Setiap kuartal media masa, kantor2 sekuritas selalu mengumumkan jumlah laba bersih setiap emiten yang tercatat di Bursa Efek. Biasanya, yang ditampilkan adalah perbandingan laba kuratal tahun ini vs laba kuartal tahun sebelumnya. Misalnya: laba ASII kuartal III / 2016 vs Laba ASII kuartal III 2015.
Dengan membandingkan laba kuartal tahun ini dengan tahun sebelumnya, bisa diketahui perbandingan kinerja emiten tersebut, lebih baik atau lebih buruk. Sehingga, investor dapat memilah-milah perusahaan mana yang bagus untuk investasi.
Dan memang benar, laba bersih selalu jadi patokan investor dalam investasi. Mengapa demikian? Karena laba bersih adalah hasil akhir dari pencapaian kinerja perusahaan. Laba bersih yang besar menunjukkan perusahaan tersebut mampu meningkatkan kinerja, penjualan, memaksimalkan kekuatan bisnisnya, sehingga jika perusahaan mampu meningkatkan kinerja yang tercermin dari kenaikan laba, maka perusahaan tersebut layak investasi. Begitu kata si analisis fundamental.
Tapi sebenarnya, persoalannya tidak segampang itu. O iya, saya sering meluangkan waktu untuk melihat laporan keuangan perusahaan2 go public. Dan kebetulan saya menemukan laporan keuangan Bakrieland Development (ELTY). Apa yang menarik dari saham ini?
ELTY adalah salah satu grup saham bakrie di bidang property dan real estate yang mencetak kenaikan laba bersih paling signifikan dibandingkan grup Bakrie lainnya. Per 30 Juni 2015 ELTY masih mencatatkan rugi bersih, sedangkan 30 Juni 2016, ELTY mampu mencetak kenaikan laba signifikan.
Tapi, anehnya saham ini nggak gerak sama sekali. Sehingga, banyak obrolan2 di kalangan trader yang intinya mengatakan:
- Kenapa sih kok ELTY nggak gerak, padahal labanya naik signifikan?
- ELTY labanya naik, tapi sahamnya kok tidur.
- Saya berani investasi di ELTY karena labanya naik signifikan. ELTY sudah menunjukkan perbaikan kinerja yang sangat baik.
Obrolan2 ini sering saya temui, tidak hanya di saham ELTY saja, namun juga di saham2 lainnya yang labanya naik. Perlu Anda ketahui, laba bersih naik BELUM TENTU perusahaan tersebut pasti bagus dan prospek. Anda harus cermati, dari mana komponen laba bersih itu berasal?
- Apakah kenaikan laba bersih berasal murni dari operasi perusahaan? Operasi perusahaan disini berarti laba bersih naik karena penjualan perusahaan naik signifikan,
- Apakah kenaikan laba bersih berasal dari pendapatan lain-lain? Contohnya: Dari penjualan aset tetap, atau pendapatan apapun itu, yang intinya bukan berasal dari operasi perusahaan.
- Apakah kenaikan laba bersih berasal dari keuntungan selisih kurs?
Perhatikan laporan keuangan ELTY dibawah ini:
Perhatikan, pada Juni 2015 ELTY mengalami rugi bersih sebesar -82.863.735.485 (82,8 miliar). Pada Juni 2016, ELTY membalikkannya menjadi laba bersih yang naik tajam secara signifikan menjadi 86.377.991.778 (86,37 miliar). Tetapi kalau Anda jeli, Penghasilan Usaha Bersih ELTY tahun 2016 malah turun. Tahun 2016, penghasilan bersih adalah 629 Miliar, sedangkan tahun 2016 turun menjadi 512 miliar saja.
Dengan kata lain, peningkatan laba bersih ELTY jelas bukan disebabkan karena operasionalnya yang membaik. Kenaikan laba bersih ELTY yang naik tajam ternyata dikarenakan: Kenaikan laba selisih kurs dan pendapatan lain2 (dari jual aset). Hal inilah yang menyebabkan laba bersih ELTY jadi naik tajam.
Sedangkan laba komprehensif lainnya, kalau Anda lihat juga mengalami kenaikan yang tajam dibandignkan perioda Juni 2015 yang masih mengalami rugi bersih hingga -202 Miliar. Kenaikan laba komprehensif ditopang oleh keuntungan selisih kurs. Sedangkan pada tahun 2015, ELTY membukukan kerugian selisih kurs. Inilah yang menyebabkan laba ELTY melesat.
Jadi kesimpulannya, kenaikan laba bersih ELTY yang signifikan, sama sekali belum mencerminkan kinerja fundamental ELTY yang lebih baik. Jika saya sebagai investor, saya belum berani menginvestasikan modal saya di ELTY. Demikian juga kalau Anda nanti menemukan laporan keuangan yang laba bersihnya tiba2 naik signifikan, maka Anda jangan mudah tertipu. Lihat dan analisis terlebih dahulu laporan keuangan perusahaan tersebut.
