Dalam trading saham, terkadang analisis yang anda gunakan bisa saja meleset. Anda menganalisis harga saham akan naik, tetapi yang ada justru sebaliknya: Harga saham turun setelah dibeli. Dalam banyak kasus, para trader sering bertanya pada saya:
"Pak Heze, gimana nih saham ENRG harganya turun terus"
" Pak, INDF kok turun terus ya. Saya enaknya cut loss atau hold saja. Apakah ada peluang naik lagi?"
Dilema yang sering dihadapi trader adalah menentukan apakah harus cut loss atau hold saja saham yang dibeli jika harganya turun. Nah, jika anda membeli saham dan saham anda turun, ada beberapa pilihan / opsi yang bisa anda lakukan:
1. Anda harus cut loss secepat mungkin apabila anda memegang saham-saham yang tidak likuid (saham gorengan), atau anda membeli saham yang sebenarnya anda sama sekali tidak paham pola grafiknya. Dengan kata lain, anda hanya coba-coba atau ikutan orang lain. Maka saat harga saham anda turun kebatas cut loss yang anda tentukan, anda harus segera jual.
2. Anda bisa hold saham yang turun apabila saham anda adalah saham yang biasanya memiliki potensi rebound cepat. Atau hanya jika anda yakin harga saham anda akan kembali naik, cepat atau lama.
3. Tapi kalau anda sudah terlambat cut loss (harga saham anda sudah turun terlalu banyak) dan jika anda jual maka kerugiannya bisa sangat dan super besar, ya suka nggak suka anda hold saja sahamnya. Daripada anda jual sahamnya dan kerugian anda membengkak luar biasa (bahkan bisa menghabiskan modal trading anda), mendingan anda hold.
Dari ketiga pilihan, memang saya banyak menemukan trader yang akhirnya hold saham karena TERLAMBAT CUT LOSS (terlambat cut loss sudah pasti sahamnya akan nyangkut). Nah, terlambat cut loss ini bisa ada dua penyebab: Pertama, trader tidak terpikir memasang batasan cut loss. Kedua, trader memang nggak mau cut loss.
Nah kalau anda sekarang punya saham yang nyangkut sudah bertahun-tahun, atau saham anda nyangkut di harga langit dan sekarang sahamnya sudah terjun bebas, anggap saja saham yang nyangkut itu adalah biaya belajar anda di pasar saham. Toh, siapa tahu sahamnya sewaktu-waktu bisa balik naik lagi.
Dari pengalaman nyangkut ini, anda harus mulai belajar. Maksud saya, kalau anda sudah pengalaman nyangkut karena terlambat cut loss, anda tidak boleh "menambah" saham nyangkut lagi.
"Maksudnya gimana Bung Heze?" Tanya anda penasaran.
Artinya, saya menyarankan anda untuk melakukan EVALUASI apa yang menyebabkan saham anda nyangkut atau jika anda cut loss dalam jumlah besar, evaluasilah mengapa anda melakukan cut loss sebesar itu. Sehingga, anda nggak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari
Misalnya: Anda nyangkut di saham ENRG karena setelah reverse stock split anda nekad beli sahamnya dan sahamnya terjun bebas. Maka, anda jangan pernah lagi membeli saham-saham yang melakukan reverse stock split. Atau, jangan pernah lagi membeli saham-saham yang lapis tiga yang sering digoreng macam ENRG. Baca juga: Reverse Stock Split, Berdampak Buruk terhadap Harga Saham
Evaluasi lainnya bisa anda lakukan seperti ini: Misalnya anda cut loss di saham SSIA dalam jumlah besar karena ada orang lain yang bilang kalau SSIA akan naik kencang. Padahal kenyataannya SSIA turun terus, sehingga anda cut loss. Maka dari itu, jangan lagi trading dengan mengikuti sepenuhnya apa kata orang. Tradinglah menurut analisis anda sendiri.
Di dalam trading saham keputusan cut loss atau hold saham yang turun adalah 100% pilihan dan keputusan anda. Tetapi, dibalik semua itu anda perlu mengevaluasi mengapa saham yang nyangkut sehingga anda terpaksa hold dan mengapa anda sering cut loss.
