Salah satu konsep paling sederhana dalam trading yang pertama kali saya dapatkan adalah: Belilah saham pada saat harganya akan naik, dan juallah saham pada saat harganya akan turun. Ini adalah materi hari pertama saat saya belajar saham, dan saya masih ingat betul konsep ini selama bertahun-tahun trading sampai sekarang.
Saya rasa anda semua (termasuk anda yang masih pemula yang baca pos ini), mengerti apa maksud kata2 tersebut. Jadi jika harga saham turun dan akan terjadi technical rebound, maka saat itulah anda harus membeli sahamnya. Sebaliknya, saat saham akan turun, maka anda harus jual sahamnya.
Sayangnya banyak trader yang lupa dengan konsep ini. Bahkan saat awal trading di Bursa (pakai duit beneran, jadi bukan demo trading lagi), Saya menyadari ada satu hal yang terlewat dalam trading saya, yaitu lupa menerapkan konsep beli saat turun dan jual saat naik. Baca juga: Pengalaman Main Saham: Dari Rugi Jadi Untung.
Itulah kenapa saya menulis pos ini, meskipun judul pos ini kelihatannya simpel. Tapi makna pos ini cukup dalam. Konsep ini harus anda miliki, karena pada dasarnya grafik saham akan bergerak naik dan turun. Momentum naik-turun inilah yang harus anda manfaatkan untuk mendapat profit.
Cara paling simpel, paling masuk akal yang bisa diterapkan pemula dalam trading ya konsep ini tadi: Beli saat turun dan jual saat naik. Baca juga: Cara Menemukan Saham Diskon dan Murah yang Naik.
Nah sekarang coba perhatikan salah satu grafik saham BRPT dibawah ini:
Nah sekarang coba perhatikan salah satu grafik saham BRPT dibawah ini:
Perhatikan bahwa grafik BRPT diatas tampak naik dan turun. Jika anda jeli membaca grafik diatas, maka anda harusnya bisa melihat momentum yang tepat, kapan harus buy dan kapan harus sell.
Tentunya, anda disarankan buy ketika harga saham sudah berada di harga rendah, dan akan segera berbalik naik alias rebound (perhatikan titik2 yang saya beri tanda lingkaran). Dan anda disarankan untuk menjual saham ketika saham sudah naik dan akan segera turun / koreksi lagi (perhatikan titik2 yang saya beri tanda persegi).
Jadi kalau anda melawan konsep 'beli saat naik jual saat turun'. Anda ngotot beli saham saat harganya sudah tinggi banget, katakanlah anda beli di harga 2.700, dan tidak mau tunggu koreksi, maka ya sudah, saham anda akan nyangkut jika anda tidak membatasi kerugian.
Saya pernah menulis salah satu pengalaman trading saya menggunakan konsep beli saat naik, jual saat turun disini: Memahami Aliran Dana Asing: Studi Kasus Saham BBRI. Di pos tersebut, saya memaparkan harga BBRI yang turun terus (setelah sebelumnya uptrend) dari harga 3.200 sampai harga 2.750.
Sesuai konsep dasar trading tersebut, maka saya mulai melakukan akumulasi (beli bertahap) BBRI di harga 2.800. BBRI dalam satu minggu mampu kembali ke harga 3.200.
Sekali lagi, ini adalah konsep paling simpel dalam trading, walaupun dalam penerapannya anda butuh variasi trading dan momentum yang tepat, tapi sebagai pemula, anda harus benar2 paham konsep ini terlebih dahulu, sebelum mengembangkan ke strategi2 trading lainnya.
Artinya kalau anda masih pemula, kemudian anda sering sekali terjebak / nyangkut saham di harga pucuk, itu artinya anda harus kembali dulu ke konsep dasar trading ini: Terapkanlah beli saat mau naik dan jual saat mau turun.
