Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Prediksi IHSG 2019

El Heze
Di pos ini: Ulasan Perjalanan IHSG 2018, kita sudah membahas tentang bagaimana pergerakan IHSG di tahun 2018. Oke, kita sudah melalui trading di tahun 2018. Entah porto anda profit atau anda masih belajar dan banyak loss-nya, semua itu harus menjadi bahan evaluasi anda untuk tahun 2019 nanti. 

Lalu bagaimana dengan prediksi IHSG 2019? Ada beberapa peluang dan tantangan yang akan kita hadapi di tahun 2019 ini. Beberapa peluang di tahun 2019 adalah sebagai berikut:  

1. IHSG tahun 2018 tidak ditutup cemerlang 

IHSG kita di tahun 2018 yang ditutup turun -2,4% dan jauh dari harapan sebelumnya. IHSG hanya mampu ditutup di 6.194,5 jauh dari harapan para analis maupun mayoritas trader. Namun hal ini justru menjadi kabar naik untuk IHSG kita di tahun depan. 

Sebab dengan kenaikan IHSG yang nggak terlalu tinggi di tahun ini, maka peluang IHSG untuk naik di tahun depan akan lebih besar. Sebaliknya kalau IHSG kita tahun 2018 sudah ditutup diatas 7.000, maka hal ini bisa menjadi bubble ekonomi, mengingat tahun 2019 adalah tahun Pilpres, di mana IHSG akan sangat rawan untuk koreksi. 

Nah, dengan posisi IHSG sekarang yang masih belum tinggi, kalau-kalau nanti IHSG kita cenderung koreksi pada saat Pilpres bulan April atau sekitarnya, IHSG kita tidak akan jatuh terlalu banyak (sampai menyebabkan bubble), dan IHSG cepat atau lama pasti akan pulih dengan cepat.  

2. Ekonomi Indonesia stabil 

Di tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia stabil. Hal ini ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi diatas 5% yaitu di kisaran 5,16%. Walaupun target ini sedikit meleset, namun pertumbuhan ekonomi diatas 5% ini mampu kita pertahankan sejak tahun 2016.  

Selain itu, inflasi kita terjaga dengan baik, di mana inflasi kita tiap bulan hanya berkisar 3-3,5% saja. Inflasi kita nggak pernah melonjak menjadi 7% misalnya, seperti yang pernah terjadi di tahun 2015 saat ekonomi kita lesu. 

Yap, jadi walaupun faktanya kondisi ekonomi tetaplah bergejolak. Misalnya Tiongkok membatasi impor batu bara, yang tentu saja dampak negatifnya adalah pada saham2 batu bara di Indonesia. Termasuk beberapa emiten yang mencatatkan tingkat penjualan yang seret contohnya Unilever.

Tetapi kita bisa melihat bahwa sektor2 usaha tetap bertumbuh, perusahaan2 banyak yang terus melakukan ekspansi. Dan sepanjang 2018 mayoritas emitan go public mencatatkan kenaikan laba bersih. 

Data-data ini bisa menjadi faktor pendongkrak IHSG tahun 2019. Sebab pertanda IHSG yang akan drop biasanya akan ditandai dengan kelesuan ekonomi sebelumnya, sampai perusahaan2 banyak yang gulung tikar. Tetapi seperti yang kita lihat di tahun 2018, ekonomi Indonesia masih cukup baik. 

3. Banyak saham yang sudah turun 

Dengan turunnya IHSG, maka otomatis banyak saham2 yang harganya sudah turun. Saham2 batu bara misalnya, di mana mayoritas sahamnya banyak yang harganya sudah turun banyak. Mayoritas saham blue chip trennya juga masih belum terlalu naik. 

Kemudian anda juga bisa melihat tren di saham2 properti, finance dan lain2, di mana mayoritas saham2nya masih belum pada naik. Kalaupun ada saham2 yang naik, kenaikannya baru terjadi di dua bulan terakhir tahun 2018 (November dan Desember). 

Banyaknya saham yang sudah turun ini bisa menjadi peluang naik nantinya di tahun 2019, apalagi kalau nanti Pilpres sudah berakhir, dan mulai banyak setnimen2 positif membanjiri Indonesia, maka bukan tidak mungkin IHSG akan naik lebih tinggi. 

Namun di tahun 2019 kita juga menghadapi tantangan yang bisa berpotensi menghambat laju IHSG. Beberapa tantangan yang bakalan kita hadapi di tahun 2019 antara lain: 

1. Tahun Pilpres 

Tahun 2019 adalah tahun Pilpres alias tahun politik. Sedikit sentimen negatif di tahun politik (meskipun dampaknya sebenarnya sangat kecil), bisa membuat IHSG turun banyak dalam sehari-dua hari. 

