Belakangan ini, saya suka memperhatikan saham-saham yang tiba-tiba naik drastis tanpa alasan fundamental yang jelas. Kalau saham tidur naik drastis, biasanya bisa juga dikarenakan memang perusahaan tersebut memiliki kondisi fundamental yang baik, hanya sahamnya masih belum terlalu dilirik investor.
Jadi, pada waktunya saham2 tersebut akan naik karena prospek kondisi fundamentalnya. Contohnya adalah PPRO (tahun 2016) dan KBLI. Tapi banyak juga saham2 yang suka naik kencang, padahal tidak ada berita apapun dan kondisi fundamental juga biasa2 saja.
Contohnya seperti INAF, KAEF, SRIL yang belakangan ini memang naik pesat. Tapi bahayanya, saham2 yang naik drastis sekaliiiii, pada hari tertentu selalu terjadi koreksi besar-besaran. Saat ini koreksi sampai puluhan persen dalam sehari adalah hal yang biasa, karena Bursa Efek sudah menetapkan aturan auto reject simetris. Baca juga: Auto Reject Saham Baru (Simetris dan Asimetris).
Contoh mudah yang saya amati belakangan ini adalah saham SRIL. Perhatikan pergerakan saham SRIL dibawah ini.
Jadi, pada waktunya saham2 tersebut akan naik karena prospek kondisi fundamentalnya. Contohnya adalah PPRO (tahun 2016) dan KBLI. Tapi banyak juga saham2 yang suka naik kencang, padahal tidak ada berita apapun dan kondisi fundamental juga biasa2 saja.
Contohnya seperti INAF, KAEF, SRIL yang belakangan ini memang naik pesat. Tapi bahayanya, saham2 yang naik drastis sekaliiiii, pada hari tertentu selalu terjadi koreksi besar-besaran. Saat ini koreksi sampai puluhan persen dalam sehari adalah hal yang biasa, karena Bursa Efek sudah menetapkan aturan auto reject simetris. Baca juga: Auto Reject Saham Baru (Simetris dan Asimetris).
Contoh mudah yang saya amati belakangan ini adalah saham SRIL. Perhatikan pergerakan saham SRIL dibawah ini.
SRIL terlihat naik tajam dalam beberapa hari, tetapi ketika mencapai puncak tertentu (harga high 494), SRIL terkoreksi 15% dalam sehari (perhatikan tanda panah). Kalau anda terjebak membeli di harga 480-an, maka saham anda bisa nyangkut karena SRIL pada hari itu turun sampai harga penutupan 420!
Jadi kalau anda menemukan saham2 yang sudah naik drastis (padahal tidak berita apapun, sebelumnya adem ayem saja), dan anda sudah ketinggalan momen, lebih baik anda tidak mengejar lagi. Banyak trader yang tertipu ketika melihat harga saham yang sudah naik, masih bernafsu mengejar dan akhirnya malah nyangkut. Baca juga: Harga Saham Sudah Naik Tinggi, Apa yang Harus Saya Lakukan?
Tetapi kalau anda sudah terlanjur membeli sahamnya anda harus disiplin dalam melakukan cut loss. Ingat, bahwa adanya batasan auto reject simetris membuat harga saham bisa terjun bebas dengan mudah. Itulah mengapa anda harus lebih disiplin dalam melakukan cut loss.
Dan anda juga harus ingat bahwa tidak ada saham yang harganya naik terus tanpa turun sama sekali. Berdasarkan yang saya amati di stock market, saham2 yang naik drastis puluhan persen dalam sehari, BIASANYA CENDERUNG akan koreksi drastis juga.
'
Berarti saya harus hindari saham2 yang seperti ini ya Bung Heze? Tanya anda
Bukan, bukan seperti itu maksud saya. Saham yang naik drastis maupun turun bukan berarti anda harus menghindarinya.
Kalau memang menurut pandangan anda saham2 yang sudah turun drastis memang justru menunjukkan tanda2 bisa balik arah (rebound) dengan cepat, ya kenapa anda tidak ambil lagi di harga bawah? Semua orang punya penilaian subjektif terhadap suatu saham.
Inti pelajaran di pos ini adalah: Jangan mengejar saham2 yang naik tinggi (artinya jangan serakah / greed, apalagi ikut2-an teman membeli saham yang sudah naik tinggi). Kedua, anda harus disiplin membatasi kerugian pada saham2 yang rentan koreksi tajam dalam sehari.
kenapa hari saham indy terkoreksi tajam yaa
ReplyDeleteasing masih banyak sell dalam beberapa hari
Delete