Kalau Anda baca judul diatas, mungkin judul ini berbeda jauh dengan web2 lain, yang kebanyakan malah memberikan saran pada Anda tentang berapa persen target laba yang seharusnya bisa Anda raih. Pada pos ini, saya malahan menyarankan pada Anda untuk melupakan target laba?
Lho, kok begitu? Masa trading nggak ada target labanya? Protes Anda.
Sekarang saya tanya kembali pada Anda: Seandainya hari ini Anda menargetkan bisa profit sebanyak 7%, apa yang akan Anda lakukan? Seandainya pula, Anda punya target setiap bulan bisa profit sebanyak 7 juta supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup. Apa yang akan Anda lakukan?
Anda tentu akan berusaha sekuat tenaga, dengan seluruh kemampuan trading Anda untuk mendapatkan itu semua bukan? Iya kalau tercapai, tapi kalau tidak? Dinamika pasar saham sangat cepat. Naik turunnya IHSG sangat cepat. Berita di pasar modal bisa saja langsung mnegguncang pasar saham tanpa Anda duga-duga, sehingga Anda pun sebenarnya susah untuk mematok angka sekian yang harus dicapai.
Tidak jarang saham yang Anda beli, Anda harapkan naik tapi malah turun. Tidak jarang Anda harus menentukan pilihan sulit antara cut loss atau hold dulu. Sehingga, kalau Anda menentukan target laba dengan angka sekian, yang terkesan dipaksakan, Anda akan stress sendiri kalau Anda ternyata tidak bisa mencapainya dalam jangka waktu yang sudah Anda tetapkan.
Dan kalau Anda memaksakan target laba sekian, maka ketika Anda mulai sulit mencapainya Anda akan kehilangan rasionalitas. Misalnya, mulai nekat beli saham gorengan dalam jumlah lot yang banyak. Membeli saham2 apapun yang harganya naik. Keluar dari jalur trading plan yang sudah ditetapkan.
Tapi, Bung Heze bukannya target laba adalah bagian dari ukuran keberhasilan trading?
Benar kata Anda. Bahkan target laba itu sendiri sebenarnya adalah bagian dari ukuran keberhasilan trading plan yang Anda jalankan. Jika Anda bisa konsisten profit 5% sebulan, maka Anda harus berusaha mempertahankan profit tersebut. Kalau Anda bisa konsisten dapat profit, dan meminimalkan rugi, itu artinya trading plan Anda perlu dipertahankan dan itu artinya pula trading plan Anda memang berjalan dengan baik.
Lha, berarti kesimpulannya menentukan target laba itu perlu atau tidak?
Anda tidak perlu terlalu kaku mematok berapa hasil yang harus Anda dapatkan untuk besok, untuk sebulan, untuk tiga bulan dan seterusnya. Kenapa? Karena saya paparkan tadi, bahwa hal tersebut hanya akan membuat Anda terbebani ketika Anda tidak bisa menetapkan target. Anda HANYA BOLEH mematok target laba, jika Anda SUDAH BISA PROFIT KONSISTEN, dan Anda bisa mempertahankan dengan dengan rasionalitas Anda.
Saran saya: Jangan memikirkan berapa laba yang bisa Anda dapatkan dari saham. Teruslah belajar untuk dapat profit konsisten. Kalau Anda sudah bisa profit konsisten dengan menekan kerugian sekecil mungkin, hitunglah berapa persen profit yang bisa Anda dapat. Persentase profit itulah yang nantinya Anda jadikan acuan untuk mematok target laba Anda kedepan.
Lho, kok begitu? Masa trading nggak ada target labanya? Protes Anda.
Sekarang saya tanya kembali pada Anda: Seandainya hari ini Anda menargetkan bisa profit sebanyak 7%, apa yang akan Anda lakukan? Seandainya pula, Anda punya target setiap bulan bisa profit sebanyak 7 juta supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup. Apa yang akan Anda lakukan?
Anda tentu akan berusaha sekuat tenaga, dengan seluruh kemampuan trading Anda untuk mendapatkan itu semua bukan? Iya kalau tercapai, tapi kalau tidak? Dinamika pasar saham sangat cepat. Naik turunnya IHSG sangat cepat. Berita di pasar modal bisa saja langsung mnegguncang pasar saham tanpa Anda duga-duga, sehingga Anda pun sebenarnya susah untuk mematok angka sekian yang harus dicapai.
Tidak jarang saham yang Anda beli, Anda harapkan naik tapi malah turun. Tidak jarang Anda harus menentukan pilihan sulit antara cut loss atau hold dulu. Sehingga, kalau Anda menentukan target laba dengan angka sekian, yang terkesan dipaksakan, Anda akan stress sendiri kalau Anda ternyata tidak bisa mencapainya dalam jangka waktu yang sudah Anda tetapkan.
Dan kalau Anda memaksakan target laba sekian, maka ketika Anda mulai sulit mencapainya Anda akan kehilangan rasionalitas. Misalnya, mulai nekat beli saham gorengan dalam jumlah lot yang banyak. Membeli saham2 apapun yang harganya naik. Keluar dari jalur trading plan yang sudah ditetapkan.
Tapi, Bung Heze bukannya target laba adalah bagian dari ukuran keberhasilan trading?
Benar kata Anda. Bahkan target laba itu sendiri sebenarnya adalah bagian dari ukuran keberhasilan trading plan yang Anda jalankan. Jika Anda bisa konsisten profit 5% sebulan, maka Anda harus berusaha mempertahankan profit tersebut. Kalau Anda bisa konsisten dapat profit, dan meminimalkan rugi, itu artinya trading plan Anda perlu dipertahankan dan itu artinya pula trading plan Anda memang berjalan dengan baik.
Lha, berarti kesimpulannya menentukan target laba itu perlu atau tidak?
Anda tidak perlu terlalu kaku mematok berapa hasil yang harus Anda dapatkan untuk besok, untuk sebulan, untuk tiga bulan dan seterusnya. Kenapa? Karena saya paparkan tadi, bahwa hal tersebut hanya akan membuat Anda terbebani ketika Anda tidak bisa menetapkan target. Anda HANYA BOLEH mematok target laba, jika Anda SUDAH BISA PROFIT KONSISTEN, dan Anda bisa mempertahankan dengan dengan rasionalitas Anda.
Saran saya: Jangan memikirkan berapa laba yang bisa Anda dapatkan dari saham. Teruslah belajar untuk dapat profit konsisten. Kalau Anda sudah bisa profit konsisten dengan menekan kerugian sekecil mungkin, hitunglah berapa persen profit yang bisa Anda dapat. Persentase profit itulah yang nantinya Anda jadikan acuan untuk mematok target laba Anda kedepan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.