Walaupun tahun Pilpres dilaksanakan bulan April, tetapi dampaknya ke IHSG mungkin bisa terasa sebelum2nya (pelaku pasar biasanya cenderung wait and see menjelang Pilpres, dan hal ini sudah terjadi juga di tahun-tahun sebelumnya). 

Setelah tahun Pilpres, kita akan langsung memasuki Hari Raya Idul Fitri dan tahun ajaran baru. Di mana pada momen2 tersebut, pasar saham biasanya cenderung lebih sepi transaksi saham. Maka kemungkinan antara waktu-waktu tersebut IHSG nggak akan terlalu uptrend, bahkan mungkin cenderung koreksi. 

2. Gejolak ekonomi yang berlanjut 

Gejolak ekonomi baik dari sisi internal maupun eksternal (seperti perang dagang, pembatasan impor oleh Tiongkok, pelemahan nilai tukar rupiah dan lain2) masih akan berlanjut di tahun 2019. Jika hal ini terjadi, maka hal ini bisa membuat IHSG akan sulit naik tinggi seperti yang diharapkan. 

Apalagi kalau kita melihat bursa Amerika (Dow Jones Index), di tahun 2018 lalu sudah overvalued, di mana DJI ini sewaktu-waktu bisa koreksi (walaupun koreksinya mungkin juga nggak terlalu gede, karena tidak ada tanda2 krisis dan semacamnya). Nah koreksi DJI ini umumnya juga akan diikuti koreksi IHSG.  

PREDIKSI IHSG 2019 

Jadi bagaimana prediksi IHSG 2019? Kira2 akan sampai ke level berapa IHSG di akhir 2019 nanti? Apakah bisa tembus 7.000? 

Well, kalau kita bicara sampai akhir tahun 2019 maka sebenarnya masih terlalu jauh untuk kita prediksi, karena perjalanan IHSG tahun 2019 belum dimulai, dan kita juga tidak tahu apa yang terjadi dengan IHSG di masa2 Pilpres nanti. 

Kalau berkaca dari Pilpres 2014, IHSG memang cenderung koreksi dalam masa2 itu, tapi setelah itu IHSG kembali ke jalur uptrend. Demikian juga dengan Pilpres 2009. 

Nah berdasarkan peluang dan tantangan market kita di tahun 2019 yang sudah kita ulas tadi, maka SEMENTARA INI saya memberikan prediksi IHSG akan berada di posisi 6.400-6.600 sampai akhir 2019, dengan pertimbangan kita masuk di tahun politik tahun 2019 dan pertumbuhan ekonomi kita yang masih cukup baik.  

Tapi tentunya kalau nantinya dalam perjalanan ada berita2 terbaru yang bisa berpengaruh signifikan terhadap IHSG, pasti akan kita bahas, dan mungkin target yang sekarang ini bisa berubah.   

STRATEGI TRADING 2019

Terus bagaimana strategi trading di tahun 2019 nanti? Saya rasa strategi trading yang kita jalankan tidak perlu banyak berubah. Sama seperti biasanya, umumnya di awal tahun, yaitu Januari - Februari IHSG cenderung naik. 

Maka, anda bisa koleksi saham2 yang menurut pengamatan anda masih murah dan punya potensi naik. Tapi setelah bulan Maret (apalagi kalau IHSG beneran uptrend di awal tahun), biasanya IHSG akan cenderung turun plus bulan April ada momen Pilpres. 

Jadi di momen Pilpres ini, ada kemungkinan IHSG cenderung turun / koreksi. Anda yang sudah beli saham di awal tahun 2019 dan untung, ada baiknya anda take profit dan lebih menerapkan strategi trading konservatif, di mana anda bisa wait and see dan tidak terburu belanja saham. 

Setelah momen Pilpres berakhir, baru anda bisa melihat saham2 apa yang potensial yang terkena dampak positif dari adanya Pilpres tersebut. Contohnya tahun 2014, di mana setelah Pilpres saham2 konstruksi dan infra berbondong2 naik (WIKA, WSKT dan kawan2). 

Strategi ini bisa anda terapkan di tahun depan nanti setelah Pilpres. Tapi tentunya, anda harus menganalisanya lebih lanjut. 

So siapkan diri anda untuk memulai trading maupun investasi di tahun 2019. Evaluasilah trading anda di tahun 2018, agar di tahun 2019 perjalanan trading anda jauh lebih baik, dan anda membuahkan profit yang lebih besar dan tentunya konsisten. 

Mulailah melakukan resolusi untuk 2019 nanti.. 

Salam profit.. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.