Para trader biasanya cenderung mengukur kesuksesan trading saham dari berapa besarnya modal yang digunakan. Itulah mengapa saya sering mendapat pertanyaan dari rekan-rekan:
"Pak Heze kalau mau jadi full time trader, berapa modal minimal yang diperlukan?"
"Pak, minimal kita butuh modal berapa untuk mencapai profit yang besar?"
"Bung Heze modal tradingnya berapa untuk mencapai target profit sebulan?"
Pertanyaan-pertanyaan ini seolah menekankan bahwa modal alias duit adalah hal utama untuk menuju kesukesan trading. Memang benar, besar kecilnya modal bisa jadi menentukan besar kecilnya anda dalam mendapatkan profit.
"Pak Heze kalau mau jadi full time trader, berapa modal minimal yang diperlukan?"
"Pak, minimal kita butuh modal berapa untuk mencapai profit yang besar?"
"Bung Heze modal tradingnya berapa untuk mencapai target profit sebulan?"
Pertanyaan-pertanyaan ini seolah menekankan bahwa modal alias duit adalah hal utama untuk menuju kesukesan trading. Memang benar, besar kecilnya modal bisa jadi menentukan besar kecilnya anda dalam mendapatkan profit.
Sebagai contoh, apakah anda ingin jadi full time trader / investor? Fyi, seorang full time trader atau full time investor, jujur saja, harus membutuhkan modal diatas Rp500 juta untuk bisa menjalani profesi tersebut.
Kalau seseorang modalnya cuma Rp50 juta, Rp100 juta apalagi anda sudah berkeluarga, maka risikonya cukup besar. Jika anda belum berkeluarga sih, kemungkinan masih oke-oke saja, tergantung pada kebutuhan anda juga.
Namun modal bukanlah satu-satunya ukuran utama untuk mencapai besar kecilnya profit, ada satu hal yang menentukan sukses tidaknya anda di pasar saham. And yes, anda pasti sudah bisa menebak jawabannya: Pengalaman.
Pengalaman bukan hanya berbicara soal waktu, bukan hanya soal berapa lama anda sudah main saham. Namun, pengalaman berbicara tentang kemampuan anda dalam menganalisis saham.
Apabila anda sudah trading saham selama 10 tahun, tapi anda masih gampang panik, suka membeli saham yang nggak jelas, mudah terpengaruh euforia pasar, tidak tahu apa itu trading plan, tidak bisa mengelola emosi, maka anda tetaplah seorang pemula.
Di pos ini: Sudah Pengalaman Main Saham, Berapa Profit Ideal Sebulan? Saya memang menuliskan bahwa seseorang yang sudah trading minimal 3 tahun, umumnya lebih mampu mengelola psikologis dibandingkan yang masih trading 1-2 tahun, bahkan kurang.
Namun sekali lagi, hal ini juga bukan jaminan pasti seseorang akan lebih baik jika sudah trading diatas 3 tahun. Jadi, sesungguhnya pengalaman main itu bukan hanya diukur dari lamanya anda trading, namun dari apa yang sudah anda peroleh di pasar saham.
Berdasarkan pengalaman saya main saham, saya bisa menyimpulkan seseorang dikatakan berpengalaman apabila:
1. Mampu mengelola emosi dengan baik (tidak mudah panik saat saham turun, tidak mudah euforia dan merasa "fly" saat saham sedang naik).
2. Tahu mengapa membeli saham (bukan membeli saham yang tidak jelas yang mudah terbang dengan cepat dan anjlok seketika, dan gambling).
3. Anda sudah pernah menghadapi kondisi pasar saham yang super bullish dan euforia. Anda juga sudah pernah menghadapi kondisi IHSG yang super lesu.
4. Anda sudah bisa menyusun trading plan dan paling tidak anda sudah bisa melaksanakannya.
5. Anda tahu kapan harus membeli saham, dan anda tahu kapan harus menjual saham (tidak menjadi investor dadakan misalnya).
6. Tidak mudah terpengaruh omongan-omongan 'pakar', apalagi 'pakar-pakar' palsu dan 'pakar' dadakan. Artinya, anda punya pendirian terhadap analisa anda sendiri.
