Di Part I sebelumnya: Analisis Membaca Laporan Keuangan: Neraca - Part I, kita sudah membahas tentang komponen2 penting di laporan keuangan neraca. Sekarang kita akan Part II-nya, di mana kita akan menganalisis lebih dalam tentang cara menganalisis laporan neraca.
Oh iya, pos ini akhirnya saya terbitkan lebih cepat, karena ternyata banyak pembaca web ini yang sudah menunggu kelanjutan dari pos laporan neraca di Part I.
Terima kasih untuk anda para pembaca web Saham Gain ini yang sudah bersedia menunggu. Pos ini memang agak lama saya terbitkan, soalnya pembahasan laporan neraca ini cukup banyak.
Seperti kita ketahui, laporan neraca memuat informasi ASET, KEWAJIBAN, EKUITAS. Kenapa anda perlu mengetahui informasi2 tersebut dalam analisa fundamental?
INFORMASI ASET
Mengetahui seberapa besar aset perusahaan sangat penting, karena kalau perusahaan mau beroperasi tapi nggak punya aset / aset-nya kecil.. Kira-kira anda mau nggak investasi di perusahaan tersebut? Tentu nggak kan?
INFORMASI KEWAJIBAN
Mayoritas perusahaan pasti butuh utang. Tapi kalau perusahaan punya yang sangat besar, dan ekuitas / aset-nya jauh lebih kecil, apakah anda berani investasi di perusahaan tersebut? Bukankah hal ini juga membahayakan kelangsungan hidup perusahaan?
Ibaratnya, kalau anda punya teman yang punya utang banyak dan hobinya nunggak, anda berani nggak ngasih pinjaman duit ke teman anda tersebut? Kira2 seperti itu logikanya.
INFORMASI EKUITAS
Kalau perusahaan tidak bisa menghasilkan ekuitas yang meningkat, ini bisa mengindikasikan perusahaan nggak bisa menghasilkan laba bersih, soalnya laba bersih ini nanti akan masuk di komponen ekuitas (di saldo laba). Apakah anda mau investasi di perusahaan seperti itu?
Oh iya, pos ini akhirnya saya terbitkan lebih cepat, karena ternyata banyak pembaca web ini yang sudah menunggu kelanjutan dari pos laporan neraca di Part I.
Terima kasih untuk anda para pembaca web Saham Gain ini yang sudah bersedia menunggu. Pos ini memang agak lama saya terbitkan, soalnya pembahasan laporan neraca ini cukup banyak.
Seperti kita ketahui, laporan neraca memuat informasi ASET, KEWAJIBAN, EKUITAS. Kenapa anda perlu mengetahui informasi2 tersebut dalam analisa fundamental?
INFORMASI ASET
Mengetahui seberapa besar aset perusahaan sangat penting, karena kalau perusahaan mau beroperasi tapi nggak punya aset / aset-nya kecil.. Kira-kira anda mau nggak investasi di perusahaan tersebut? Tentu nggak kan?
INFORMASI KEWAJIBAN
Mayoritas perusahaan pasti butuh utang. Tapi kalau perusahaan punya yang sangat besar, dan ekuitas / aset-nya jauh lebih kecil, apakah anda berani investasi di perusahaan tersebut? Bukankah hal ini juga membahayakan kelangsungan hidup perusahaan?
Ibaratnya, kalau anda punya teman yang punya utang banyak dan hobinya nunggak, anda berani nggak ngasih pinjaman duit ke teman anda tersebut? Kira2 seperti itu logikanya.
INFORMASI EKUITAS
Kalau perusahaan tidak bisa menghasilkan ekuitas yang meningkat, ini bisa mengindikasikan perusahaan nggak bisa menghasilkan laba bersih, soalnya laba bersih ini nanti akan masuk di komponen ekuitas (di saldo laba). Apakah anda mau investasi di perusahaan seperti itu?
Nah, kalau dijabarkan lebih luas, maka poin-poin penting yang harus anda analisa pada laporan neraca (ukuran-ukuran yang sering dilihat investor), yaitu menyangkut poin-poin berikut:
1. Apakah nilai aset dan ekuitas perusahaan naik dari tahun ke tahun?
2. Komposisi aset dan utang perusahaan.
2. Komposisi aset dan utang perusahaan.
3. Melihat sehat tidaknya struktur modal / komposisi pendanaan perusahaan.
4. Seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas?
4. Seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas?
Oke, kita langsung bahas saja analisa laporan neraca lebih dalam. Kita pakai contoh laporan keuangan PT Unilever Tbk (UNVR). Laporan PDF-nya bisa anda download disini: Laporan Keuangan UNVR. Perhatikan laporan neraca UNVR dibawah ini:
Klik gambar untuk memperbesar (laporan keuangan dalam jutaan rupiah)
1. Apakah nilai aset dan ekuitas perusahaan naik dari tahun ke tahun?
Dari laporan keuangan UNVR, kita bisa melihat bahwa nilai aset (baik aset lancar & aset tetap), serta jumlah ekuitas perusahaan selalu naik dari tahun ke tahun. Total aset UNVR naik dari Rp18.906.413 menjadi Rp19.522.970. Nilai ekuitas meningkat dari Rp5.173.388 menjadi Rp7.578.133.
