Salah satu strategi trading saham yang cukup populer adalah strategi BUY ON WEAKNESS (BOW). Istilah buy on weakness biasanya akan sering anda dengar ketika para broker, analis sekuritas, media-media masa sedang merekomendasikan saham kepada nasabah / trader.
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, apa sih buy on weakness itu? Secara sederhana, strategi trading buy on weakness artinya membeli saham ketika harganya sudah turun mencapai level support tertentu dan sudah cenderung aman untuk dibeli.
Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, apa sih buy on weakness itu? Secara sederhana, strategi trading buy on weakness artinya membeli saham ketika harganya sudah turun mencapai level support tertentu dan sudah cenderung aman untuk dibeli.
[Pelajari juga cara-cara membaca dan menganalisa saham yang sudah murah & diskon secara teknikal yang berpotensi naik disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.]
Jadi, buy on weakness ini ibaratnya membeli saham yang harganya diskon. Selama ini ada banyak strategi trading yang sering diterapkan trader misalnya membeli saham setelah breakout, membeli saham yang sedang naik tinggi, atau bahkan membeli saham dalam kondisi sideways. Baca juga: 3 Strategi Trading Pada Saham Sideways.
Buy on weakness adalah strategi yang paling sering saya terapkan, dan berdasarkan pengalaman saya, buy on weakness ini adalah strategi yang cukup aman dibandingkan beli saham saat breakout atau beli saham saat harganya sudah naik.
Mengapa demikian? Beli saham di harga diskon, potensi naiknya lebih besar. Saya tidak akan menjawab potensi naiknya sampai berapa lama (setiap time frame trading setiap orang juga berbeda-beda). Namun, buy on weakness ini memang cukup bagus untuk trading jangka pendek.
Buy on weakness bukan berarti tidak ada risiko. Risiko yang paling utama dari strategi ini adalah kalau ternyata setelah anda beli di support, harga sahamnya malah jebol lagi dari supportnya. Atau, setelah dibeli ternyata sahamnya sideways cukup lama. Jadi, buy on weakness harus anda lakukan kalau anda yakin jika saham tersebut memang sedang diskon dan cenderung aman untuk trading.
Dari statement saya ini, anda pasti bertanya: Pak Heze, memangnya gimana caranya kita tahu kalau saham itu sudah di harga support dan cenderung aman?
Pertama, anda harus bisa membaca tren. Anda harus bisa membedakan saham mana yang memang sedang downtrend, dalam arti sahamnya sedang jelek, dan saham yang memang benar2 diskon dan ada peluang rebound. Saham yang cenderung downtrend terus tanpa ada kekuatan rebound, inilah yang berisiko. Jadi, sebaiknya anda hindari.
Kedua, anda harus memastikan bahwa saham yang mau anda beli menggunakan strategi BOW ini adalah saham yang memang cenderung likuid dan sedang tidak ada berita-berita buruk tentang fundamental perusahaan.
Jadi, koreksinya adalah murni karena teknikal, karena harga sahamnya sudah ketinggan sebelumnya. Sedikit bocoran dari saya ,pada umumnya, buy on weakness ini cukup ampuh diterapkan pada saham2 blue chip atau LQ45 yang sedang diskon gede.
Ketiga, carilah saham-saham yang memang koreksi dan sedang ada pertanda rebound.
Setiap orang memang bisa memiliki interpretasi berbeda-beda terhadap saham. Maksud saya, persepsi orang tentang "saham koreksi dan cenderung aman" itu bisa berbeda. Namun, ketiga poin yang saya tuliskan itu bisa menjadi dasar anda untuk menerapkan BOW.
Karena yang namanya diskon, orang pasti akan cenderung mengincar barang2 yang lagi murah. Itulah kelebihan strategi BOW. Jadi, ketika terjadi akumulasi atau beli langsung secara gede2an oleh para trader, harga saham bisa berpotensi naik.
Sedangkan salah satu strategi buy on breakout yang juga sering digandrungi trader, terkadang tidak saya rekomendasikan. Saya pernah membahasnya disini: Breakout Saham: True Breakout dan False Breakout.
Demikian juga dengan strategi beli saham saat harganya sedang naik. Cara ini sangat berbahaya. Anda bisa baca-baca lagi artikel saya disini: Beli Saham di Harga Tinggi: Faktor Fear dan Rasional
Lalu, bagaimana dengan strategi trading buy on weakness, sell on strengh (BOW SOS)?
