Di pasar saham, Anda mungkin sering mendengar anjuran jangan trading di saham gorengan. Tapi, justru saham gorengan adalah saham yang menjadi favorit banyak trader. Saham gorengan bisa memberikan return lebih dari 5% hanya dalam hitungan menit, dibandingkan saham2 yang lebih likuid.
Itulah mengapa trader, bahkan trader pemula dengan ilmu yang masih ala kadarnya seringkali tergiur dengan profit yang bisa didapatkan dari saham gorengan. Jadi, apakah Anda boleh trading di saham gorengan ini?
Boleh2 saja.. Namun, kalau trading di saham gorengan Anda harus trading dengan jumlah lot sekecil mungkin, dan Anda harus berani cut loss. Baca juga: Namun demikian saya tidak menyarankan Anda untuk membeli saham gorengan, mengingat potensi risk:reward yang tidak sebanding. Baca juga: Strategi Trading di Saham Gorengan.
Khusus untuk Anda pemula di dunia persahaman, saya menyarankan Anda jangan pernah membeli saham gorengan, meskipun mayoritas saham gorengan harganya murah dan menawarkan profit yang menggiurkan. Pokoknya, kalau Anda pemula Anda jangan coba2 masuk di saham gorengan.
"Lho, kenapa nggak boleh?" Protes Anda
Pertama. Psikologis belum matang. Seorang pemula yang baru belajar saham, akan mudah panik dengan fluktuatif harga saham. Hal tersebut sangatlah wajar. Namanya juga baru belajar. Jangankan pemula, para pemain saham yang sudah trading beberapa tahun pun, belum tentu mampu menghadapi fluktuatif harga saham dengan tenang. Oleh karena itu, para pemula tidak dianjurkan membeli saham gorengan yang sangat fluktuatif.
Kedua. Mindset trading yang belum terlatih. Pemula sangat mudah tergiur dengan iming2 profit yang besar. Kalau naik, berharap terus naik, kalau turun nggak mau cut loss. Hal inilah yang menyebabkan trader pemula sering rugi besar di saham2 gorengan dan nyangkut.
Ketiga. Risk:reward yang tidak sebanding. Risiko dan reward yang dihasilkan dari trading di saham gorengan tidak sebanding. Kembali lagi ke psikologis, ketika psikologis trader pemula belum matang, saat melihat fluktuatif saham gorengan, mereka tidak akan bisa tenang, walaupun ada potensi mendapat keuntungan dari saham gorengan (risk : reward yang tidak sebanding).
Keempat. Belum berpengalaman (belum memahami strategi trading di saham gorengan). Tidak mudah mempelajari ilmu bandarmologi untuk menebak kemana saham gorengan akan naik, atau sudah waktunya koreksi. Para pemula yang belum berpengalaman dalam ilmu bandarmologi, seringkali yakin sekali bahwa harga saham yang naik kencang dan tidak wajar, akan naik lagi. Hal inilah yang membuat trader pemula mengejar saham2 gorengan yang lagi naik, dan ketika waktunya koreksi besar-besaran, mereka tidak siap.
"Kalau saya pemula saya harus bagaimana Bung Heze?" Tanya Anda
Kalau Anda lampu hijau (pemula) di dunia saham, alangkah baiknya Anda mengincar saham2 yang likuid, yang banyak ditransaksikan (tidak harus saham2 LQ45), yang pergerakan harganya tidak terlalu fluktuatif. Untuk pemula, sebisa mungkin Anda harus menghindari saham gorengan berpotensi merusak portofolio Anda. Pemula butuh belajar psokologis dan mindset trading yang benar, itulah mengapa kalau Anda pemula, jangan coba2 trading di saham2 yang arahnya tidak jelas.
"Kalau saya pemula saya harus bagaimana Bung Heze?" Tanya Anda
Kalau Anda lampu hijau (pemula) di dunia saham, alangkah baiknya Anda mengincar saham2 yang likuid, yang banyak ditransaksikan (tidak harus saham2 LQ45), yang pergerakan harganya tidak terlalu fluktuatif. Untuk pemula, sebisa mungkin Anda harus menghindari saham gorengan berpotensi merusak portofolio Anda. Pemula butuh belajar psokologis dan mindset trading yang benar, itulah mengapa kalau Anda pemula, jangan coba2 trading di saham2 yang arahnya tidak jelas.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.