Artinya kalau anda masih pemula, kemudian anda sering sekali terjebak / nyangkut saham di harga pucuk, itu artinya anda harus kembali dulu ke konsep dasar trading ini: Terapkanlah beli saat mau naik dan jual saat mau turun.
Anda yang baca pos ini, anda yang sudah pengalaman trading, anda mungkin mengembangkan pertanyaan2 lanjutan:
"Bung Heze, tapi kan banyak juga saham tidak likuid. Kalau saham tidak likuid apakah konsep beli saat naik dan jual saat turun tetap berlaku?"
"Gimana kalau buy high, sell higher. Kan banyak saham yang sudah naik, tapi faktanya bisa naik lebih tinggi. Daripada tunggu saham turun dulu."
Di pasar saham memang ada banyak sekali strategi yang bisa anda pakai. I mean, strategi beli saat mau naik, jual saat mau turun bukanlah satu2nya strategi trading yang bisa anda gunakan. Buy high sell higher, buy on breakout dan lain2 adalah strategi yang juga sering dipakai di pasar saham. Tingkat likuiditas, volaitilas saham juga perlu jadi perimbangan anda.
Tapi kalau anda tidak paham konsep dasar trading tersebut, anda bakalan sulit mengembangkan strategi2 trading lainnya. Percayalah... Karena dengan paham konsep tersebut dan mempraktikannya, anda akan "dipaksa" untuk mendalami chart, dan pastinya akan lebih paham dengan seni2 charting analisa saham.
Tapi kalau anda tidak paham konsep dasar trading tersebut, anda bakalan sulit mengembangkan strategi2 trading lainnya. Percayalah... Karena dengan paham konsep tersebut dan mempraktikannya, anda akan "dipaksa" untuk mendalami chart, dan pastinya akan lebih paham dengan seni2 charting analisa saham.
Dengan membaca pos ini, anda yang masih lampu hijau di dunia saham sudah mendapatkan satu pelajaran penting di saham, yang mungkin anda harus membayar banyak jika anda datang di acara-acara seminar.
Pak Heze, dalam artikel tersebut Pak Heze jelaskan konsep trading saham adalah beli saat mau naik dan jual saat mau turun. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengidentifikasi saham yang mau naik dan saham yang mau turun ?
ReplyDeleteSaya sudah praktek trading selama kurang lebih 3 tahun, namun masih sering salah mengidentifikasi harga saham yang mau naik atau mau turun. Atau juga sering seperti ini, identifikasi sahamnya sudah benar, namun tidak memiliki keberanian untuk take action. Jadinya ya selanjutnya jadi penonton saja deh.
Terima kasih..
Dear Annas,
DeleteAda banyak cara untuk mengidentifikasi harga saham akan naik. Misalnya, saat harga saham turun terus beberapa hari, dan candle terakhir dibuka hijau, posisi bid jauh lebih daripada offer, maka harga saham tersebut ada potensi naik.
Atau bisa juga saya pakai MA. Jika saham turun dan bertahan di garis MA 30 atau MA 60, maka saya buy.
Bagaimana dengan saham yang mau turun? Saya biasanya lihat resisten terdekat untuk saham2 untuk strategi BOW, jadi time frame trading tidak perlu terlalu lama, yang penting bisa profit jual di resisten terdekat.
Masih ada banyak cara lain.
Tapi untuk saham2 blue chip yang diskon, saya biasa gunakan sebagai swing trading.
Kalau anda praktik 3 tahun dan masih salah identifikasi harga, itu artinya ada yang salah dengan analisa anda / analisa anda kemungkinan besar tidak cocok dengan anda. Maka, cobalah melakukan analisa dengan metode lain.
Kalau anda mengidentifikasi saham sudah benar tapi ragu2, catatlah analisa benar tersebut. Lain kali, terapkanlah di saham2 lain.
Terkait membaca saham2 yang akan naik ini, saya rencananya akan menerbitkan ebook baru yang khusus full membahas soal hal tersebut. Tapi saya masih belum tahu kapan akan terbit..