Saya pernah membaca diskusi dan pertanyaan dari salah satu forum saham, dan pertanyaannya cukup bagus menurut saya:
"Saya ada rencana untuk membeli saham blue chip. Saham ini rencanaya tidak saya jual seumur hidup dan mau saya wariskan ke anak saya. Target saya adalah saya dapat dividen terus, dan tidak peduli mau harga sahamnya naik atau turun. Apakah strategi ini salah?"
Dari sini ada 3 poin utama dari pertanyaan tersebut: Beli saham yang fundamentalnya sangat bagus dan sudah mapan, rutin dapat dividen, tidak jual saham seumur hidup. Ketiga poin ini nanti akan kita bahas lebih lanjut.
Sebelum saya membahas lebih lanjut saya akan ceritakan sedikit pengalaman penulis. Jujur saja, dulu penulis waktu pertama kali baca-baca informasi soal pembagian dividen, penulis baru tahu ternyata ada beberapa perusahaan blue chip yang rutin bagi dividen dengan nilai nominal yang jumbo.
Saat itu penulis punya pikiran yang sama persis: Kumpulin duit, beli saham blue chip, sahamnya nggak usah dijual lagi, duduk tenang dan dapat dividen.
Mulailah penulis berandai-andai: Kalau memang saya punya 1.000 lot saham, terus dapat dividen dari saham GGRM sebesar 250 per saham maka total dividen yang saya terima per tahun adalah Rp125 juta (belum potong pajak. Didapat dari 1.000 * 250 * 500).
[Catatan: Tahun 2008 dividen GGRM masih di 250, dan 1 lot adalah 500 lembar, bukan 100 lembar].
Artinya dalam sebulan saya bisa dapat duit sekitar Rp10 juta nggak ngapa-ngapain cuma duduk tenang terima dividen. Itupun setiap tahun pasti saham sekelas GGRM nilai dividennya naik. Duit Rp10 juta saat itu tentu adalah nominal yang sangat besar. Jadi, ngapain ya susah-susah trading saham yang risikonya besar? Begitu pikir saya waktu itu.
Namun karena waktu itu saya masih trading beberapa tahun, tentu saja saya memulai trading dengan modal kecil. Dan ternyata mencoba mengumpulkan modal untuk mendapatkan saham dengan jumlah lot besar bukanlah perkara yang mudah.
Sejak saat itu saya memutuskan untuk menekuni trading saja sampai mahir, daripada stress mikirin berjuang mendapatkan ribuan lot dengan modal yang masih terbatas hanya demi dividen.
Setelah modal penulis berkembang dan 'beranak-pinak', barulah penulis mulai mengalokasikan beberapa persen modal, untuk membeli saham dengan tujuan mendapatkan dividen.
Dari pengalaman penulis ini, saya bisa memberikan beberapa poin penting terkait rencana calon investor untuk membeli saham seumur hidup dan mendapat dividen.
Membeli saham demi mendapatkan dividen rutin untuk dividend for living bahkan untuk diwariskan pada anak sama sekali tidak salah. Justru cara ini adalah cara investasi saham yang paling dan sangat aman.
Perusahaan2 blue chip yang sudah sangat ternama selalu membagikan dividen baik dalam kondisi ekonomi bagus maupun lesu. Seperti tahun 2015 contohnya, emiten2 perbankan, UNVR tetap membagikan dividen yang besar.
Cara investasi ini bagus untuk anda yang konservatif, tidak mau ambil risiko besar, dan cenderung main aman. Jadi, anda nggak perlu pusing mikirin harga saham yang naik turun setiap hari, mikirin kapan harus jual, mikirin cut loss, mantau harga saham tiap hari.
Di satu sisi, memilih perusahaan blue chip yang rutin bagi dividen dan punya kinerja mapan itu nggak sulit kok. Saya kasih bocoran. Perusahaan2 besar seperti BBCA, BBRI, BBNI, UNVR, GGRM, ITMG, TLKM, JSMR, PTBA, tiap tahun selalu bagi dividen yang sangat besar.
Info2 perusahaan yang bagi dividen tiap tahun, bisa anda tanyakan di Mbah Google. Atau anda bisa baca pos saya disini: Daftar Perusahaan yang Rutin Membagi Dividen. Anda tinggal pilih salah satu atau beberapa perusahaan2 tersebut untuk diinvestasikan, lalu anda duduk tenang terima dividen. Nggak sulit kan?
Baca juga: Strategi Investasi Dividend for Living.
Namun nampaknya menerapkan strategi seperti ini juga tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada 2 risiko kalau anda memutuskan untuk menerapkan strategi investasi ini.
1. Modal anda
Sekalipun perusahaan tertentu membagikan dividen besar, tapi nilai dividen yang anda terima tetaplah kecil jika anda cuma pegang saham 10 lot. Bahkan anda pegang saham 200 lot pun, jumlah dividen yang anda terima tetap kecil.
Supaya anda percaya, saya kasih contoh. Saya ambil contoh perusahaan yang paling sering dan salah satu yang paling besar bagi dividen, yaitu ITMG. Katakanlah ITMG bagi dividen Rp1.000 per saham. Nah, kalau anda pegang ITMG 200 lot, maka dividen yang anda terima adalah sebesar Rp20 juta per tahun. Berarti per bulan, anda terima uang Rp1,6 juta saja belum dipotong pajak.
