Sejak PT PP Properti Tbk (PPRO) melakukan stock split, harga saham PPRO memang cenderung turun terus hingga mengalami masa sideways di kisaran harga 280-290. Anda bisa baca artikel stock split PPRO disini: PPRO Stock Split 1:4, Peluang Koleksi Sahamnya. Banyak rekan-rekan yang bertanya, mengapa saham PPRO terus turun. Pasalnya, PPRO ini pada awal stock split masih berada di kisaran harga 350 dan turun terus sampai 280.
PPRO sendiri masih berhasil mencetak kinerja yang cemerlang. Apalagi, perusahaan ini menurut pandangan saya masih termasuk dalam growth company, sehingga pada masa mendatang (apalagi setelah stock split harganya lebih murah 4 kali lipat), saham PPRO memiliki kans yang besar untuk diangkat.
Namun, harga saham PPRO sendiri justru cenderung turun. Nah, terkait penurunan harga saham PPRO, saya bisa menjelaskan beberapa hal.
Pertama, pada umumnya perusahaan yang melakukan stock split, harga sahamnya akan mengalami kenaikan signifikan hanya di beberapa hari pertama. Namun, setelah itu, harga sahamnya biasanya akan cenderung stagnan dan turun. Contohnya, HMSP yang setelah stock split harga sahamnya ternyata tidak melesat naik seperti yang diharapkan kebanyakan trader.
Walaupun tidak selalu, namun kebanyakan saham yang melakukan stock split memiliki pola pergerakan harga saham seperti itu. Sehingga, penurunan harga saham PPRO juga dikarenakan faktor stock split perusahaan.
Pertama, pada umumnya perusahaan yang melakukan stock split, harga sahamnya akan mengalami kenaikan signifikan hanya di beberapa hari pertama. Namun, setelah itu, harga sahamnya biasanya akan cenderung stagnan dan turun. Contohnya, HMSP yang setelah stock split harga sahamnya ternyata tidak melesat naik seperti yang diharapkan kebanyakan trader.
Walaupun tidak selalu, namun kebanyakan saham yang melakukan stock split memiliki pola pergerakan harga saham seperti itu. Sehingga, penurunan harga saham PPRO juga dikarenakan faktor stock split perusahaan.
Kedua, PPRO akan melaksanakan right issue (RI), dimana harga pelaksanaan right issuenya berada di harga 280 per saham. Itu artinya, harga pelaksanaan RI PPRO berada dibawah harga pasar, dimana saat stock split harga saham PPRO berada di kisaran harga 350. Sehingga, wajar saja jika harga PPRO dibawa turun ke harga pelaksanaannya.
Baca juga: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I. Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II.
Baca juga: Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part I. Arti dan Ilustrasi Right Issue, dan Dampaknya Pada Harga Saham - Part II.
Kalau anda perhatikan, PPRO sekarang memiliki support di 280. Setelah harga 280, PPRO selalu berhasil rebound. Artinya, harga 280 adalah harga yang dijaga oleh pelaku pasar sesuai dengan harga pelaksanaan RI yang ditetapkan.
Lalu, apakah prospek PPRO kedepan masih tetap bagus Pak Heze? Tanya anda
Saya masih tetap optimis dengan prospek PPRO. Hal ini dikarenakan RI PPRO masih termasuk dalam growth company yang cepat atau lama juga akan terkena imbas positif dari program infrastruktur, dan proyeksi mulai membaiknya permintaan properti yang setelah lama sempat lesu akibat lesunya ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
Selain itu, RI PPRO bertujuan untuk ekspansi perusahaan, bukan untuk membayar kewajiban yang besar. Sehingga, pada umumnya perusahaan yang melakukan RI dengan tujuan ekspansi, harga sahamnya akan meningkat signifikan lagi di kemudian hari.
Sebagai contoh, coba anda ingat-ingat lagi saat JSMR melakukan RI di harga pelaksanaan 3.990. Dalam waktu beberapa bulan, JSMR langsung anjok dari harga 5.000 ke harga teoretisnya, yaitu 3.990. Namun, setelah JSMR turun, JSMR bisa rebound lagi mencapai 4.900.
So, kalau anda memutuskan untuk investasi, anda harus melihat prospek jangka panjang, bukan terpengaruh dengan euforia dan sentimen jangka pendek.
Saya masih tetap optimis dengan prospek PPRO. Hal ini dikarenakan RI PPRO masih termasuk dalam growth company yang cepat atau lama juga akan terkena imbas positif dari program infrastruktur, dan proyeksi mulai membaiknya permintaan properti yang setelah lama sempat lesu akibat lesunya ekonomi dunia, termasuk Indonesia.
Selain itu, RI PPRO bertujuan untuk ekspansi perusahaan, bukan untuk membayar kewajiban yang besar. Sehingga, pada umumnya perusahaan yang melakukan RI dengan tujuan ekspansi, harga sahamnya akan meningkat signifikan lagi di kemudian hari.
Sebagai contoh, coba anda ingat-ingat lagi saat JSMR melakukan RI di harga pelaksanaan 3.990. Dalam waktu beberapa bulan, JSMR langsung anjok dari harga 5.000 ke harga teoretisnya, yaitu 3.990. Namun, setelah JSMR turun, JSMR bisa rebound lagi mencapai 4.900.
So, kalau anda memutuskan untuk investasi, anda harus melihat prospek jangka panjang, bukan terpengaruh dengan euforia dan sentimen jangka pendek.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.