Masyarakat masih banyak yang menganggap pasar saham sebagai tempat gambling dan judi. Hal ini bisa jadi benar, tergantung anda melihat dan memperlakukan trading saham dari sudut pandang yang mana. Saya sendiri pernah membahas kaitan antara pasar saham dan judi disini: Apakah Saham itu Judi? - Part I dan Apakah Saham itu Judi? - Part II
Saya tidak bisa mengelak bahwa di pasar saham memang banyak "tangan-tangan kotor" yang bermain. Saya tidak bilang pasar saham judi, karena sekali itu tergantung dari persepsi dan tujuan trading anda masing-masing. Tapi pasar saham juga bukan tempat yang benar-benar "bersih" karena banyak permainan harga.
Hal ini menyebabkan terkadang harga saham tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Harga saham yang digoreng ini bisa jadi melibatkan banyak pihak, mulai dari orang dalam itu sendiri (insider trading), sampai melibatkan sekuritas-sekuritas besar. Saya kasih satu contoh konkrit di pasar saham permainan harga saham yang seringkali terjadi:
Orang dalam di perusahaan A ingin menggoreng harga sahamnya sendiri. Cara yang bisa dilakukan adalah menciptakan rumor, membuat berita-berita tertentu yang bisa meningkatkan rasa sentimen positif pelaku pasar terhadap saham A, sehingga pelaku pasar mulai notif dengan saham A ini.
Setelah itu, orang dalam perusahaan A akan mengajak dan bekerja sama dengan kantor sekuritas A, kantor sekuritas B, kantor sekuritas C untuk ikut menggoreng sahamnya dalam rentang waktu tertentu dan harga yang sudah disepakati. Misalnya disepakati untuk menggorang saham A dari harga 500 sampai harga 2.000 dalam kurun waktu 4 bulan.
Adanya transaksi perdagangan saham pada saham A yang melibatkan kantor sekuritas A, B, C dan orang dalam perusahaan yang sudah direncanakan untuk menggoreng saham setinggi langit ini disebut dengan TRANSAKSI SEMU.
Setelah harga saham digoreng sampai 2.000, harga saham kemudian akan dijatuhkan lagi sampai ke 500. Tujuannya adalah supaya bisa membeli lagi di harga bawah dan bisa menggoreng lagi. Disinilah kemudian banyak trader yang terjebak. Trader yang awalnya melihat harga saham bergerak naik dari 500 ke 800 akan mulai banyak yang ikut membeli sahamnya.
Kemudian saat harga saham naik ke 1.200, trader nggak mau jual sahamnya dan justru menambah modal lagi. Hingga harganya naik sampai 2.000, trader masih bersikeras tidak mau menjual dan suntik modal lagi.. Akhirnya, harga saham terjun bebas, dan disitulah banyak trader yang awalnya sudah profit malah jadi rugi, hingga modalnya benar-benar habis tanpa sisa. Dalam kasus yang lebih buruk, harga saham sama sekali nggak pernah kembali lagi ke harga awal.
Ada juga golongan trader yang 'terlambat masuk'. Saat harga sahamnya sudah di kisaran 2.000, trader baru membeli dalam jumlah besar dan ngarep saham akan naik. Ketika itu juga harga sahamnya langsung anjlok. Inilah salah satu penyebab yang sama temui mengapa banyak pemain saham yang bangkrut: Karena mereka cenderung gambling.
"Jadi apakah saya nggak boleh trading di saham-saham seperti ini Bung Heze?" Tanya anda
Ayolah, trading saham itu nggak kaku. Nggak ada yang melarang anda untuk membeli. Selama anda melihat ada kesempatan profit, anda bisa memanfaatkannya. Hanya saja, anda nggak boleh jadi seorang gambler di pasar saham. Artinya, kalau anda sudah profit anda tidak boleh serakah.
Kalau anda sudah paham risiko main saham, anda harus membatasinya. Kalau anda sudah paham harga saham tertentu sering digoreng, anda nggak boleh terus berharap.
Nah, anda sudah membaca sedikit dari seluk beluk di dunia saham. Anda sudah tahu bahwa di pasar saham pun ada yang namanya transaksi semu. Di pasar saham banyak bandar, berbeda dengan forex.
Maka dari itu, anda harus bisa mengelola psikologis anda dalam main saham dan anda harus mampu memanajemen modal anda dengan lebih bijaksana. Peluang mencetak profit akan selalu ada, tinggal bagaimana anda mengelola semuanya itu. Dan kalau anda nggak suka risiko yang besar, tradinglah di saham2 yang cenderung lebih aman.
