Jika Anda belum memahami analisis saham, silahkan baca pos: Cara Menganalisis Suatu Saham.
Sesuai judul pos ini, maka pada pos ini saya ingin memaparkan pada Anda mengenai prinsip dasar analisis fundamental. Jadi, kalau Anda ingin menjadi seorang fundamentalist: seorang investor jangka panjang, Anda harus baca pos ini.
Ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang investor, Anda harus memahami inti dan prinsip dasar analisis fundamental. Seorang investor membeli saham untuk investasi jangka panjang, tanpa memperhatikan fluktuasi jangka pendek sama sekali, tidak seperti seorang teknikalis. Baca juga: Prinsip-prinsip Dasar Analisis Teknikal. Jadi, sebenarnya apa inti dasar analisis fundamental?
Pertama. Orientasi jangka panjang. Seorang fundamentalist memiliki orientasi jangka panjang dan tidak menyukai fluktuatif harian. Artinya, seorang fundamentalist berusaha mencari perusahaan untuk "dimiliki", bukan untuk ditradingkan. Seorang fundamentalist berusaha untuk mencari prospek perusahaan yang bagus yang bisa berkembang dalam jangka panjang.
Kalau Anda memiliki jiwa untuk menjadi seorang investor, maka Anda adalah seorang fundamentalist. Namun perlu Anda ingat terutama Anda yang baru saja terjun ke dunia pasar modal, ketika Anda merasa bahwa Anda adalah seorang fundamentalist, belum tentu Anda ternyata adalah seorang investor sejati.
Kok bisa?
Banyak pemain saham yang awalnya merasa bahwa dirinya cocok sebagai seorang fundamentalist, ternyata ujung2nya malah lebih cocok jadi seorang trader. Apa alasannya? Silahkan baca poin kedua.
Kedua. Kemampuan analisis jangka panjang. Orientasi jangka panjang saja masih belum cukup, Anda harus punya kemampuan analisis jangka panjang. Artinya? Tentu saja Anda harus jeli membaca perusahaan mana yang punya prospek bagus, yang bisa menaikkan harga sahamnya beberapa tahun mendatang. Bagaimana laporan keuangannya? Bagaimana proyek2nya? Bagaimana produk2 perusahaan? Bagaimana kemampuan perusahaan bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu dan sebagainya. Kemampuan analisis jangka panjang berkaitan dengan poin ketiga.
Ketiga. Membeli saham yang harganya masih "murah". Definisi murah disini memang sangat subjektif, karena murahnya setiap orang bisa berbeda-beda satu sama lain. Akan tetapi karena di poin kedua saya menuliskan: "..... yang bisa menaikkan harga sahamnya beberapa tahun mendatang" maka sesungguhnya Anda pun harus mampu mencari saham perusahaan yang harganya masih relatif "murah" yang harganya akan meroket untuk jangka panjang.
Mengapa Anda harus bisa menemukan saham yang relatif masih murah?
Kalau harga saham sudah relatif "mahal", saham tersebut harganya akan stagnan, sehingga kalaupun naik dalam jangka panjang, kenaikannya nggak akan signifikan. Padahal , yang dicari investor adalah pertumbuhan aset jangka panjang.
Seumpama Anda sudah menemukan perusahaan yang bagus untuk diinvestasikan, Anda mulai membeli sahamnya dan sudah bertujuan investasi, Anda pun masih belum bisa dibilang seorang fundamentalist. Mengapa demikian? Baca kelanjutan pos ini: Inti dan Prinsip Dasar Analisis Fundamental - Part II.
Ketika Anda memutuskan untuk menjadi seorang investor, Anda harus memahami inti dan prinsip dasar analisis fundamental. Seorang investor membeli saham untuk investasi jangka panjang, tanpa memperhatikan fluktuasi jangka pendek sama sekali, tidak seperti seorang teknikalis. Baca juga: Prinsip-prinsip Dasar Analisis Teknikal. Jadi, sebenarnya apa inti dasar analisis fundamental?
Pertama. Orientasi jangka panjang. Seorang fundamentalist memiliki orientasi jangka panjang dan tidak menyukai fluktuatif harian. Artinya, seorang fundamentalist berusaha mencari perusahaan untuk "dimiliki", bukan untuk ditradingkan. Seorang fundamentalist berusaha untuk mencari prospek perusahaan yang bagus yang bisa berkembang dalam jangka panjang.
Kalau Anda memiliki jiwa untuk menjadi seorang investor, maka Anda adalah seorang fundamentalist. Namun perlu Anda ingat terutama Anda yang baru saja terjun ke dunia pasar modal, ketika Anda merasa bahwa Anda adalah seorang fundamentalist, belum tentu Anda ternyata adalah seorang investor sejati.
Kok bisa?
Banyak pemain saham yang awalnya merasa bahwa dirinya cocok sebagai seorang fundamentalist, ternyata ujung2nya malah lebih cocok jadi seorang trader. Apa alasannya? Silahkan baca poin kedua.
Kedua. Kemampuan analisis jangka panjang. Orientasi jangka panjang saja masih belum cukup, Anda harus punya kemampuan analisis jangka panjang. Artinya? Tentu saja Anda harus jeli membaca perusahaan mana yang punya prospek bagus, yang bisa menaikkan harga sahamnya beberapa tahun mendatang. Bagaimana laporan keuangannya? Bagaimana proyek2nya? Bagaimana produk2 perusahaan? Bagaimana kemampuan perusahaan bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu dan sebagainya. Kemampuan analisis jangka panjang berkaitan dengan poin ketiga.
Ketiga. Membeli saham yang harganya masih "murah". Definisi murah disini memang sangat subjektif, karena murahnya setiap orang bisa berbeda-beda satu sama lain. Akan tetapi karena di poin kedua saya menuliskan: "..... yang bisa menaikkan harga sahamnya beberapa tahun mendatang" maka sesungguhnya Anda pun harus mampu mencari saham perusahaan yang harganya masih relatif "murah" yang harganya akan meroket untuk jangka panjang.
Mengapa Anda harus bisa menemukan saham yang relatif masih murah?
Kalau harga saham sudah relatif "mahal", saham tersebut harganya akan stagnan, sehingga kalaupun naik dalam jangka panjang, kenaikannya nggak akan signifikan. Padahal , yang dicari investor adalah pertumbuhan aset jangka panjang.
Seumpama Anda sudah menemukan perusahaan yang bagus untuk diinvestasikan, Anda mulai membeli sahamnya dan sudah bertujuan investasi, Anda pun masih belum bisa dibilang seorang fundamentalist. Mengapa demikian? Baca kelanjutan pos ini: Inti dan Prinsip Dasar Analisis Fundamental - Part II.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.