Di Bursa Efek Indonesia terdiri dari ratusan jenis saham (kedepannya saya yakin bisa sampai ribuan). Harga saham di Bursa Efek akan selalu mengalami fluktuatif harga. Tapi, apa yang terjadi apabila banyak saham-saham di Bursa Efek yang selalu cenderung mengalami penurunan, seperti yang banyak terjadi sejak tahun 2016-2017 ini?
Banyak rekan-rekan yang bertanya pada saya: "Pak Heze, kenapa banyak saham-saham di Bursa Efek yang turun terus ya?"
Memang benar sih, kalau anda amati grafik-grafik saham yang pada saat tahun 2014 harganya masih berjaya dan enak ditradingkan seperti saham-saham konstruksi WIKA, WSKT, WTON, ADHI. Lalu, saham-saham properti seperti ASRI, APLN. Lalu saham-saham ritel seperti MPPA, RALS yang trennya masih ciamik. Tapi sekarang... Anda bisa lihat sendiri trennya yang amburadul.
Walaupun IHSG berhasil brekout all time high, tapi fakta mengatakan bahwa banyak sekali saham-saham yang trennya turun secara drastis. Perhatikan salah satu saham yang trennya turun, MPPA. Saham ini dulunya bahkan sempat menyentuh harga 3.000. Dan sekarang???
Nah, kalau anda menemukan banyaknya saham yang harganya turun terussss, jawaban yang paling logis dan sesuai dengan kondisi ekonomi makro adalah karena: Banyak sektor usaha yang masih lesu.
Perhatikan saja properti yang sejak tahun 2014 sudah mulai ada tanda-tanda kelesuan. Pertambangan batu bara juga belum sepenuhnya pulih. Kemudian, perusahaan-perusahaan di sektor ritel dan perbelanjaan hypermarket bisnisnya terus tergerus dengan keberadaan minimarket.
Para pengusaha terus putar otak agar bisa bertahan dalam persaingan dan kondisi ekonomi global yang cukup sulit. Hal ini menyebabkan banyak kinerja (laba bersih) perusahaan yang mengalami penurunan dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan investor juga enggan masuk ke pasar saham dalam jumlah besar.
Yaa... Sehingga meskipun IHSG masih berada dalam tren naik, tapi ya cuman saham yang itu-itu aja yang mengalami kenaikan. Saat ini market boleh saya katakan sama sekali tidak dinamis. Banyak sekali saham-saham yang trennya cenderung turun terus diam di tempat.
"Jadi, kalau melihat kondisi market seperti ini apakah kita baiknya simpan full cash aja yang Bung Heze?" Tanya anda
Well, tidak seburuk itu juga. IHSG tetap berada di jalur naik, artinya masih ada saham2 bagus yang bisa anda tradingkan. Hanya saja..... Anda harus jauh lebih SELEKTIF. Sebagai contoh, selama ini saham2 LQ45 adalah saham yang likuid dan pergerakannya bagus untuk ditradingkan.
Tetapi melihat kondisi sekarang, banyak saham2 LQ45 seperti WIKA, WSKT, ADHI yang harga sahamnya malah nggak gerak kemana-mana. Jadi, sekali lagi kalau anda ingin trading anda harus lebih selektif. Jangan melupakan analisis teknikal, terutama tren.
"Lalu, kapan nih market bisa bergerak jauh lebih dinamis Bung Heze?"
Ya kita tunggu saja. Yang jelas tidak mungkin sektor usaha selamanya akan lesu. Justru di saat-saat lesu inilah biasanya ada momen untuk bangkit lagi. Ingat saham2 batu bara yang pada Kuratal III/ 2016 mulai bangkit secara drastis setelah lesu kurang lebih 5 tahun?
Nah, saham-saham yang saat ini turun pun pasti bisa bangkit lagi. Ketika kondisi ekonomi pulih, kinerja keuangan membaik, dan sektor usaha mulai bisa menemukan ritme permainannya, maka saya yakin saham2 yang sekarang sudah turun drastis, suatu saat bisa likuid lagi seperti dulu.
Oke, mungkin itu saja dulu analisis saya tentang harga saham di Bursa Efek... Sampai bertemu di tulisan yang lain.. Salam profit.
