Dalam trading saham, anda harus memiliki sebuah perencanaan trading daa mematuhinya (baca: trading plan). Dengan adanya trading plan kegiatan trading anda menjadi lebih rapi dan terstruktur. Trading plan ini ibarat perencanaan agar anda bisa memenangkan sebuah pertempuran (baca: dapat profit). Baca juga: Ciri2 Trader yang Tidak Punya Trading Plan
Mematuhi trading plan itu misalnya seperti ini. Tanggal 29 Desember 2016 saya membeli saham JPFA di harga 1.440. Saat itu kondisi market sedang bullish kencang beberapa hari terakhir. Namun, 30 Desember 2016 adalah hari terakhir bursa tutup dan karena IHSG sudah rebound kencang, maka menurut penilaian saya akan ada potensi koreksi.
Jadi, kalau tanggal 30 Desember JPFA sudah naik minimal ke 1.510, saya langsung take profit. JPFA tidak akan saya hold dan menunggu harganya koreksi lagi. Itu adalah contoh sederhana trading plan. Jika anda membutuhkan panduan menyusun, membuat dan mengaplikasikan trading plan, anda bisa mendapatkan panduannya disini: Buku Saham.
Sebenarnya, banyak trader yang sudah mencoba membuat trading plan. Namun walaupun trading plan sudah dibuat, trader sangat susah menjalankannya. Semua trader, termasuk saya pasti pernah melanggar trading plan yang dibuat sendiri. Mengapa trader susah menepati trading plannya? Ada dua penyebab.
Pertama. Pernahkah anda mendengar "pepatah": Aturan ada untuk dilanggar? Sekarang saya akan buat aturan untuk anda para pembaca web Saham Gain: Anda dilarang membayangkan sekumpulan gajah putih besar yang sedang berjalan. Apa yang terlintas dalam pikiran anda?
Bukankah anda justru membayangkannya? Padahal sudah ada kata "dilarang". Sama dengan trading plan. Ketika trader sudah membuat rencana untuk take profit saham di harga Rp2.000, dan harga saham sudah mencapai harga Rp2.000, trader cenderung sulit melepas sahamnya karena masih berharap harga sahamnya naik. Secara tidak langsung, selalu ada "naluri" psikologis untuk melanggar aturan yang sudah dibuat.
Kedua. Market banyak godaan. Godaan ini bermacam-macam. Contohnya: Anda memutuskan untuk istirahat trading. Tetapi, hari itu juga banyak saham2 gorengan yang menunjukkan tanda2 akan naik kencang. Apakah anda tidak tergoda untuk membeli? Kalau anda tergoda berarti anda sudah dikatakan melanggar trading plan.
Harus saya akui, mematuhi trading plan membutuhkan proses yang cukup panjang. Sampai saat inipun saya tetap belajar untuk menepati trading plan yang saya buat. Trading plan dalam saham tidak hanya mencakup perencanaan trading dalam jangka waktu seminggu, sebulan, setahun. Tetapi trading plan adalah perencanaan beli dan jual saham yang dilakukan SELAMA JAM MARKET SEDANG BERLANGSUNG.
Mematuhi trading plan adalah sebuah kedisiplinan. So, agar anda bisa disiplin dalam trading, anda harus terus belajar.
Mematuhi trading plan itu misalnya seperti ini. Tanggal 29 Desember 2016 saya membeli saham JPFA di harga 1.440. Saat itu kondisi market sedang bullish kencang beberapa hari terakhir. Namun, 30 Desember 2016 adalah hari terakhir bursa tutup dan karena IHSG sudah rebound kencang, maka menurut penilaian saya akan ada potensi koreksi.
Jadi, kalau tanggal 30 Desember JPFA sudah naik minimal ke 1.510, saya langsung take profit. JPFA tidak akan saya hold dan menunggu harganya koreksi lagi. Itu adalah contoh sederhana trading plan. Jika anda membutuhkan panduan menyusun, membuat dan mengaplikasikan trading plan, anda bisa mendapatkan panduannya disini: Buku Saham.
Sebenarnya, banyak trader yang sudah mencoba membuat trading plan. Namun walaupun trading plan sudah dibuat, trader sangat susah menjalankannya. Semua trader, termasuk saya pasti pernah melanggar trading plan yang dibuat sendiri. Mengapa trader susah menepati trading plannya? Ada dua penyebab.
Pertama. Pernahkah anda mendengar "pepatah": Aturan ada untuk dilanggar? Sekarang saya akan buat aturan untuk anda para pembaca web Saham Gain: Anda dilarang membayangkan sekumpulan gajah putih besar yang sedang berjalan. Apa yang terlintas dalam pikiran anda?
Bukankah anda justru membayangkannya? Padahal sudah ada kata "dilarang". Sama dengan trading plan. Ketika trader sudah membuat rencana untuk take profit saham di harga Rp2.000, dan harga saham sudah mencapai harga Rp2.000, trader cenderung sulit melepas sahamnya karena masih berharap harga sahamnya naik. Secara tidak langsung, selalu ada "naluri" psikologis untuk melanggar aturan yang sudah dibuat.
Kedua. Market banyak godaan. Godaan ini bermacam-macam. Contohnya: Anda memutuskan untuk istirahat trading. Tetapi, hari itu juga banyak saham2 gorengan yang menunjukkan tanda2 akan naik kencang. Apakah anda tidak tergoda untuk membeli? Kalau anda tergoda berarti anda sudah dikatakan melanggar trading plan.
Harus saya akui, mematuhi trading plan membutuhkan proses yang cukup panjang. Sampai saat inipun saya tetap belajar untuk menepati trading plan yang saya buat. Trading plan dalam saham tidak hanya mencakup perencanaan trading dalam jangka waktu seminggu, sebulan, setahun. Tetapi trading plan adalah perencanaan beli dan jual saham yang dilakukan SELAMA JAM MARKET SEDANG BERLANGSUNG.
Mematuhi trading plan adalah sebuah kedisiplinan. So, agar anda bisa disiplin dalam trading, anda harus terus belajar.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.