Ketika anda trading, katakanlah dengan modal Rp25 juta, sejatinya anda bisa trading lebih dari modal anda. Anda bahkan bisa trading lebih dari Rp35 juta. Lalu dari mana modal Rp10 juta tersebut? Kan bukan modal anda?
Modal tersebut Rp10 tersebut adalah dana margin. Dana margin adalah dana utang dari sekuritas. Untuk lebih jelasnya, saya pernah membahasnya di pos ini: Force Sell di Pasar Saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) ternyata juga mengatur perdagangan saham menggunakan dana margin. Sejauh ini, ada sekitar 60 emiten yang bisa ditradingkan menggunakan dana margin.
Sekedar anda ketahui, trading saham menggunakan dana margin merupakan hobi bagi sebagian besar trader. Terutama kalau pasar saham sedang bullish kencang-kencangnya, trader yang sudah kehabisan dana karena banyak beli saham, akhirnya menggunakan dana margin untuk beli saham-saham yang diprediksi bakalan naik.
"Jadi, baguskah jika anda menggunakan dana margin?"
"Bagus donk Bung Heze. Dana margin kan adalah fasilitas yang disediakan sekuritas. Ada fasilitas ngapain nggak digunakan." Jawab anda.
"Lagian dengan dana margin kita bisa menggunakan dana lebih besar, kalau pasar saham lagi naik, profit yang dirasakan akan jauh lebih besar" Lanjut anda.
Okelah saya setuju. Anggap saja itu adalah sisi positif menggunakan dana margin. Tapiii... Ada tapinya nih. Menggunakan dana margin adalah hal yang KURANG BIJAKSANA dalam trading. Ketika anda trading menggunakan utang, hal ini menunjukkan dua hal.
Pertama, anda tidak mampu mengelola keuangan trading anda. Logikanya begini, anda trading saham saja kok sampai utang segala? Kalau anda sampai menggunakan utang dalam trading, artinya anda belum mampu mengalokasikan modal anda dengan benar. Kedua, anda terlalu serakah (greed). Ketika anda menggunakan dana margin, artinya anda terlalu bernafsu untuk profit besar. Baca juga: Margin Trading untuk Profit lebih Besar.
Oke, lalu apa risikonya menggunakan dana margin? Tentunya, dana margin berpotensi menggerus modal anda, jika ternyata saham yang anda beli menggunakan dana margin turun dan anda terkena force sell. Baca juga: Emosi Trader: Pengalaman Saya Kena Force Sell dan Force Sell di Pasar Saham.
So, anda sudah tahu kesimpulannya: Sebagus apapun IHSG sedang bullish kencang, kalau memang anda sudah tidak punya kas, anda tidak saya sarankan untuk menggunakan dana margin. Dana margin itu ibarat narkoba. Jika anda menggunakan margin dan bisa profit, anda akan ketagihan. Jadi, alangkah bijaksana bila anda trading tanpa menggunakan margin, walaupun sekuritas menyediakan fasilitas untuk itu.
Modal tersebut Rp10 tersebut adalah dana margin. Dana margin adalah dana utang dari sekuritas. Untuk lebih jelasnya, saya pernah membahasnya di pos ini: Force Sell di Pasar Saham. Bursa Efek Indonesia (BEI) ternyata juga mengatur perdagangan saham menggunakan dana margin. Sejauh ini, ada sekitar 60 emiten yang bisa ditradingkan menggunakan dana margin.
Sekedar anda ketahui, trading saham menggunakan dana margin merupakan hobi bagi sebagian besar trader. Terutama kalau pasar saham sedang bullish kencang-kencangnya, trader yang sudah kehabisan dana karena banyak beli saham, akhirnya menggunakan dana margin untuk beli saham-saham yang diprediksi bakalan naik.
"Jadi, baguskah jika anda menggunakan dana margin?"
"Bagus donk Bung Heze. Dana margin kan adalah fasilitas yang disediakan sekuritas. Ada fasilitas ngapain nggak digunakan." Jawab anda.
"Lagian dengan dana margin kita bisa menggunakan dana lebih besar, kalau pasar saham lagi naik, profit yang dirasakan akan jauh lebih besar" Lanjut anda.
Okelah saya setuju. Anggap saja itu adalah sisi positif menggunakan dana margin. Tapiii... Ada tapinya nih. Menggunakan dana margin adalah hal yang KURANG BIJAKSANA dalam trading. Ketika anda trading menggunakan utang, hal ini menunjukkan dua hal.
Pertama, anda tidak mampu mengelola keuangan trading anda. Logikanya begini, anda trading saham saja kok sampai utang segala? Kalau anda sampai menggunakan utang dalam trading, artinya anda belum mampu mengalokasikan modal anda dengan benar. Kedua, anda terlalu serakah (greed). Ketika anda menggunakan dana margin, artinya anda terlalu bernafsu untuk profit besar. Baca juga: Margin Trading untuk Profit lebih Besar.
Oke, lalu apa risikonya menggunakan dana margin? Tentunya, dana margin berpotensi menggerus modal anda, jika ternyata saham yang anda beli menggunakan dana margin turun dan anda terkena force sell. Baca juga: Emosi Trader: Pengalaman Saya Kena Force Sell dan Force Sell di Pasar Saham.
So, anda sudah tahu kesimpulannya: Sebagus apapun IHSG sedang bullish kencang, kalau memang anda sudah tidak punya kas, anda tidak saya sarankan untuk menggunakan dana margin. Dana margin itu ibarat narkoba. Jika anda menggunakan margin dan bisa profit, anda akan ketagihan. Jadi, alangkah bijaksana bila anda trading tanpa menggunakan margin, walaupun sekuritas menyediakan fasilitas untuk itu.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.