Dahulu waktu saya masih awam di dunia saham, saya sering sekali mempelajari konsep-konsep penting trading dan investasi. Di berbagai sumber, saya selalu menemukan konsep yang mengatakan bahwa seorang trader tidak memerlukan analisis fundamental. Analisis fundamental diperlukan oleh seorang investor.
Sebenarnya saya sudah pernah membahas sedikit tentang hal tersebut. Anda bisa baca-baca lagi pos-nya disini: Seberapa Penting Price Earning Ratio (PER) untuk Trader?
Tapi bahasan di pos ini bukan hanya mencakup PER, namun juga mencakup analisis fundamental secara luas. Artinya kalau pertanyaan trader tersebut dijabarkan secara lebih luas, maka pertanyaannya akan menjadi seperti ini:
Peerlukah trader saham melihat informasi laba bersih perusahaan, rasio-rasio keuangan, prospek perusahaan, seberapa terkenal produk perusahaan, daya tahan perusahaan jangka panjang dan analisis fundamental lainnya?
Jawabannya perlu, tapi memang tidak semua jenis trader memerlukan analisis fundamental. Trader yang memerlukan perpaduan analisis teknikal dan analisis fundamental adalah jenis swing trader dan (terutama) mid term trader.
Hal ini dikarenakan kedua jenis trader tersebut tidak mengincar saham-saham yang volatil dan saham2 lapis tiga yang umumnya fundamentalnya kurang bagus. Seorang mid term trader mengincar saham2 yang harganya murah secara valuasi dan sahamnya diskon, serta perusahaan yang memang jelas kondisi fundamentalnya.
Kalau seorang swing dan mid term trader mengincar saham2 yang emitennya tidak memiliki fundamental yang oke, atau minimal produk perusahaan tersebut memang jelas, hal ini akan membahayakan trader. Mid term trader tidak banyak melakukan aktivitas trading, jadi mereka harus menyimpan saham yang bisa membuat trader aman.
Lalu, bagaimana dengan trader yang time frame-nya sekitar beberapa hari sampai 1 minggu saja? Saya rasa trader seperti ini tetap butuh analisis fundamental. Namun analisis fundamental yang dibutuhkan trader dengan time frame trading yang lebih pendek tidaklah sedalam mid term trader.
Trader yang orientasinya jangka pendek membutuhkan analisis fundamental hanya sekedar untuk memberikan 'rasa aman' dan 'psikologis yang lebih baik'. Hal ini juga berguna ketika saham yang anda beli ternyata turun, tapi anda terlambat cut loss, dan anda nggak berani cut loss.
Maka, akan lebih aman kalau anda menyimpan saham yang fundamentalnya baik, daripada saham yang kinerjanya tidak cemerlang. Karena kemungkinan besar, saham yang fundamentalnya baik, harganya akan balik naik lagi setelah turun drastis.
Itulah mengapa pada tulisan2 di web ini saya selalu menyarankan pada trader untuk menggunakan modal trading yang lebih besar pada saham2 blue chip, terutama yang trennya lagi naik.
Terutama kalau anda masih pemula dan anda memutuskan untuk trading dengan rentang waktu yang lebih pendek, maka incarlah saham2 yang setidaknya produk2nya sudah dikenal dengan baik, dan yang, tentu saja - sahamnya harus likuid. Sebagai contoh, saham Baca juga: Cara Membedakan Saham Likuid dan Saham Tidak Likuid
Lain halnya dengan seorang scalper, seorang scalper sama sekali tidak membutuhkan analisis fundamental. Justru sebaliknya, scalper mengincar saham2 lapis tiga yang sangat volatil. Dengan cara inilah scalper bisa mendapatkan keuntungan cepat dalam hitungan menit.
Itulah penjelasan mengenai 'Perlukan trader menggunakan analisis fundamental'? Sebagai trader, anda juga harus jeli memilih saham yang bagus secara fundamental, karena secara psikologis saham yang fundamentalnya bagus pergerakannya juga lebih baik daripada saham2 yang berfundamental buruk.
Hal ini dikarenakan kedua jenis trader tersebut tidak mengincar saham-saham yang volatil dan saham2 lapis tiga yang umumnya fundamentalnya kurang bagus. Seorang mid term trader mengincar saham2 yang harganya murah secara valuasi dan sahamnya diskon, serta perusahaan yang memang jelas kondisi fundamentalnya.
Kalau seorang swing dan mid term trader mengincar saham2 yang emitennya tidak memiliki fundamental yang oke, atau minimal produk perusahaan tersebut memang jelas, hal ini akan membahayakan trader. Mid term trader tidak banyak melakukan aktivitas trading, jadi mereka harus menyimpan saham yang bisa membuat trader aman.
Lalu, bagaimana dengan trader yang time frame-nya sekitar beberapa hari sampai 1 minggu saja? Saya rasa trader seperti ini tetap butuh analisis fundamental. Namun analisis fundamental yang dibutuhkan trader dengan time frame trading yang lebih pendek tidaklah sedalam mid term trader.
Trader yang orientasinya jangka pendek membutuhkan analisis fundamental hanya sekedar untuk memberikan 'rasa aman' dan 'psikologis yang lebih baik'. Hal ini juga berguna ketika saham yang anda beli ternyata turun, tapi anda terlambat cut loss, dan anda nggak berani cut loss.
Maka, akan lebih aman kalau anda menyimpan saham yang fundamentalnya baik, daripada saham yang kinerjanya tidak cemerlang. Karena kemungkinan besar, saham yang fundamentalnya baik, harganya akan balik naik lagi setelah turun drastis.
Itulah mengapa pada tulisan2 di web ini saya selalu menyarankan pada trader untuk menggunakan modal trading yang lebih besar pada saham2 blue chip, terutama yang trennya lagi naik.
Terutama kalau anda masih pemula dan anda memutuskan untuk trading dengan rentang waktu yang lebih pendek, maka incarlah saham2 yang setidaknya produk2nya sudah dikenal dengan baik, dan yang, tentu saja - sahamnya harus likuid. Sebagai contoh, saham Baca juga: Cara Membedakan Saham Likuid dan Saham Tidak Likuid
Lain halnya dengan seorang scalper, seorang scalper sama sekali tidak membutuhkan analisis fundamental. Justru sebaliknya, scalper mengincar saham2 lapis tiga yang sangat volatil. Dengan cara inilah scalper bisa mendapatkan keuntungan cepat dalam hitungan menit.
Itulah penjelasan mengenai 'Perlukan trader menggunakan analisis fundamental'? Sebagai trader, anda juga harus jeli memilih saham yang bagus secara fundamental, karena secara psikologis saham yang fundamentalnya bagus pergerakannya juga lebih baik daripada saham2 yang berfundamental buruk.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.