transaksi Anda semakin sedikit dan fee yang diterima perusahaan sekuritas akan semakin kecil. Tetapi kalau Anda mematuhi trading plan Anda, Anda harusnya bisa secara objektif memutuskan saham2 mana yang harus Anda jual terlebih dahulu.
Tidak jarang pula, mungkin dari pengalaman Anda juga saat Anda sedang hold saham2 yang naik, Anda direkomendasikan untuk segera menjual dan mengalihkan ke saham2 rebound lainnya. Dan percayalah broker Anda tidak suka kalau Anda hold saham terlalu lama, apalagi sampai investasi. Hehehe. Semakin lama Anda hold saham, artinya transaksi Anda semakin sedikit dan fee yang diterima perusahaan sekuritas akan semakin kecil. Tetapi kalau Anda mematuhi trading plan Anda, Anda harusnya bisa secara objektif memutuskan saham2 mana yang harus Anda jual terlebih dahulu.
Terimakasih Bung Heze atas ulasan-ulasan dan pencerahannya. Sangat membantu saya dalam memahami trading saham...
ReplyDeletesama-sama
Deletebrp persentase penurunan kalau mau Average Down bung Heze ? trus klo harga naik apakah baik untuk nambah lot krn baru punya lot sedikit
ReplyDeleteMengenai averaging down, silahkan baca jawabannya disini:
Deletehttp://www.sahamgain.com/2016/02/mana-yang-boleh-averaging-up-atau.html
http://www.sahamgain.com/2017/01/teknik-tepat-melakukan-averaging-up.html
http://www.sahamgain.com/2017/01/teknik-tepat-melakukan-averaging-up_8.html