Kalau anda pembaca setia web Sahamgain.com ini, anda pasti sering menyimak beberapa tulisan saya mengenai trading plan. Bahkan, saya juga menyediakan materi lengkap mengenai cara menyusun, dan menjalankan trading plan. Anda bisa mendapatkannya disini: Buku Saham.
Katakanlah anda sudah punya trading plan, anda sudah menyusunnya dengan baik. Tetapi, di tengah jalan anda ingin mengubah trading plan, bolehkah hal tersebut dilakukan oleh seorang pemain saham? Pertanyaan ini sendiri sering sekali ditanyakan oleh rekan-rekan.
Seumpama anda membeli saham PGAS di 2.500, lalu anda menetapkan target take profit di harga 2.600. Ketika harga saham PGAS sudah menyentuh 2.600 artinya anda harus sudah sell PGAS. Namun, ternyata anda memandang bahwa PGAS masih memiliki kans untuk naik lagi ke 2.720.
Apakah anda boleh menaikkan target jual ke 2.720? Saran saya adalah: Tidak. Trading plan itu ibarat rule, jadi anda harus mematuhinya. Mematuhi aturan yang anda buat, akan membuat anda untuk lebih terbiasa dalam menjalankan disiplin dalam trading. Demikian pun dengan cut loss, saya tidak menyarankan anda untuk mengubah target cut loss. Cut loss hanya boleh diubah ke target risiko kerugian yang lebih kecil.
"Tapi Bung Heze seringkali ketika saya menetapkan target take profit di harga sekian, harga saham seringkali naik terus. Apa yang harus saya lakukan?" Tanya anda
Kalau anda sering mengalami hal demikian, artinya sudah waktunya anda menaikkan batas target take profit anda. Hal ini menandakan skill trading anda sudah semakin mumpuni. Anda sudah bisa memilih dan menebak saham mana yang bakal naik. Anda sudah bisa meningkatkan persentase take profit anda.
Mengapa saya tidak menyarankan anda untuk merubah trading plan yang sudah anda buat?
Jika anda mengubah trading plan anda sekali, maka masih fine. Tetapi, kalau anda terus merubah trading plan, hal ini menunjukkan kalau anda adalah trader yang tidak disiplin. Ketidakdisiplinan ini kalau diteruskan, maka akan berdampak buruk pada karir trading anda.
Sebagai contoh, seorang trader yang sudah menetapkan take profit di haga 4.000, dan ketika harga sahamnya naik, trader sering merubah take profit ke target yang lebih tinggi. Ternyata harga saham bukannya naik tetapi malah turun lagi, bahkan turun jauh dibawah Rp4.000. Sehingga, katakanlah trader bisa profit sebanyak Rp10 juta, tetapi profit yang didapatkan hanya Rp6 juta. Sayang sekali kan?
Banyak juga trader yang menetapkan cut loss di harga 2.000 misalnya. Tetapi saat harga sudah turun di 2.000, trader tidak cut loss malah berharap naik lagi. Seringkali harga saham justru bukannya naik, tetapi semakin turun, dan akhirnya trader menyerah dan cut loss di harga jauh dibawah 2.000.
Artinya, trader seharusnya bisa meminimalkan kerugian lebih kecil. Tetapi karena trader merubah trading plannya, kerugian yang diderita malah semakin membengkak.
Artinya, trader seharusnya bisa meminimalkan kerugian lebih kecil. Tetapi karena trader merubah trading plannya, kerugian yang diderita malah semakin membengkak.
Kasus ini buanyaak sekali saya jumpai. Dan hasilnya, kerugian mereka semakin besar. Kerugian yang seharusnya ditekan di awal, jadi membengkak karena terus mengubah target pada trading plan yang sudah ditetapkan dengan memperbesar risiko dan gambling.
Berarti target trading plan sama sekali nggak boleh diubah ya Bung Heze? Tanya anda
Anda boleh merubah trading. Tapiii.... Anda hanya boleh merubah trading plan apabila pertama: Ada kejadian-kejadian yang diluar dugaan anda yang menyebabkan harga saham anjlok. Misalnya, ketika anda membeli saham A di harga Rp1.000 anda berkeyakinan saham A akan naik hingga Rp2.000.
Dalam perjalanannya, ternyata perusahaan tersebut terjadi kebakaran, sehingga harga sahamnya anjlok dan fundamentalnya terancam. Nah, dalam hal ini pemain saham bisa merubah target take profit dan cut loss sesuai dengan analisisnya.
Dalam perjalanannya, ternyata perusahaan tersebut terjadi kebakaran, sehingga harga sahamnya anjlok dan fundamentalnya terancam. Nah, dalam hal ini pemain saham bisa merubah target take profit dan cut loss sesuai dengan analisisnya.
Kedua, anda boleh merubah trading plan apabila anda masih belum familiar dengan trading plan. Seorang pemula mungkin membuat trading plan dengan target take profit yang kurang realistis. Hal ini wajar. Sehingga, dalam perjalanannya saya menyarankan trader pemula untuk segera merubah target yang lebih masuk akal.
Dalam menyusun trading plan, tentu saja anda tidak bisa menerapkan trading plan yang sama setiap bulan, setiap tahun. Mengapa demikian?
Dalam menyusun trading plan, tentu saja anda tidak bisa menerapkan trading plan yang sama setiap bulan, setiap tahun. Mengapa demikian?
Pasar saham itu sangat dinamis, selalu berkembang dan selalu berubah walaupun konsep teknikal yang dipakai akan selalu sama. Baca juga: Prinsip-prinsip Dasar Analisis teknikal. Sebagai contoh, pada tahun 2004, anda bisa mendapatkan profit jauh lebih mudah ketimbang sekarang. Mengapa demikian?
Karena pada tahun 2004 jumlah pelaku pasar belum sebanyak saat ini. Isu-isu, rumor, asimetris informasi pada tahun tersebut tidak "seganas" sekarang. Sehingga, anda lebih mudah memilah informasi dan harga saham "lebih" mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Memang, zaman dahulu pun tidak menjamin anda pasti untung main saham. Tetapi, dahulu mendapatkan untung dari saham masih jauh lebih mudah.
Artinya, kalau anda punya trading plan yang anda terapkan di tahun 2004 dan selalu berhasil, tentu saja trading plan tersebut belum tentu bisa anda terapkan lagi saat ini. Anda harus terus mengembangkan trading plan yang anda buat.
Jadi, yang saya sarankan di pos ini adalah: Anda harus terus mengembangkan trading plan yang anda buat. Tetapi, saya tidak menyarankan anda mengubah trading plan, kecuali kedua alasan seperti yang saya sebutkan diatas.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.