Artinya, dari segi aset dan ekuitas, UNVR dapat dikatakan bagus, karena semakin besar aset, perusahaan bisa menggunakannya untuk pengembangan operasional, demikian juga dengan ekuitas. Setelah itu, kita lihat poin2 lainnya.
2. Komposisi aset dan utang perusahaan
Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang punya komposisi aset yang lebih tinggi dibandingkan utang. Dalam hal ini adalah komposisi aset lancar: liabilitas jangka pendek atau aset tetap: liabilitas jangka panjang.
Nah, salah satu harus lebih besar (nilainya diatas 1), sehingga perusahaan bisa dikatakan punya aset (jaminan) yang cukup untuk melunasi kewajiban2-nya. Pada laporan keuangan UNVR bisa kita olah analisanya sebagai berikut:
Rasio lancar UNVR nilainya dibawah 1, namun untuk rasio aset tetap / utang jangka panjang, nilainya diatas 1. Ini artinya, UNVR memiliki aset tetap yang besar, sehingga perusahaan dapat dikatakan sudah memiliki aset yang cukup sebagai jaminan untuk melunasi kewajiban2nya.
Walaupun demikian, aset lancar juga harus menjadi perhatian, karena nilai kewajiban lancar UNVR masih diatas nilai aset lancarnya. Baca juga: Analisis Fundamental: Rasio Lancar.
3. Melihat sehat tidaknya struktur modal / komposisi pendanaan perusahaan
Struktur modal berarti anda harus melihat perbandingan komposisi utang dengan ekuitas. Struktur modal yang baik adalah struktur modal di mana ekuitas lebih tinggi dari kewajiban total.
Namun, jika konposisi kewajiban total lebih besar 1-3 kali dibandingkan ekuitas, hal ini masih dapat dikatakan wajar. Anda bisa baca-baca kembali analisanya disini: Analisis Fundamental: Laporan Perubahan Modal / Ekuitas.
4. Seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas
Struktur modal berarti anda harus melihat perbandingan komposisi utang dengan ekuitas. Struktur modal yang baik adalah struktur modal di mana ekuitas lebih tinggi dari kewajiban total.
Namun, jika konposisi kewajiban total lebih besar 1-3 kali dibandingkan ekuitas, hal ini masih dapat dikatakan wajar. Anda bisa baca-baca kembali analisanya disini: Analisis Fundamental: Laporan Perubahan Modal / Ekuitas.
4. Seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas
Analisis ekuitas di laporan neraca, selain dikaitkan dengan utang, juga dapat dikaitkan dengan laba rugi. Hal ini karena laba rugi yang dihasilkan perusahaan nantinya akan masuk ke laporan ekuitas.
Nah, perusahaan yang bisa menghasilkan laba yang besar dari ekuitas yang dimiliki, menunjukkan perusahaan punya prospek yang lebih baik dalam jangka panjang.
Karena dengan inilah, nantinya perusahaan juga punya kesempatan yang lebih besar untuk memberikan imbal hasil yang lebih tinggi pada pemegang saham.
Terkait analisa ini, saya sudah membahas disini: Analisis Fundamental: Laporan Perubahan Modal / Ekuitas. Karena laporan neraca juga memuat informasi tentang ekuitas, maka analisa laporan perubahan ekuitas juga berkaitan dengan neraca (bahkan laba rugi).
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas bisa dilihat juga dari analisa Return to Equity (ROE). Anda bisa baca lagi rumusnya disini: Analisa Fundamental: Return to Equity (ROE).
ROE yang bagus secara fundamental adalah ROE yang nilainya diatas 15%. Karena hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu memberikan imbal hasil yang sangat besar kepada pemegang saham. Nah untuk ROE UNVR adalah sebagai berikut:
Nah, perusahaan yang bisa menghasilkan laba yang besar dari ekuitas yang dimiliki, menunjukkan perusahaan punya prospek yang lebih baik dalam jangka panjang.
Karena dengan inilah, nantinya perusahaan juga punya kesempatan yang lebih besar untuk memberikan imbal hasil yang lebih tinggi pada pemegang saham.
Terkait analisa ini, saya sudah membahas disini: Analisis Fundamental: Laporan Perubahan Modal / Ekuitas. Karena laporan neraca juga memuat informasi tentang ekuitas, maka analisa laporan perubahan ekuitas juga berkaitan dengan neraca (bahkan laba rugi).
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari ekuitas bisa dilihat juga dari analisa Return to Equity (ROE). Anda bisa baca lagi rumusnya disini: Analisa Fundamental: Return to Equity (ROE).
