Saya sering mendapat pertanyaan dari rekan2 mengenai pergerakan saham INDF. Kalau anda perhatikan chart INDF, memang tidak dapat dipungkiri bahwa saham INDF selama beberapa bulan terakhir, saham INDF terus bergerak di rentang 7.850-8.000. Nggak kemana-mana. Perhatikan chart INDF dibawah.
INDF 6 Bulan |
INDF 1 tahun |
Banyak orang berpikir INDF adalah saham blue chip yang juga masuk LQ45. INDF selalu memimpin sektor usahanya dalam hal ukuran perusahaan dan profit. Lha terus kenapa kok sahamnya malah nggak gerak?
Kalau anda tanya kenapa sahamnya kok nggak gerak, terus terang saya tidak tahu. Pasar saham terdiri dari buanyaak orang yang punya kepentingan berbeda-beda dan pengamatan yang berbeda pula terhadap pergerakan harga saham. Coba baca pos: Perusahaan OK, Kok Sahamnya Anjlok?
Dalam kasus INDF ini, sahamnya bagus, masuk LQ45 labanya juga paling besar di sektor industri tapi harganya hanya di itu-itu saja. Apakah harganya sudah kemahalan? Well, saya pikir nggak juga. Karena INDF sempat menyentuh harga 9.200 dan harganya mulai anjlok sampai 7.800. Biasanya saham2 blue chip yang harganya anjlok sebanyak itu, akan mudah naik dengan cepat.
INDF kalau anda lihat grafik satu tahun, INDF sebenarnya juga sempat sideways lama di kisaran harga 7.000. Tapi setelah itu INDF berhasil rebound kencang sampai harga high 9.200. INDF perlahan turun. INDF sempat 2 kali berusaha mencapai harga puncaknya (perhatikan tanda persegi). Dan ketika INDF gagal rebound, INDF mulai sideways lama.
Satu-satunya alasan yang memungkinkan mengapa INDF harganya sideways dan sekarang sudah berada di harga support, tapi nggak juga naik, karena sebagian besar saham2 blue chip saat ini sedang terkonsolidasi, setelah tahun lalu sempat naik banyak.
Di satu sisi, saham sektor consumer goods juga tidak sedang banyak sentimen2 positif yang bisa menjadi alasan pelaku pasar untuk mengerak harga sahamnya. Saat ini pelaku pasar sedang terfokus untuk menunggu sentimen positif emiten2 di sektor infrastruktur, dan pelaku pasar sedang tertarik mentradingkan saham2 lapis 2 dan 3.
Alasan lainnya, mungkin juga karena INDF tergolong saham yang sudah mature, harga sahamnya sudah susah bergerak dengan kencang. Coba anda perhatikan UNVR, GGRM, dan emiten2 blue chip lainnya. Dimana harga sahamnya sudah nggak gerak dan nggak kemana-mana lagi.
Tentu saja INDF masih ada peluang rebound, mengingat harga sahamnya sempat menyentuh 9.200 (sekarang 8.000). Namun, untuk saham ini tidak anda tradingkan terlebih dahulu, karena jika anda trading di saham yang sedang sideways, kemungkinan besar saham anda akan nyangkut.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.