Di Bursa Efek ada ratusan jenis saham yang bisa anda perdagangkan. Ya tentu saja nggak semua saham di Bursa Efek ditradingkan. Pasti juga ada saham2 yang diam di tempat, ada juga saham2 yang terbang atau anjlok. Namun, saya sering sekali mendapat pertanyaan dari teman2:
"Bung Heze, kenapa PWON nggak gerak? Apakah ada masalah sama fundamentalnya?"
"Mas, kenapa JSMR ini diam di tempat? Laporan keuangannya padahal bagus. Apa saya enaknya cut loss aja ya?"
"WSBP kapan nih geraknya. PHP terus dari dulu"
Saking seringnya ditanya teman2, akhirnya saya tergelitik untuk membahasnya menjadi satu pos ini. Dari banyak pertanyaan rekan2, sebenarnya saya bisa itni dari pertanyaan rekan2: Kenapa kok saham2 likuid, terkenal, big caps harga sahamnya malah tidak bergerak?
Sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan. Faktor pertama adalah faktor musiman saham. Musiman itu maksudnya begini, harga saham tidak mungkin naik terus dan sebaliknya tidak mungkin turun terus. Contohnya, saham2 batubara. Setelah mengalami kelesuan bertahun-tahun, ternyata sekarang harga sahamnya kembali naik tinggi.
Nah, belakangan ini, adalah musimnya membangungkan saham2 tidur dan saham2 gorengan. Sehingga, sebagian besar orang tertuju / fokus untuk memburu saham2 tidur yang masih murah sekali, dan potensi kenaikan harganya luar biasa. Karena sebagian besar orang memburu saham2 tidur dan gorengan, pelaku pasar untuk saat ini tidak memperhatikan saham2 big caps.
"Tapi saham2 big caps dan lapis dua akan diam di tempat seperti ini terus Bung Heze?"
Ya nggak lah. Semua itu ada momennya. Suatu saat akan ada momen dimana sam2 big caps dan lapis dua akan diburu lagi. Apalagi jika saham2 tersebut harganya sudah terdiskon. Just wait the right time. Saham2 big caps dan lapis 2 mulai turun dan nggak gerak2 karena sebelum saham2 tidur dan gorengan naik banyak, saham2 big caps sudah naik duluan. Sehingga, sekarang adalah giliran saham2 lapis tiga yang naik.
Jadi, kuncinya kalau anda pegang saham big caps dan ingin saham anda naik, ya anda harus bersabar tunggu momennya. Tidak ada cara lain selain bersabar (baik anda yang sudah pegang sahamnya, maupun anda yang sudah ancang2 mau ambil posisi buy).
Nah, belakangan ini, adalah musimnya membangungkan saham2 tidur dan saham2 gorengan. Sehingga, sebagian besar orang tertuju / fokus untuk memburu saham2 tidur yang masih murah sekali, dan potensi kenaikan harganya luar biasa. Karena sebagian besar orang memburu saham2 tidur dan gorengan, pelaku pasar untuk saat ini tidak memperhatikan saham2 big caps.
"Tapi saham2 big caps dan lapis dua akan diam di tempat seperti ini terus Bung Heze?"
Ya nggak lah. Semua itu ada momennya. Suatu saat akan ada momen dimana sam2 big caps dan lapis dua akan diburu lagi. Apalagi jika saham2 tersebut harganya sudah terdiskon. Just wait the right time. Saham2 big caps dan lapis 2 mulai turun dan nggak gerak2 karena sebelum saham2 tidur dan gorengan naik banyak, saham2 big caps sudah naik duluan. Sehingga, sekarang adalah giliran saham2 lapis tiga yang naik.
Jadi, kuncinya kalau anda pegang saham big caps dan ingin saham anda naik, ya anda harus bersabar tunggu momennya. Tidak ada cara lain selain bersabar (baik anda yang sudah pegang sahamnya, maupun anda yang sudah ancang2 mau ambil posisi buy).
Faktor kedua, adalah faktor bandar. Faktor bandar ini masih ada kaitannya dengan faktor pertama. Perlu anda ketahui, semua saham itu pasti ada bandarnya (sekumpulan orang atau insitusi yang punya modal jumbo). Kalau tidak ada bandar, harga saham pasti akan sulit untuk naik.
Hanya saja, setiap bandar saham memiliki kekuatan masing2 untuk menggerakkan saham. Semakin besar kapitalisasi pasar, mungkin semakin sulit bandar untuk menggoreng sahamnya. Tapi kalau bandar tidak ingin injek dana besar di saham big caps dan lapis 2, ya sudah harga sahamnya akan sulit gerak. Demikian juga dengan saham gorengan.
Coba deh anda perhatikan, saat saham2 Bakrie mulai turun, ternyata saham2 lapis tiga lainnya, seperti ARTI, BEKS malah terbang tinggi. Saat saham2 Bakrie naik kencang, saham2 lapis tiga lainnya loyo. Ini menunjukkan bahwa pergerakan harga saham itu juga tidak lepas dari peran orang2 institusi yang modalnya gueedee untuk menggerakkan harga saham.
Ketiga, faktor fundamental dan rumor. Ketika tidak ada rumor, maka harga saham bisa jadi cenderung stagnan. Faktor fundamental juga turut mempengarhuti. Pada saat fundamental perusahaan sangat baik, ada kemungkinan harga saham akan naik dalam jangka panjang.
Hanya saja, setiap bandar saham memiliki kekuatan masing2 untuk menggerakkan saham. Semakin besar kapitalisasi pasar, mungkin semakin sulit bandar untuk menggoreng sahamnya. Tapi kalau bandar tidak ingin injek dana besar di saham big caps dan lapis 2, ya sudah harga sahamnya akan sulit gerak. Demikian juga dengan saham gorengan.
Coba deh anda perhatikan, saat saham2 Bakrie mulai turun, ternyata saham2 lapis tiga lainnya, seperti ARTI, BEKS malah terbang tinggi. Saat saham2 Bakrie naik kencang, saham2 lapis tiga lainnya loyo. Ini menunjukkan bahwa pergerakan harga saham itu juga tidak lepas dari peran orang2 institusi yang modalnya gueedee untuk menggerakkan harga saham.
Ketiga, faktor fundamental dan rumor. Ketika tidak ada rumor, maka harga saham bisa jadi cenderung stagnan. Faktor fundamental juga turut mempengarhuti. Pada saat fundamental perusahaan sangat baik, ada kemungkinan harga saham akan naik dalam jangka panjang.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.