ROE yang bagus secara fundamental adalah ROE yang nilainya diatas 15%. Karena hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu memberikan imbal hasil yang sangat besar kepada pemegang saham. Nah untuk ROE UNVR adalah sebagai berikut:
ROE UNVR ternyata diatas 100%. Ini artinya, ROE bisa menghasilkan laba bersih yang sangat besar dari ekuitasnya. Kalau anda menemukan ROE perusahaan yang sangat tinggi, perusahaan ini adalah perusahaan yang bagus sekali secara fundamental, dan umumnya selalu bagi dividen yang besar.
Kesimpulannya, perusahaan yang sehat secara laporan neraca adalah perusahaan yang:
Kesimpulannya, perusahaan yang sehat secara laporan neraca adalah perusahaan yang:
- Punya struktur modal yang sehat (utang tidak terlalu tinggi, atau stabil utang: ekuitas)
- Bisa menghasilkan return on equity (ROE) yang tinggi (diatas 15%)
- Aset dan ekuitas meningkat terus
- Punya aset yang cukup untuk menutup kewajiban2-nya
- Unggul dibandingkan sektor industrinya (terutama dalam hal total aset, ekuitas, dan ROE yang lebih besar).
Untuk poin terakhir ini, juga analisa tambahan yang perlu anda lakukan kalau anda benar2 mau investasi saham, yaitu: Bandingkan kinerja sektor sejenisnya.
Misalnya nih, nilai aset dan ekuitas perusahaan A naik terus. Tapi kalau dibandingkan sektor sejenis ternyata aset dan ekuitas perusahaan A paling kecil, maka perusahaan ini belumlah bagus untuk investasi. Kalau ada perusahaan yang pertumbuhannya lebih cepat, untuk memilih yang lama.
Kalau anda mau investasi, semua komponen2 yang menentukan sehat tidaknya neraca perusahaan, harus terpenuhi. Kalau dilihat dari sisi analisa2 itu tadi, maka UNVR adalah perusahaan yang sangat layak investasi (dari sisi laporan neraca).
Barulah setelah itu, tentu anda harus melakukan analisis2 lainnya, misalnya brand. Sebelum investasi, anda harus kenal brand perusahaan tersebut, dan ketersediaan produknya di pasaran.
Anda perlu melihat GCG perusahaan tersebut. Anda harus lihat analisa2 tambahan seperti analisa PER untuk melihat valuasi sahamnya. Baca juga: Analisis Price Earning Ratio.
Itulah inti dari analisa laporan neraca yang harus anda lakukan. Analisa laporan neraca kalau dijabarkan bisa sangat kompleks dan panjang banget, bahkan mungkin bisa jadi satu buku, karena tiap sektor industri bisa berbeda-beda.
Misalnya, emiten bank pasti punya utang yang tinggi. Hal ini wajar. Tapi kalau emiten2 seperti sektor consumer goods utangnya sangat besar, maka hal ini harus diwaspadai. Jadi, itulah pentingnya anda melakukan analisa per sektor industri juga.
Tapi intinya, di pos ini saya berharap, at least supaya anda sudah mengerti, punya gambaran dan bahkan sudah paham garis besar cara melakukan analisa laporan neraca dan membaca laporan neraca, terutama buat anda yang masih awam dan tidak punya basic di dunia ekonomi.
Semoga bermanfaat...
Itulah inti dari analisa laporan neraca yang harus anda lakukan. Analisa laporan neraca kalau dijabarkan bisa sangat kompleks dan panjang banget, bahkan mungkin bisa jadi satu buku, karena tiap sektor industri bisa berbeda-beda.
Misalnya, emiten bank pasti punya utang yang tinggi. Hal ini wajar. Tapi kalau emiten2 seperti sektor consumer goods utangnya sangat besar, maka hal ini harus diwaspadai. Jadi, itulah pentingnya anda melakukan analisa per sektor industri juga.
Tapi intinya, di pos ini saya berharap, at least supaya anda sudah mengerti, punya gambaran dan bahkan sudah paham garis besar cara melakukan analisa laporan neraca dan membaca laporan neraca, terutama buat anda yang masih awam dan tidak punya basic di dunia ekonomi.
Semoga bermanfaat...
Pak bagaimana cara mencari nilai aset bersih perusahaan pada laporan keuangan? saya baca rumusnya total aset-intangible asset-liabilitas. Namun pada beberapa laporan keuangan tidak terdapat akun intangible asset maupun goodwill dan juga tidak mencantumkannya di other assets contohnya: pada laporan MYOR. Apakah Bapak tahu cara lain untuk mencari nilai aset bersih terimakasih.
ReplyDeleteIya memang itu rumusnya net asset value.. Intangible aset bukan aset yang wajib dimiliki oleh perusahaan..
DeleteJadi memang ada beberapa perusahaan yang nggak punya intangible asset..
Kalau memang tidak ada intangible asset, berarti nilainya adalah nol. Berarti perhitungannya hanya total aset - total liabilitas
Semoga membantu