Saya banyak melihat trader-trader saham yang menggunakan valuasi harga saham sebagai dasar analisa untuk membeli saham. Valuasi harga saham yang sering dipakai untuk analisa (dan juga paling populer) adalah PER dan PBV. Valuasi saham bisa digunakan untuk melihat mahal murahnya suatu saham.
Baca juga dan pahami konsep2 PER dan PBV disini: Analisa Fundamental: Price Book Value dan Analisa Fundamental: Price Earning Ratio.
Kita semua tahu bahwa istilah 'valuasi saham' itu identik dan mengacu pada analisa fundamental (untuk investor, untuk mid-long term). Nah, kalau anda trader saham, apakah anda benar2 membutuhkan analisa valuasi harga saham tersebut?
Untuk menjelaskan hal ini, anda perlu memahami terlebih dahulu konsep harga murah dan mahal menurut analisa teknikal dan fundamental.
HARGA MAHAL-MURAH MENURUT PANDANGAN TRADER
Seorang trader membutuhkan analisa teknikal / grafik sebagai dasar untuk membeli saham. Artinya, anda bisa menentukan suatu saham murah / sudah mahal, berdasarkan ANALISA TEKNIKAL. Baca juga: Ebook Saham Analisa Teknikal.
Berdasarkan grafiknya, berdasarkan naik-turunnya harga saham, berdasarkan indikator.
HARGA MAHAL-MURAH MENURUT PANDANGAN FUNDAMENTALIST
Seorang fundamentalist (investor saham / trader jangka menengah) akan menganggap suatu saham mahal / murah berdasarkan indikator2 PER dan PBV (yang populer).
Nah, PER dan PBV lebih berfokus pada kinerja fundamental perusahaan, walaupun kedua rasio ini memasukkan unsur harga saham dalam perhitunganny, tetapi PER dan PBV sama sekali nggak fokus pada analisa grafik.
So let say ada saham yang harganya sudah naik dari 1.000 ke 2.000. Menurut analisa teknikal / grafik, bisa saja harga sahamnya udah ketinggian. Tapi ternyata menurut analisa fundamental PER / PBV, bisa jadi saham yang harganya sudah naik ini masih dianggap sangat murah.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa konsep harga saham murah-mahal menurut pandangan trader dan investor itu beda. Oleh karena itu, sering sekali trader2 saham terjebak dalam analisa dan pertimbangan yang salah:
- Beli saham karena PER-nya sudah murah, ternyata sahamnya turun terus
- Menghindari saham yang PBV-nya tinggi, ternyata sahamnya naik terus
- Menganalisa valuasi saham, tapi lupa melihat chart
- Menghindari saham yang PER-nya tinggi, padahal grafiknya bagus
Anda pernah mengalaminya?
Trader saham jangka pendek, seperti intraday trader, swing trader, trader jangka 1 mingguan, sebenarnya nggak membutuhkan analisa valuasi saham seperti PER dan PBV, tapi anda harus lebih fokus pada chart sahamnya.
Karena analisa valuasi saham ini kegunaannya untuk jangka yang lebih panjang, bukan jangka pendek. Jadi wajar kalau ada saham yang PER-nya rendah, tapi harganya besok belum tentu naik.
Sebagai trader, fokus anda bukan di valuasi saham, tapi di analisa grafik, dan juga sebaliknya jika anda fundamentalist.
Di satu sisi, valuasi saham bukan penentu utama saham bakalan naik dalam jangka panjang. Jadi kalau anda menemukan saham yang PER-nya murah, cuma 1-2 kali atau bahkan dibawah 1 kali, bukan berarti saham tersebut layak dibeli, disimpan dan pasti naik.
Misalnya, kita ingat kasus AISA yang harga sahamnya jatuh. Anda bisa baca tulisan saya lagi disini: Belajar dari Kasus Saham AISA. Pada saat itu, banyak trader yang menyarankan beli AISA hanya karena PERnya sudah rendah, PBV-nya murah.
Padahal baik secara analisa teknikal maupun kinerjanya, AISA sudah jelas bukan saham yang bagus untuk dibeli. Dan kita bisa lihat bagaimana saham AISA sekarang, yang sudah dinyatakan pailit.
Trader saham banyak yang masih gampang terpengaruh untuk beli saham yang PER-nya murah dan menghindari saham yang PER-nya tinggi. Karena diluar sana banyak sekali trader yang pakai analisa2 valuasi saham untuk trading, maka akhirnya banyak juga trader pemula yang "nyantol" ikutan pakai analisa ini.
Ujung-ujungnya, justru analisa2 tersebut lebih banyak melesetnya, daripada benarnya. Jika anda mau trading saham, anda harus lebih fokus pada analisa teknikal, dan jangan ikutan dalam analisa yang salah, karena apa yang banyak dibicarakan banyak orang belum tentu benar.
Fokus seorang trader adalah: Mencari momentum. Hal ini didapatkan dari menganalisa grafik (teknikal). Fokus fundamentalist adalah: Mencari saham yang perusahaan dan harganya bagus. Hal ini bisa didapatkan salah satunya melalui valuasi harga saham.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.