Saya tidak bisa mengelak bahwa di pasar saham memang banyak "tangan-tangan kotor" yang bermain. Saya tidak bilang pasar saham judi, karena sekali itu tergantung dari persepsi dan tujuan trading anda masing-masing. Tapi pasar saham juga bukan tempat yang benar-benar "bersih" karena banyak permainan harga.
Hal ini menyebabkan terkadang harga saham tidak mencerminkan nilai fundamentalnya. Harga saham yang digoreng ini bisa jadi melibatkan banyak pihak, mulai dari orang dalam itu sendiri (insider trading), sampai melibatkan sekuritas-sekuritas besar. Saya kasih satu contoh konkrit di pasar saham permainan harga saham yang seringkali terjadi:
Orang dalam di perusahaan A ingin menggoreng harga sahamnya sendiri. Cara yang bisa dilakukan adalah menciptakan rumor, membuat berita-berita tertentu yang bisa meningkatkan rasa sentimen positif pelaku pasar terhadap saham A, sehingga pelaku pasar mulai notif dengan saham A ini.
Setelah itu, orang dalam perusahaan A akan mengajak dan bekerja sama dengan kantor sekuritas A, kantor sekuritas B, kantor sekuritas C untuk ikut menggoreng sahamnya dalam rentang waktu tertentu dan harga yang sudah disepakati. Misalnya disepakati untuk menggorang saham A dari harga 500 sampai harga 2.000 dalam kurun waktu 4 bulan.
Adanya transaksi perdagangan saham pada saham A yang melibatkan kantor sekuritas A, B, C dan orang dalam perusahaan yang sudah direncanakan untuk menggoreng saham setinggi langit ini disebut dengan TRANSAKSI SEMU.
Setelah harga saham digoreng sampai 2.000, harga saham kemudian akan dijatuhkan lagi sampai ke 500. Tujuannya adalah supaya bisa membeli lagi di harga bawah dan bisa menggoreng lagi. Disinilah kemudian banyak trader yang terjebak. Trader yang awalnya melihat harga saham bergerak naik dari 500 ke 800 akan mulai banyak yang ikut membeli sahamnya.
Kemudian saat harga saham naik ke 1.200, trader nggak mau jual sahamnya dan justru menambah modal lagi. Hingga harganya naik sampai 2.000, trader masih bersikeras tidak mau menjual dan suntik modal lagi.. Akhirnya, harga saham terjun bebas, dan disitulah banyak trader yang awalnya sudah profit malah jadi rugi, hingga modalnya benar-benar habis tanpa sisa. Dalam kasus yang lebih buruk, harga saham sama sekali nggak pernah kembali lagi ke harga awal.
Ada juga golongan trader yang 'terlambat masuk'. Saat harga sahamnya sudah di kisaran 2.000, trader baru membeli dalam jumlah besar dan ngarep saham akan naik. Ketika itu juga harga sahamnya langsung anjlok. Inilah salah satu penyebab yang sama temui mengapa banyak pemain saham yang bangkrut: Karena mereka cenderung gambling.
"Jadi apakah saya nggak boleh trading di saham-saham seperti ini Bung Heze?" Tanya anda
Ayolah, trading saham itu nggak kaku. Nggak ada yang melarang anda untuk membeli. Selama anda melihat ada kesempatan profit, anda bisa memanfaatkannya. Hanya saja, anda nggak boleh jadi seorang gambler di pasar saham. Artinya, kalau anda sudah profit anda tidak boleh serakah.
Kalau anda sudah paham risiko main saham, anda harus membatasinya. Kalau anda sudah paham harga saham tertentu sering digoreng, anda nggak boleh terus berharap.
Nah, anda sudah membaca sedikit dari seluk beluk di dunia saham. Anda sudah tahu bahwa di pasar saham pun ada yang namanya transaksi semu. Di pasar saham banyak bandar, berbeda dengan forex.
Maka dari itu, anda harus bisa mengelola psikologis anda dalam main saham dan anda harus mampu memanajemen modal anda dengan lebih bijaksana. Peluang mencetak profit akan selalu ada, tinggal bagaimana anda mengelola semuanya itu. Dan kalau anda nggak suka risiko yang besar, tradinglah di saham2 yang cenderung lebih aman.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.