Wah wah..... Setiap ada kejadian apapun di pasar saham, para investor dan pelaku pasar selalu saja menyikapi berlebihan. Seperti yang terjadi hari ini, saat perhitungan suara pemilu Amerika antara Donald Trump vs Hillary Clinton. Bursa saham global turun sebagai aksi wait and see dari para pelaku pasar.
Dan ketika hasil perhitungan ternyata menunjukkan persaingan jumlah suara yang sangat ketat (tidak seperti yang diprediksi sebelumnya), alhasil seluruh bursa global pun turun, termsuk IHSG. Sampai sesi I ini, IHSG langsung anjlok sebanyak 2,06%. Walaupun akhirnya ditutup melemah sebesar 1,03%.
Coba Anda pikirkan, pemilihan suara ini seharusnya tidak berhubungan secara langsung dengan fundamental negara Indonesia. Tapi, kenapa IHSG anjlok sebanyak itu?
Sudah banyak sekali kasus2 serupa yang membuat IHSG berguncang dalam jangka pendek. Kasus lainnya, saat Brexit Juni 2016 lalu, IHSG dalam sehari turun 1% lebih. Saat Yunani terancam gagal bayar tahun 2015, IHSG turut kena imbasnya dan anjlok cukup dalam. Padahal, negara2 tersebut tidak berhubungan secara langsung dengan Indonesia.
Dengan kata lain, katakanlah Inggris keluar dari Uni Eropa, maka sebenarnya yang terkena dampak secara langsung seharusnya ya negara2 yang ada di dalam Uni Eropa itu sendiri. Kok IHSG jadi malah ikut2-an anjlok?
Atau kebijakan tax amnesty. Baru disahkan IHSG langsung melejit kencang. Padahal itu baru kebijakan saja dan belum memberikan dampak apapun ke sektor2 di Indonesia. Tetapi, pasar sudah menyikapinya dengan euforia yang berlebuhan? Bukannya lebih baik IHSG naik kencang saja saat pemerintah sudah berhasil membangun infrastruktur dan memajukan daerah2 tertinggal?
Fakta ini membuktikan bahwa sebenarnya pasar saham adalah pasar yang tidak rasional, yang terlalu berlebihan / lebay ketika menanggapi suatu berita atau fakta yang sedang terjadi. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai seorang pemain saham, Anda dan saya tidak mungkin bisa melawan arus pasar.
Strategi trading yang terbaik adalah: FOLLOW THE TREND. Ketika terjadi sentimen2 yang menjatuhkan pasar saham, maka itulah saat yang terbaik untuk koleksi saham di harga diskon. Dan kalau Anda sudah tahu ada sentimen2 yang bakal berlangsung dalam waktu dekat, hindari dahulu untuk borong saham. Intinya tetap sama: FOLLOW THE TREND AND NEVER FIGHT WITH TREND.
Dan ketika hasil perhitungan ternyata menunjukkan persaingan jumlah suara yang sangat ketat (tidak seperti yang diprediksi sebelumnya), alhasil seluruh bursa global pun turun, termsuk IHSG. Sampai sesi I ini, IHSG langsung anjlok sebanyak 2,06%. Walaupun akhirnya ditutup melemah sebesar 1,03%.
Coba Anda pikirkan, pemilihan suara ini seharusnya tidak berhubungan secara langsung dengan fundamental negara Indonesia. Tapi, kenapa IHSG anjlok sebanyak itu?
Sudah banyak sekali kasus2 serupa yang membuat IHSG berguncang dalam jangka pendek. Kasus lainnya, saat Brexit Juni 2016 lalu, IHSG dalam sehari turun 1% lebih. Saat Yunani terancam gagal bayar tahun 2015, IHSG turut kena imbasnya dan anjlok cukup dalam. Padahal, negara2 tersebut tidak berhubungan secara langsung dengan Indonesia.
Dengan kata lain, katakanlah Inggris keluar dari Uni Eropa, maka sebenarnya yang terkena dampak secara langsung seharusnya ya negara2 yang ada di dalam Uni Eropa itu sendiri. Kok IHSG jadi malah ikut2-an anjlok?
Atau kebijakan tax amnesty. Baru disahkan IHSG langsung melejit kencang. Padahal itu baru kebijakan saja dan belum memberikan dampak apapun ke sektor2 di Indonesia. Tetapi, pasar sudah menyikapinya dengan euforia yang berlebuhan? Bukannya lebih baik IHSG naik kencang saja saat pemerintah sudah berhasil membangun infrastruktur dan memajukan daerah2 tertinggal?
Fakta ini membuktikan bahwa sebenarnya pasar saham adalah pasar yang tidak rasional, yang terlalu berlebihan / lebay ketika menanggapi suatu berita atau fakta yang sedang terjadi. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai seorang pemain saham, Anda dan saya tidak mungkin bisa melawan arus pasar.
Strategi trading yang terbaik adalah: FOLLOW THE TREND. Ketika terjadi sentimen2 yang menjatuhkan pasar saham, maka itulah saat yang terbaik untuk koleksi saham di harga diskon. Dan kalau Anda sudah tahu ada sentimen2 yang bakal berlangsung dalam waktu dekat, hindari dahulu untuk borong saham. Intinya tetap sama: FOLLOW THE TREND AND NEVER FIGHT WITH TREND.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.