ANALISIS ROA DAN ROE
Satu hal lagi, sebelum Anda menyimpulkan laba bersih perusaahan bagus atau tidak, ada baiknya Anda mempertimbangkan analisis ROA dan ROE. Jika Anda belum paham ROA dan ROE, silahkan baca pos: Analisis Fundamental Saham - Return on Asset (ROA). Analisis Fundamental Saham: Return to Equity (ROE) - Part I. Analisis Fundamental Saham: Return to Equity (ROE) - Part II.
Rumus ROA = Laba bersih / Aset total
Rumus ROE = Laba bersih / Ekuitas total
Misalnya: pada tahun 2015 perusahaan A mampu menghasilkan laba bersih sebesar 50 juta. Tahun 2016, laba bersih perusahaan A naik menjadi 100 juta. Sedangkan aset perusahaan adalah sebesar 5 miliar. Ekuitas perusahaan adalah sebesar 2 miliar.
Kalau dilihat sekilas, maka perusahaan terlihat bagus, karena kenaikan laba perusahaan sampai 100% (dari 50 juta ke 100 juta). Tapi kalau Anda bandingkan ROA dan ROE-nya maka:
ROA 2015: 50 juta / 5 miliar = 1%
ROA 2016: 100 juta / 5 miliar = 2%
ROE 2015: 50 juta / 2 miliar = 2,5%
ROE 2016: 100 juta / 2 miliar = 5%
Artinya, meskipun laba bersih perusahaan naik hingga 100%, tapi perusahaan hanya mampu meningkatkan ROA sebanyak 1% dan ROE sebanyak 2,5% saja. Dengan kata lain, kalau dilihat dari kacamata ROA, maka dengan aset perusahaan sebesar 5 miliar perusahaan cuma mampu menghasilkan laba berish 100 juta. Dari kacamata ROE, dengan ekuitas 2 miliar, perusahaan cuma mampu menghasilkan laba bersih sebesar 100juta.
Berarti, kurang tepat kalau Anda mengatakan laba bersih perusahaan sangat besar karena naik 100%. Padahal perusahaan memiliki aset dan ekuitas yang jumlahnya tidak kalah besar. Kalau perusahaan hanya mampu menghasilkan ROA dan ROE yang kecil, meskipun labanya naik dan memiliki aset serta ekuitas yang besar, artinya perusahaan MASIH BELUM MAMPU memaksimalkan aset dan modalnya untuk menghasilkan laba bersih yang lebih besar. Anda juga bisa membandingkan ROA dan ROE ini dengan perusahaan di sektor sejenis.
Saya kira, cukup itu saja cara menganalisis laba bersih. Sebagai investor, Anda jangan mudah tertipu jika melihat laba bersih yang naik.
Rumus ROA = Laba bersih / Aset total
Rumus ROE = Laba bersih / Ekuitas total
Misalnya: pada tahun 2015 perusahaan A mampu menghasilkan laba bersih sebesar 50 juta. Tahun 2016, laba bersih perusahaan A naik menjadi 100 juta. Sedangkan aset perusahaan adalah sebesar 5 miliar. Ekuitas perusahaan adalah sebesar 2 miliar.
Kalau dilihat sekilas, maka perusahaan terlihat bagus, karena kenaikan laba perusahaan sampai 100% (dari 50 juta ke 100 juta). Tapi kalau Anda bandingkan ROA dan ROE-nya maka:
ROA 2015: 50 juta / 5 miliar = 1%
ROA 2016: 100 juta / 5 miliar = 2%
ROE 2015: 50 juta / 2 miliar = 2,5%
ROE 2016: 100 juta / 2 miliar = 5%
Artinya, meskipun laba bersih perusahaan naik hingga 100%, tapi perusahaan hanya mampu meningkatkan ROA sebanyak 1% dan ROE sebanyak 2,5% saja. Dengan kata lain, kalau dilihat dari kacamata ROA, maka dengan aset perusahaan sebesar 5 miliar perusahaan cuma mampu menghasilkan laba berish 100 juta. Dari kacamata ROE, dengan ekuitas 2 miliar, perusahaan cuma mampu menghasilkan laba bersih sebesar 100juta.
Berarti, kurang tepat kalau Anda mengatakan laba bersih perusahaan sangat besar karena naik 100%. Padahal perusahaan memiliki aset dan ekuitas yang jumlahnya tidak kalah besar. Kalau perusahaan hanya mampu menghasilkan ROA dan ROE yang kecil, meskipun labanya naik dan memiliki aset serta ekuitas yang besar, artinya perusahaan MASIH BELUM MAMPU memaksimalkan aset dan modalnya untuk menghasilkan laba bersih yang lebih besar. Anda juga bisa membandingkan ROA dan ROE ini dengan perusahaan di sektor sejenis.
Saya kira, cukup itu saja cara menganalisis laba bersih. Sebagai investor, Anda jangan mudah tertipu jika melihat laba bersih yang naik.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.