Percayalah, dengan melakukan evaluasi ringan seperti ini, trading anda akan lebih baik dibandingkan jika anda terus mengulang kesalahan yang sama.
"Pak Heze, gimana nih saham ENRG harganya turun terus"
" Pak, INDF kok turun terus ya. Saya enaknya cut loss atau hold saja. Apakah ada peluang naik lagi?"
Dilema yang sering dihadapi trader adalah menentukan apakah harus cut loss atau hold saja saham yang dibeli jika harganya turun. Nah, jika anda membeli saham dan saham anda turun, ada beberapa pilihan / opsi yang bisa anda lakukan:
1. Anda harus cut loss secepat mungkin apabila anda memegang saham-saham yang tidak likuid (saham gorengan), atau anda membeli saham yang sebenarnya anda sama sekali tidak paham pola grafiknya. Dengan kata lain, anda hanya coba-coba atau ikutan orang lain. Maka saat harga saham anda turun kebatas cut loss yang anda tentukan, anda harus segera jual.
2. Anda bisa hold saham yang turun apabila saham anda adalah saham yang biasanya memiliki potensi rebound cepat. Atau hanya jika anda yakin harga saham anda akan kembali naik, cepat atau lama.
3. Tapi kalau anda sudah terlambat cut loss (harga saham anda sudah turun terlalu banyak) dan jika anda jual maka kerugiannya bisa sangat dan super besar, ya suka nggak suka anda hold saja sahamnya. Daripada anda jual sahamnya dan kerugian anda membengkak luar biasa (bahkan bisa menghabiskan modal trading anda), mendingan anda hold.
Dari ketiga pilihan, memang saya banyak menemukan trader yang akhirnya hold saham karena TERLAMBAT CUT LOSS (terlambat cut loss sudah pasti sahamnya akan nyangkut). Nah, terlambat cut loss ini bisa ada dua penyebab: Pertama, trader tidak terpikir memasang batasan cut loss. Kedua, trader memang nggak mau cut loss.
Nah kalau anda sekarang punya saham yang nyangkut sudah bertahun-tahun, atau saham anda nyangkut di harga langit dan sekarang sahamnya sudah terjun bebas, anggap saja saham yang nyangkut itu adalah biaya belajar anda di pasar saham. Toh, siapa tahu sahamnya sewaktu-waktu bisa balik naik lagi.
Dari pengalaman nyangkut ini, anda harus mulai belajar. Maksud saya, kalau anda sudah pengalaman nyangkut karena terlambat cut loss, anda tidak boleh "menambah" saham nyangkut lagi.
"Maksudnya gimana Bung Heze?" Tanya anda penasaran.
Artinya, saya menyarankan anda untuk melakukan EVALUASI apa yang menyebabkan saham anda nyangkut atau jika anda cut loss dalam jumlah besar, evaluasilah mengapa anda melakukan cut loss sebesar itu. Sehingga, anda nggak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari
Misalnya: Anda nyangkut di saham ENRG karena setelah reverse stock split anda nekad beli sahamnya dan sahamnya terjun bebas. Maka, anda jangan pernah lagi membeli saham-saham yang melakukan reverse stock split. Atau, jangan pernah lagi membeli saham-saham yang lapis tiga yang sering digoreng macam ENRG. Baca juga: Reverse Stock Split, Berdampak Buruk terhadap Harga Saham
Evaluasi lainnya bisa anda lakukan seperti ini: Misalnya anda cut loss di saham SSIA dalam jumlah besar karena ada orang lain yang bilang kalau SSIA akan naik kencang. Padahal kenyataannya SSIA turun terus, sehingga anda cut loss. Maka dari itu, jangan lagi trading dengan mengikuti sepenuhnya apa kata orang. Tradinglah menurut analisis anda sendiri.
Di dalam trading saham keputusan cut loss atau hold saham yang turun adalah 100% pilihan dan keputusan anda. Tetapi, dibalik semua itu anda perlu mengevaluasi mengapa saham yang nyangkut sehingga anda terpaksa hold dan mengapa anda sering cut loss.
Percayalah, dengan melakukan evaluasi ringan seperti ini, trading anda akan lebih baik dibandingkan jika anda terus mengulang kesalahan yang sama.
kalau masalah saham saya ndak paham sih mas
ReplyDelete