Pasar saham kita sebenarnya cenderung semakin menarik karena semakin banyak perusahaan2 go private yang memilih untuk jadi go public. Dan perusahaan2 ternama seperti air minum Cleo (kode sahamnya: CLEO) juga sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek.
Kemudian, perusahaan Go-Jek juga mulai berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek. Tentu, dengan banyaknya emiten yang IPO, pilihan saham untuk trading semakin banyak. Nah, tapi yang akan jadi fokus kita di pos ini bukan seberapa banyak pilihan saham untuk trader, namun yang kita bahas adalah pergerakan saham2 baru pasca melantai di BEI.
Seperti yang pernah saya bahas di beberapa analisis pos web ini, saham2 IPO cenderung mengalami kenaikan yang cepat dalam waktu singkat. Dan sebaliknya, penurunannya juga berbanding lurus dengan kenaikannya. You know what i mean...
Tetapi nggak menutup kemungkinan ada beberapa saham IPO yang harganya melejit kencang bahkan dalam rentang mid term - 1 tahun. Saya jadi teringat, pernah ada salah seorang trader bertanya pada saya:
"Bung Heze, saham TOPS baru saja IPO. Prospeknya bagus itu buat beberapa bulan kedepan. Saya pingin hold saham TOPS"
Entah apa yang mendasari analisis tersebut, tapi kenyataannya TOPS memang naik terus mulai dari harga 460 sampai 4.700 dalam kurun waktu 8 bulan. Dan kenaikan TOPS ini pastinya jauh lebih kencang dari saham2 lain, bahkan dibandingkan saham2 blue chip yang saat itu juga sedang uptrend.
Trader yang memegang saham TOPS ini, pasti akan mendapat untung yang bukan cuman besar, tapi juga cepat.. Jadi meksipun, katankanlah trader beli TOPS di harga 600-an dan jualnya di 3.500, maka profitnya udah berlipat-lipat..
Karena beberapa saham IPO memang bisa naik kencang, disinilah banyak trader yang suka dengan saham yang baru IPO, karena potensial returnnya tinggi. Yang jadi persoalan selanjutnya, kita tidak akan tahu pasti apakah saham-saham yang IPO itu akan naik kencang, atau harganya drop.
Dari banyak praktik yang saya lihat, justru sebagian besar saham2 IPO harganya tidak bergerak sesuai harapan. Banyak saham IPO yang digadang-gadang investor akan naik kencang, namun kenyataannya justru sebaliknya.
Sebagai contoh saham WSBP menjadi primadona para trader ketika WSBP akan mencatatkan sahamnya. Banyak yang mengatakan WSBP akan ke 1.000, WSBP akan naik dalam watu cepat, harga wajarnya 2 kali harga IPO-nya bla bla bla... Namun tren WSBP ternyata tidak seperti yang diharapkan. Dan disinilah mulai banyak trader yang nyangkut, menyalahkan analis, menyalahkan bandar..
Kemudian ada pula Prodia (PRDA) yang dahulu digadang-gadang menjadi saham yang moncer. Namun, fakta yang terjadi justru sebaliknya. Contoh lainnya yang diprediksi harga sahamnya akan cemerlang adalah Cikarang Listrindo (POWR). And,, masih banyak contoh2 lainnya..
Jika anda perhatikan, justru banyak saham IPO yang jadi saham gorengan, dan saham IPO yang ujung2nya kembali tidak likuid.
Nah, kalaupun ada contoh seperti TOPS tadi, saya rasa contoh seperti itu tidak banyak. Selain itu, seperti yang saya katakan tadi, kita juga tidak bisa memastikan saham2 IPO tersebut akan naik sampai harga berapa, kurun waktu berapa lama dan potensial returnnya berapa..
90% lebih trader yang nekad memilih saham2 IPO dengan tujuan mengincar keuntungan besar dan singkat, ujung2nya malah jadi nyangkutersss. Hal ini sudah terbukti karena banyak trader yang bertanya pada saya gimana cara lepas dari saham2 yang nyangkut (ternyata saham yang dibeli rata2 adalah saham yang baru IPO beberapa hari).
Itulah mengapa di pos ini: Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public, saya menyarankan khususnya pada PEMULA, agar sebisa mungkin menghindari membeli saham2 IPO
"Jadi Pak Heze, apakah bisa nggak bisa untung gede dari saham IPO?" Tanya anda semakin penasaran
Semua kemungkinan di pasar saham akan selalu ada. Artinya, anda bisa mendapatkan untung besar dari saham IPO, baik untuk jangka yang sangat pendek (scalping), intraday hingga mid-term. Namun, anda harus memiliki dasar analisis yang kuat.
Jangan membeli saham hanya karena saham tersebut kelihatannya banyak dibicarakan, atau anda hanya mau dapat instant cash.
Untuk saham2 IPO, saya pribadi lebih cenderung untuk mentradingkan jangka pendek, kecuali jika anda memiliki alasan / dasar analisis yang kuat untuk membeli saham IPO dan disimpan, anda bisa menyimpan saham2 IPO. Saya beri satu contoh analisis yang pernah saya terapkan ketika saham PPRO melantai di Bursa.
Saya menyimpan PPRO yang baru melantai karena saya melihat PPRO secara valuasi masih murah, pasar saham sudah ada tanda2 bullish (dari resesi 2015), dan saham PPRO sedang ramai peminat (bid-offer). Karena dasar pertimbangan itulah, saya membeli PPRO dan menyimpan 5-6 bulan.