Banyak rekan-rekan yang bertanya pada saya: "Pak Heze, kenapa banyak saham-saham di Bursa Efek yang turun terus ya?"
Memang benar sih, kalau anda amati grafik-grafik saham yang pada saat tahun 2014 harganya masih berjaya dan enak ditradingkan seperti saham-saham konstruksi WIKA, WSKT, WTON, ADHI. Lalu, saham-saham properti seperti ASRI, APLN. Lalu saham-saham ritel seperti MPPA, RALS yang trennya masih ciamik. Tapi sekarang... Anda bisa lihat sendiri trennya yang amburadul.
Walaupun IHSG berhasil brekout all time high, tapi fakta mengatakan bahwa banyak sekali saham-saham yang trennya turun secara drastis. Perhatikan salah satu saham yang trennya turun, MPPA. Saham ini dulunya bahkan sempat menyentuh harga 3.000. Dan sekarang???
Nah, kalau anda menemukan banyaknya saham yang harganya turun terussss, jawaban yang paling logis dan sesuai dengan kondisi ekonomi makro adalah karena: Banyak sektor usaha yang masih lesu.
Perhatikan saja properti yang sejak tahun 2014 sudah mulai ada tanda-tanda kelesuan. Pertambangan batu bara juga belum sepenuhnya pulih. Kemudian, perusahaan-perusahaan di sektor ritel dan perbelanjaan hypermarket bisnisnya terus tergerus dengan keberadaan minimarket.
Para pengusaha terus putar otak agar bisa bertahan dalam persaingan dan kondisi ekonomi global yang cukup sulit. Hal ini menyebabkan banyak kinerja (laba bersih) perusahaan yang mengalami penurunan dari waktu ke waktu, sehingga menyebabkan investor juga enggan masuk ke pasar saham dalam jumlah besar.
Yaa... Sehingga meskipun IHSG masih berada dalam tren naik, tapi ya cuman saham yang itu-itu aja yang mengalami kenaikan. Saat ini market boleh saya katakan sama sekali tidak dinamis. Banyak sekali saham-saham yang trennya cenderung turun terus diam di tempat.
"Jadi, kalau melihat kondisi market seperti ini apakah kita baiknya simpan full cash aja yang Bung Heze?" Tanya anda
Well, tidak seburuk itu juga. IHSG tetap berada di jalur naik, artinya masih ada saham2 bagus yang bisa anda tradingkan. Hanya saja..... Anda harus jauh lebih SELEKTIF. Sebagai contoh, selama ini saham2 LQ45 adalah saham yang likuid dan pergerakannya bagus untuk ditradingkan.
Tetapi melihat kondisi sekarang, banyak saham2 LQ45 seperti WIKA, WSKT, ADHI yang harga sahamnya malah nggak gerak kemana-mana. Jadi, sekali lagi kalau anda ingin trading anda harus lebih selektif. Jangan melupakan analisis teknikal, terutama tren.
"Lalu, kapan nih market bisa bergerak jauh lebih dinamis Bung Heze?"
Ya kita tunggu saja. Yang jelas tidak mungkin sektor usaha selamanya akan lesu. Justru di saat-saat lesu inilah biasanya ada momen untuk bangkit lagi. Ingat saham2 batu bara yang pada Kuratal III/ 2016 mulai bangkit secara drastis setelah lesu kurang lebih 5 tahun?
Nah, saham-saham yang saat ini turun pun pasti bisa bangkit lagi. Ketika kondisi ekonomi pulih, kinerja keuangan membaik, dan sektor usaha mulai bisa menemukan ritme permainannya, maka saya yakin saham2 yang sekarang sudah turun drastis, suatu saat bisa likuid lagi seperti dulu.
Oke, mungkin itu saja dulu analisis saya tentang harga saham di Bursa Efek... Sampai bertemu di tulisan yang lain.. Salam profit.
bung Heze, MPPA udah bentuk 3 white soldier, apa udah waktunya masuk? fundamental kurang meyakinkan ya, rumor Hypermart akan ada yg tutup, mohon rekomendasinya ya.. thanks
ReplyDeleteMPPA belum waktunya masuk.. hati-hati pergerakannya biasanya tipuan karena masih tren turun
Delete