Pergerakan harga pasar saham dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah berita simpang siur. Berita itu bisa dibedakan menjadi fakta, opini dan/ atau rumor. Fakta berarti adalah sesuatu yang sudah terjadi dan bisa dibuktikan kebenarannya. Contoh: Laba PT A adalah sebesar Rp 500 miliar. Itu adalah fakta karena anda juga bisa melihat kebenarannya pada laporan keuangannya, dan pengumuman laba adalah disclosure perusahaan kepada publik.
Sedangkan opini adalah pendapat seseorang, korporasi atau instansi yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Opini akan berubah menjadi fakta kalau opini tersebut sudah benar2 direalisasikan.
Sebagai contoh, dikutip dari Kontan Online (6 Agustus 2017), diberitakan bahwa PT DOID Tbk berencana mengejar kontrak jangka panjang dari proyek 35.000 Megawatt. Hal ini dikarenakan pemerintah akan segera menyelesaikan mega proyek 35.000 mega watt, di mana hal ini akan membuat sektor batu bara akan kembali cemerlang lagi.
Perhatikan ada kata "berencana". Ini berarti masih bersifat opini dan belum terjadi. Opini ini akan terjadi ketika DOID memang sudah benar2 merealisasikan kontraknya. Nah, tapi kenyataannya ketika berita ini muncul harga saham DOID langsung naik 5% lebih dalam sehari!.
Contoh lain, PT Medco Energi (MEDC) dikabarkan akan mengakusisi Newmont. Kata "dikabarkan" ini sifatnya adalah opini bahkan mengarah pada rumor. Mengapa? Ya karena masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Tetapi ketika MEDC sudah benar-benar RESMI mengakuisisi Newmont, maka berita ini bukan lagi sekedar opini atau rumor, tapi sudah menjadi fakta.
Oke, lalu untuk apa saya menulis pos ini?
Dalam main saham anda harus pandai memilah rumor dan fakta. I mean, jangan jadi pemain latah. Terutama jika anda ingin nabung saham (investasi), jangan beranggapan bahwa rumor2 dan opini yang beredar bisa mengangkat harga sahamnya dalam jangka panjang. Toh, rumor tersebut belum tentu terjadi.
Demikian juga kalau anda adalah trader saham. Sebagai seorang trader, anda tidak harus mengikuti yang namanya fakta. Demikian juga anda tidak harus menghindari yang namanya rumor. Dan juga sebaliknya, anda tidak perlu terlalu menghindari fakta dan mengikuti rumor yang beredar.
"Apa maksudnya Bung Heze?" Tanya anda
Fakta bukanlah sesuatu yang dapat menaikkan harga saham dalam jangka pendek. Misalnya PT A menghasilkan kenaikan laba 120%. Belum tentu harga saham besok akan naik. Kalau anda terlalu percaya bahwa fakta memiliki korelasi positif dengan harga saham, anda kemungkinan besar akan sulit mencetak profit. Baca juga: Main Saham: Anda Pilih Untung atau Benar?
Demikian juga dengan rumor. Rumor bukanlah sesuatu yang buruk yang harus selalu anda hindari karena sifatnya yang belum pasti. Rumor bisa menaikkan harga saham secara signifikan dan anda ikut berpartisipasi membeli sahamnya, seperti contoh saham DOID yang saya paparkan tadi. Tahukah anda, di pasar saham juga ada istilah: Buy on Rumor, Sell on News. Tapi, rumor bisa juga nyaris tidak ada dampaknya terhadap harga saham.
Artinya sebagai seorang trader, anda juga harus pandai dalam membaca momentum yang tepat. Dalam trading saham, ada banyak cara untuk meraih profit. Sebagai pemain saham, anda harus bisa menentukan momennya.
Sedangkan opini adalah pendapat seseorang, korporasi atau instansi yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Opini akan berubah menjadi fakta kalau opini tersebut sudah benar2 direalisasikan.
Sebagai contoh, dikutip dari Kontan Online (6 Agustus 2017), diberitakan bahwa PT DOID Tbk berencana mengejar kontrak jangka panjang dari proyek 35.000 Megawatt. Hal ini dikarenakan pemerintah akan segera menyelesaikan mega proyek 35.000 mega watt, di mana hal ini akan membuat sektor batu bara akan kembali cemerlang lagi.
Perhatikan ada kata "berencana". Ini berarti masih bersifat opini dan belum terjadi. Opini ini akan terjadi ketika DOID memang sudah benar2 merealisasikan kontraknya. Nah, tapi kenyataannya ketika berita ini muncul harga saham DOID langsung naik 5% lebih dalam sehari!.
Contoh lain, PT Medco Energi (MEDC) dikabarkan akan mengakusisi Newmont. Kata "dikabarkan" ini sifatnya adalah opini bahkan mengarah pada rumor. Mengapa? Ya karena masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Tetapi ketika MEDC sudah benar-benar RESMI mengakuisisi Newmont, maka berita ini bukan lagi sekedar opini atau rumor, tapi sudah menjadi fakta.
Oke, lalu untuk apa saya menulis pos ini?
Dalam main saham anda harus pandai memilah rumor dan fakta. I mean, jangan jadi pemain latah. Terutama jika anda ingin nabung saham (investasi), jangan beranggapan bahwa rumor2 dan opini yang beredar bisa mengangkat harga sahamnya dalam jangka panjang. Toh, rumor tersebut belum tentu terjadi.
Demikian juga kalau anda adalah trader saham. Sebagai seorang trader, anda tidak harus mengikuti yang namanya fakta. Demikian juga anda tidak harus menghindari yang namanya rumor. Dan juga sebaliknya, anda tidak perlu terlalu menghindari fakta dan mengikuti rumor yang beredar.
"Apa maksudnya Bung Heze?" Tanya anda
Fakta bukanlah sesuatu yang dapat menaikkan harga saham dalam jangka pendek. Misalnya PT A menghasilkan kenaikan laba 120%. Belum tentu harga saham besok akan naik. Kalau anda terlalu percaya bahwa fakta memiliki korelasi positif dengan harga saham, anda kemungkinan besar akan sulit mencetak profit. Baca juga: Main Saham: Anda Pilih Untung atau Benar?
Demikian juga dengan rumor. Rumor bukanlah sesuatu yang buruk yang harus selalu anda hindari karena sifatnya yang belum pasti. Rumor bisa menaikkan harga saham secara signifikan dan anda ikut berpartisipasi membeli sahamnya, seperti contoh saham DOID yang saya paparkan tadi. Tahukah anda, di pasar saham juga ada istilah: Buy on Rumor, Sell on News. Tapi, rumor bisa juga nyaris tidak ada dampaknya terhadap harga saham.
Artinya sebagai seorang trader, anda juga harus pandai dalam membaca momentum yang tepat. Dalam trading saham, ada banyak cara untuk meraih profit. Sebagai pemain saham, anda harus bisa menentukan momennya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.