Apakah anda bisa hidup hanya dengan uang Rp1,6 juta per bulan? Well, rasanya sih di zaman now ini kebutuhan serba mahal. Tentu akan sangat sulit jika anda hanya mengandalkan uang Rp1,6 juta untuk memenuhi kebutuhan hidup apalagi jika anda sudah berkeluarga.
So, sebelum anda memutuskan mau dividend for living, anda harus bisa jawab pertanyaan ini pada diri anda sendiri: "Berapa kebutuhan saya setiap bulan, termasuk target uang yang bisa anda tabung setiap bulan?"
Kalau anda bisa jawab pertanyaan ini, anda akan tahu target anda. Sebagai contoh, setelah anda menghitung, anda butuh biaya Rp10 juta per bulan untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup, termasuk uang yang bisa anda tabung dan kebutuhan darurat.
Kemudian anda memutuskan untuk membeli saham ITMG dengan tujuan dapat dividen. Maka, anda setidaknya harus punya minimal 1.350 lot saham ITMG (setelah nilai dividen anda dipotong pajak 10%).
Masalah belum selesai sampai disini. Untuk mendapatkan jumlah 1.350 lot itu, apakah anda sudah ada modalnya? Katakanlah harga saham ITMG sekarang adalah 29.000. Itu artinya anda butuh duit sebesar kurang lebih Rp3,9 miliar!!! Rp3,9 miliar itu bukan uang kecil bosss..
Ini harus anda pertimbangkan lagi. Jadi kalau anda nggak punya modal besar, ujung2nya anda hanya bisa berandai-andai seperti saya dulu.
Anda memang bisa menggunakan sistem nabung saham. Namun kalau anda setiap bulan setor modal hanya Rp500 ribu, tentu saja uang Rp3,9 miliar akan sangat sulit tercapai.
2. Mental sebagai investor
Kembali lagi ke paragraf ketiga pos ini, salah satu poin penting dari pertanyaan seorang rekan tersebut adalah: "Tidak jual saham seumur hidup". Artinya, mau sahamnya naik sebanyak apapun, atau turun sebanyak apapun, investor bersikukuh tidak akan jual sahamnya.
Namun kebanyakan yang sering saya jumpai, banyak sekali investor yang sudah tidak tahan mental. Contohnya, flashback ketika market crash tahun 2015. Sebelum market crash, banyak saham yang beterbangan. Disitulah banyak para investor yang membangga-banggakan saham blue chip.
Mereka tidak mau jual sahamnya sampai jangka waktu 5 tahun, bahkan seumur hidup karena lihat pergerakan blue chip yang terus menanjak. Giliran market down tahun 2015, ternyata banyaaaakkk sekali investor yang akhirnya nggak kuat mental juga, karena saham2 blue chip ini turunnya paling banyak.
Contoh lainnya, kalau saat itu market lagi ijo royo-royo, lalu saham blue chip yang anda pegang cuma naik 3-4% saja. Sedangkan di saat yang bersamaan saham2 mining sedang kebanjiran sentimen2 positif.
Alhasil, mayoritas saham mining langsung naik 30% hanya dalam satu bulan saja. Apakah anda yakin anda nggak akan tergoda untuk memindahkan saham anda? Karena secara risiko saham blue chip memang lebih rendah, tapi returnnya juga tidak setinggi saham2 yang fluktuatif terutama untuk jangka pendek.
Apabila ternyata mental anda tidak kuat, lalu anda jadi suka pindah-pindah saham, hal ini justru tidak baik untuk perkembangan profit anda.
Ok that's it.. Saya rasa anda sudah menangkap inti tulisan saya panjang lebar di pos ini. Namun ada baiknya saya simpulkan sedikit saja..
Jadi kalau anda ingin simpan saham untuk seumur hidup, warisan, dan dapat dividen tiap tahun maka langkah awal yang harus anda lakukan adalah pilih saham yang bagus / blue chip yang rutin bagi dividen.
Setelah itu, lihatlah kemampuan modal dan kebutuhan anda. Kalau kemampuan modal anda masih jauh sekali dari kebutuhan anda, maka lebih baik anda trading saham / nabung saham jika memungkinkan.
Faktor lain yang tidak kalah penting bukan hanya modal, tapi psikologis anda. Siapkah psikologis anda menerima harga saham anda yang jatuh di waktu tertentu? Siapkah anda tidak menjual saham walaupun ada saham lain yang menawarkan potensial return yang juauhh lebih tinggi?
Kalau anda bisa "mengatasi" semuanya, maka anda selain anda bisa memiliki perusahaan berfundamental bagus, anda bisa dividend for living, dan anda pun bisa makan tidur dengan tenang (tidak perlu bingung menjual saham).
sore bapak/ibu saya mau tanya kalau deviden saham itu kalau cair masuk rekening saham kan? trus kalau kita mau ambil itu bisa dicairkan langsung dengan rek.saham atau harus di alihkan ke rek.bank dulu .
ReplyDeleteterimaksih
Selamat sore..
DeleteDividen ketika cair akan masuk rekening saham (RDN). Kalau mau cairkan / withdraw ke bank lokal / ATM, bisa langsung tarik lewat rekening saham (di software online) ke rekening bank.