Yap, strategi ini juga sering direkomendasikan oleh para pakar, analis, broker. Nah, terkait BOW SOS ini nanti akan saya bahas di pos tersendiri.. Saat ini masih saya godok tulisannya...
Sekali lagi, tidak ada cara absolut di pasar saham. Tapi jalan menuju roma (dapet profit) itu banyak, salah satunya ya menerapkan buy on weakness ini.. Anda tinggal menerapkan dan mempraktikannya.
Jadi, buy on weakness ini ibaratnya membeli saham yang harganya diskon. Selama ini ada banyak strategi trading yang sering diterapkan trader misalnya membeli saham setelah breakout, membeli saham yang sedang naik tinggi, atau bahkan membeli saham dalam kondisi sideways. Baca juga: 3 Strategi Trading Pada Saham Sideways.
Buy on weakness adalah strategi yang paling sering saya terapkan, dan berdasarkan pengalaman saya, buy on weakness ini adalah strategi yang cukup aman dibandingkan beli saham saat breakout atau beli saham saat harganya sudah naik.
Mengapa demikian? Beli saham di harga diskon, potensi naiknya lebih besar. Saya tidak akan menjawab potensi naiknya sampai berapa lama (setiap time frame trading setiap orang juga berbeda-beda). Namun, buy on weakness ini memang cukup bagus untuk trading jangka pendek.
Buy on weakness bukan berarti tidak ada risiko. Risiko yang paling utama dari strategi ini adalah kalau ternyata setelah anda beli di support, harga sahamnya malah jebol lagi dari supportnya. Atau, setelah dibeli ternyata sahamnya sideways cukup lama. Jadi, buy on weakness harus anda lakukan kalau anda yakin jika saham tersebut memang sedang diskon dan cenderung aman untuk trading.
Dari statement saya ini, anda pasti bertanya: Pak Heze, memangnya gimana caranya kita tahu kalau saham itu sudah di harga support dan cenderung aman?
Pertama, anda harus bisa membaca tren. Anda harus bisa membedakan saham mana yang memang sedang downtrend, dalam arti sahamnya sedang jelek, dan saham yang memang benar2 diskon dan ada peluang rebound. Saham yang cenderung downtrend terus tanpa ada kekuatan rebound, inilah yang berisiko. Jadi, sebaiknya anda hindari.
Kedua, anda harus memastikan bahwa saham yang mau anda beli menggunakan strategi BOW ini adalah saham yang memang cenderung likuid dan sedang tidak ada berita-berita buruk tentang fundamental perusahaan.
Jadi, koreksinya adalah murni karena teknikal, karena harga sahamnya sudah ketinggan sebelumnya. Sedikit bocoran dari saya ,pada umumnya, buy on weakness ini cukup ampuh diterapkan pada saham2 blue chip atau LQ45 yang sedang diskon gede.
Ketiga, carilah saham-saham yang memang koreksi dan sedang ada pertanda rebound.
Contoh saham diskon
Setiap orang memang bisa memiliki interpretasi berbeda-beda terhadap saham. Maksud saya, persepsi orang tentang "saham koreksi dan cenderung aman" itu bisa berbeda. Namun, ketiga poin yang saya tuliskan itu bisa menjadi dasar anda untuk menerapkan BOW.
Karena yang namanya diskon, orang pasti akan cenderung mengincar barang2 yang lagi murah. Itulah kelebihan strategi BOW. Jadi, ketika terjadi akumulasi atau beli langsung secara gede2an oleh para trader, harga saham bisa berpotensi naik.
Sedangkan salah satu strategi buy on breakout yang juga sering digandrungi trader, terkadang tidak saya rekomendasikan. Saya pernah membahasnya disini: Breakout Saham: True Breakout dan False Breakout.
Demikian juga dengan strategi beli saham saat harganya sedang naik. Cara ini sangat berbahaya. Anda bisa baca-baca lagi artikel saya disini: Beli Saham di Harga Tinggi: Faktor Fear dan Rasional
Lalu, bagaimana dengan strategi trading buy on weakness, sell on strengh (BOW SOS)?
Yap, strategi ini juga sering direkomendasikan oleh para pakar, analis, broker. Nah, terkait BOW SOS ini nanti akan saya bahas di pos tersendiri.. Saat ini masih saya godok tulisannya...
Sekali lagi, tidak ada cara absolut di pasar saham. Tapi jalan menuju roma (dapet profit) itu banyak, salah satunya ya menerapkan buy on weakness ini.. Anda tinggal menerapkan dan mempraktikannya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.