Kemudian, perusahaan Go-Jek juga mulai berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek. Tentu, dengan banyaknya emiten yang IPO, pilihan saham untuk trading semakin banyak. Nah, tapi yang akan jadi fokus kita di pos ini bukan seberapa banyak pilihan saham untuk trader, namun yang kita bahas adalah pergerakan saham2 baru pasca melantai di BEI.
Seperti yang pernah saya bahas di beberapa analisis pos web ini, saham2 IPO cenderung mengalami kenaikan yang cepat dalam waktu singkat. Dan sebaliknya, penurunannya juga berbanding lurus dengan kenaikannya. You know what i mean...
Tetapi nggak menutup kemungkinan ada beberapa saham IPO yang harganya melejit kencang bahkan dalam rentang mid term - 1 tahun. Saya jadi teringat, pernah ada salah seorang trader bertanya pada saya:
"Bung Heze, saham TOPS baru saja IPO. Prospeknya bagus itu buat beberapa bulan kedepan. Saya pingin hold saham TOPS"
Entah apa yang mendasari analisis tersebut, tapi kenyataannya TOPS memang naik terus mulai dari harga 460 sampai 4.700 dalam kurun waktu 8 bulan. Dan kenaikan TOPS ini pastinya jauh lebih kencang dari saham2 lain, bahkan dibandingkan saham2 blue chip yang saat itu juga sedang uptrend.
Saham TOPS naik kencang
Trader yang memegang saham TOPS ini, pasti akan mendapat untung yang bukan cuman besar, tapi juga cepat.. Jadi meksipun, katankanlah trader beli TOPS di harga 600-an dan jualnya di 3.500, maka profitnya udah berlipat-lipat..
Karena beberapa saham IPO memang bisa naik kencang, disinilah banyak trader yang suka dengan saham yang baru IPO, karena potensial returnnya tinggi. Yang jadi persoalan selanjutnya, kita tidak akan tahu pasti apakah saham-saham yang IPO itu akan naik kencang, atau harganya drop.
Dari banyak praktik yang saya lihat, justru sebagian besar saham2 IPO harganya tidak bergerak sesuai harapan. Banyak saham IPO yang digadang-gadang investor akan naik kencang, namun kenyataannya justru sebaliknya.
Sebagai contoh saham WSBP menjadi primadona para trader ketika WSBP akan mencatatkan sahamnya. Banyak yang mengatakan WSBP akan ke 1.000, WSBP akan naik dalam watu cepat, harga wajarnya 2 kali harga IPO-nya bla bla bla... Namun tren WSBP ternyata tidak seperti yang diharapkan. Dan disinilah mulai banyak trader yang nyangkut, menyalahkan analis, menyalahkan bandar..
Kemudian ada pula Prodia (PRDA) yang dahulu digadang-gadang menjadi saham yang moncer. Namun, fakta yang terjadi justru sebaliknya. Contoh lainnya yang diprediksi harga sahamnya akan cemerlang adalah Cikarang Listrindo (POWR). And,, masih banyak contoh2 lainnya..
Jika anda perhatikan, justru banyak saham IPO yang jadi saham gorengan, dan saham IPO yang ujung2nya kembali tidak likuid.
Nah, kalaupun ada contoh seperti TOPS tadi, saya rasa contoh seperti itu tidak banyak. Selain itu, seperti yang saya katakan tadi, kita juga tidak bisa memastikan saham2 IPO tersebut akan naik sampai harga berapa, kurun waktu berapa lama dan potensial returnnya berapa..
90% lebih trader yang nekad memilih saham2 IPO dengan tujuan mengincar keuntungan besar dan singkat, ujung2nya malah jadi nyangkutersss. Hal ini sudah terbukti karena banyak trader yang bertanya pada saya gimana cara lepas dari saham2 yang nyangkut (ternyata saham yang dibeli rata2 adalah saham yang baru IPO beberapa hari).
Itulah mengapa di pos ini: Hindari Trading Saham Yang Baru Go Public, saya menyarankan khususnya pada PEMULA, agar sebisa mungkin menghindari membeli saham2 IPO
"Jadi Pak Heze, apakah bisa nggak bisa untung gede dari saham IPO?" Tanya anda semakin penasaran
Semua kemungkinan di pasar saham akan selalu ada. Artinya, anda bisa mendapatkan untung besar dari saham IPO, baik untuk jangka yang sangat pendek (scalping), intraday hingga mid-term. Namun, anda harus memiliki dasar analisis yang kuat.
Jangan membeli saham hanya karena saham tersebut kelihatannya banyak dibicarakan, atau anda hanya mau dapat instant cash.
Untuk saham2 IPO, saya pribadi lebih cenderung untuk mentradingkan jangka pendek, kecuali jika anda memiliki alasan / dasar analisis yang kuat untuk membeli saham IPO dan disimpan, anda bisa menyimpan saham2 IPO. Saya beri satu contoh analisis yang pernah saya terapkan ketika saham PPRO melantai di Bursa.
Saya menyimpan PPRO yang baru melantai karena saya melihat PPRO secara valuasi masih murah, pasar saham sudah ada tanda2 bullish (dari resesi 2015), dan saham PPRO sedang ramai peminat (bid-offer). Karena dasar pertimbangan itulah, saya membeli PPRO dan menyimpan 5-6 bulan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.