7. Anda tidak menyalahkan market, broker, teman anda ketika anda menghadapi kondisi market yang tidak sesuai harapan.
Itulah ketujuh yang bisa menentukan apakah seseorang sudah berpengalaman main saham atau belum. Ketujuh poin ini harus anda miliki.
Dengan memiliki ketujuh poin ini, tidak ada jaminan anda tidak akan pernah mengalami rugi dan salah prediksi. Namun dengan ketujuh poin ini, cara pandang anda, ketepatan analisa anda akan jauh lebih teruji.
Kalau anda merasa masih jauh dari syarat-syarat tersebut, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah terus belajar saham dan praktik.
Dari ketujuh poin ini anda juga sudah bisa menjawab pertanyaan anda sendiri: "sampai dimana pengalaman main saham saya?"
Kalau seseorang modalnya cuma Rp50 juta, Rp100 juta apalagi anda sudah berkeluarga, maka risikonya cukup besar. Jika anda belum berkeluarga sih, kemungkinan masih oke-oke saja, tergantung pada kebutuhan anda juga.
Namun modal bukanlah satu-satunya ukuran utama untuk mencapai besar kecilnya profit, ada satu hal yang menentukan sukses tidaknya anda di pasar saham. And yes, anda pasti sudah bisa menebak jawabannya: Pengalaman.
Pengalaman bukan hanya berbicara soal waktu, bukan hanya soal berapa lama anda sudah main saham. Namun, pengalaman berbicara tentang kemampuan anda dalam menganalisis saham.
Apabila anda sudah trading saham selama 10 tahun, tapi anda masih gampang panik, suka membeli saham yang nggak jelas, mudah terpengaruh euforia pasar, tidak tahu apa itu trading plan, tidak bisa mengelola emosi, maka anda tetaplah seorang pemula.
Di pos ini: Sudah Pengalaman Main Saham, Berapa Profit Ideal Sebulan? Saya memang menuliskan bahwa seseorang yang sudah trading minimal 3 tahun, umumnya lebih mampu mengelola psikologis dibandingkan yang masih trading 1-2 tahun, bahkan kurang.
Namun sekali lagi, hal ini juga bukan jaminan pasti seseorang akan lebih baik jika sudah trading diatas 3 tahun. Jadi, sesungguhnya pengalaman main itu bukan hanya diukur dari lamanya anda trading, namun dari apa yang sudah anda peroleh di pasar saham.
Berdasarkan pengalaman saya main saham, saya bisa menyimpulkan seseorang dikatakan berpengalaman apabila:
1. Mampu mengelola emosi dengan baik (tidak mudah panik saat saham turun, tidak mudah euforia dan merasa "fly" saat saham sedang naik).
2. Tahu mengapa membeli saham (bukan membeli saham yang tidak jelas yang mudah terbang dengan cepat dan anjlok seketika, dan gambling).
3. Anda sudah pernah menghadapi kondisi pasar saham yang super bullish dan euforia. Anda juga sudah pernah menghadapi kondisi IHSG yang super lesu.
4. Anda sudah bisa menyusun trading plan dan paling tidak anda sudah bisa melaksanakannya.
5. Anda tahu kapan harus membeli saham, dan anda tahu kapan harus menjual saham (tidak menjadi investor dadakan misalnya).
6. Tidak mudah terpengaruh omongan-omongan 'pakar', apalagi 'pakar-pakar' palsu dan 'pakar' dadakan. Artinya, anda punya pendirian terhadap analisa anda sendiri.
7. Anda tidak menyalahkan market, broker, teman anda ketika anda menghadapi kondisi market yang tidak sesuai harapan.
Itulah ketujuh yang bisa menentukan apakah seseorang sudah berpengalaman main saham atau belum. Ketujuh poin ini harus anda miliki.
Dengan memiliki ketujuh poin ini, tidak ada jaminan anda tidak akan pernah mengalami rugi dan salah prediksi. Namun dengan ketujuh poin ini, cara pandang anda, ketepatan analisa anda akan jauh lebih teruji.
Kalau anda merasa masih jauh dari syarat-syarat tersebut, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah terus belajar saham dan praktik.
Dari ketujuh poin ini anda juga sudah bisa menjawab pertanyaan anda sendiri: "sampai dimana pengalaman main saham saya?"
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.