Grafik saham itu ibarat sebuah bola bekel. Coba anda bayangkan sebuah bola bekel. Ketika anda melempar bola bekel dilempar dengan ketinggian 60 cm, dan ketika bola bekel anda lempar dari atas meja, pasti pantulan bola bekel yang dilempar dari atas meja jauh lebih tinggi daripada pantulan ketika anda melempar dari jarak 60 cm. Bukankah begitu?
Apalagi semakin keras anda melempar bola bekel, maka pantulannya juga akan semakin keras. Sebaliknya, anda melempar bola bekel biasa2 saja, maka pantulannya mungkin tidak akan terlalu tinggi. Oke, lalu apa hubungan saham dengan bola bekel?
Ketika harga saham jatuh (baca: koreksi), dan semakin dalam harga saham jatuh, maka potensi harga saham tersebut rebound dengan kencang juga akan semakin besar. Kok bisa begitu?
Saat harga saham sudah turun, harga saham akan terdsikon. Ketika harga saham terdiskon, harga saham akan menjadi murah lagi. Semakin murah harga saham, peluang membeli harga saham di harga bawah semakin besar. Inilah yang biasanya diincar oleh pelaku pasar, yaitu: MOMENTUM.
Saya kasih satu contoh: Saham MNCN. Anda masih ingat saat Harry Tanoe terkena berita negatif yang sifatnya hanya sesaat (terkait kasus Antasari)? Saham MNCN langsung anjlok dari harga 1.695 ke harga 1.500 hanya dalam waktu 3 hari.
Saat itu saya langsung watchlist saham ini, karena saya tahu bahwa penurunan saham MNCN ini bukanlah karena kinerja namun karena sentimen dan panic selling. Ketika saya ambil MNCN di harga 1.545, MNCN dengan cepat rebound sampai 1.690.
"Lalu apa pelajaran yang bisa saya ambil Bung Heze?" Tanya anda
Pos ini menganjurkan pada anda: Jangan menghindari saham2 yang harganya sedang jatuh. I mean, kalau anda menemukan saham2 yang harganya sedang koreksi, apalagi koreksi sangat tajam, mulailah wathclist saham2 itu. Memang, dalam beberapa kasus saham2 yang lagi turun masih bisa turun lagi, jadi anda harusnya mulai masuk ketika harga saham sudah mulai tampak rebound (salah satu indikasinya harga saham sudah sulit turun).
Jadi, kalau anda menemukan saham2 yang turun, inilah peluang untuk anda. Karena seperti prinsip bola bekel, semakin dijatuhkan dengan keras, maka pantulannya akan semakin tinggi. Bagaimana, sudah paham? Silahkan praktik.
Apalagi semakin keras anda melempar bola bekel, maka pantulannya juga akan semakin keras. Sebaliknya, anda melempar bola bekel biasa2 saja, maka pantulannya mungkin tidak akan terlalu tinggi. Oke, lalu apa hubungan saham dengan bola bekel?
Ketika harga saham jatuh (baca: koreksi), dan semakin dalam harga saham jatuh, maka potensi harga saham tersebut rebound dengan kencang juga akan semakin besar. Kok bisa begitu?
Saat harga saham sudah turun, harga saham akan terdsikon. Ketika harga saham terdiskon, harga saham akan menjadi murah lagi. Semakin murah harga saham, peluang membeli harga saham di harga bawah semakin besar. Inilah yang biasanya diincar oleh pelaku pasar, yaitu: MOMENTUM.
Saya kasih satu contoh: Saham MNCN. Anda masih ingat saat Harry Tanoe terkena berita negatif yang sifatnya hanya sesaat (terkait kasus Antasari)? Saham MNCN langsung anjlok dari harga 1.695 ke harga 1.500 hanya dalam waktu 3 hari.
Saat itu saya langsung watchlist saham ini, karena saya tahu bahwa penurunan saham MNCN ini bukanlah karena kinerja namun karena sentimen dan panic selling. Ketika saya ambil MNCN di harga 1.545, MNCN dengan cepat rebound sampai 1.690.
Grafik Saham MNCN |
Pos ini menganjurkan pada anda: Jangan menghindari saham2 yang harganya sedang jatuh. I mean, kalau anda menemukan saham2 yang harganya sedang koreksi, apalagi koreksi sangat tajam, mulailah wathclist saham2 itu. Memang, dalam beberapa kasus saham2 yang lagi turun masih bisa turun lagi, jadi anda harusnya mulai masuk ketika harga saham sudah mulai tampak rebound (salah satu indikasinya harga saham sudah sulit turun).
Jadi, kalau anda menemukan saham2 yang turun, inilah peluang untuk anda. Karena seperti prinsip bola bekel, semakin dijatuhkan dengan keras, maka pantulannya akan semakin tinggi. Bagaimana, sudah paham? Silahkan praktik.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.