Sebagai trader saham, kalau anda menemukan saham-saham yang perusahaan mengalami rugi bersih, apakah anda berani mentradingkannya?
"Lho tapi kan Pak Heze ngapain trader saham ngelihat kinerja emiten segala. Yang perlu dilihat trader kan analisa grafiknya. Iya kalau investor saham harus lihat laba rugi perusahaan"..
Iyaa benar saya setuju bahwa analisa utama trader saham adalah analisa teknikal / grafik, dan analisa utama investor adalah analisa fundamental (kinerja keuangan). Tapi bukan berarti seorang trader tidak perlu cross check kinerja keuangan perusahaan.
Fakta yang sering saya temukan, perusahaan2 yang fundamentalnya buruk, terutama laporan keuangannya mengalami RUGI BERSIH, pergerakan sahamnya umumnya juga nggak karuan.
Sebaliknya, perusahaan2 selalu profit, banyak yang pergerakan sahamnya bagus. Jadi otomatis saham2 yang pergerakannya bagus ini juga akan menguntungkan trader.
Walaupun demikian, memang dunia saham tidak se-hitam putih itu. Karena banyak juga perusahaan2 yang meskipun laporan keuangannya menampilkan laba bersih tiap tahun, tetapi sahamnya nggak likuid, turun terus atau bahkan nggak bergerak.
Jadi faktor-faktor lain seperti likuiditas saham, brand perusahaan, ramai tidaknya bid-offer perlu anda perhatikan. Contoh yang paling gampang, kita bisa lihat saham2 blue chip yang kinerjanya bagus, dalam arti mencetak laba terus, ROE-nya mayoritas diatas 15 kali tiap tahun, saham beredarnya banyak.. Pasti saham2 ini akan selalu diincar oleh trader.
Ketika saham2 tersebut turun drastis, tidak butuh waktu lama untuk rebound / naik lagi. Baca juga: Cara Menemukan Saham Diskon & Murah secara Analisis Teknikal.
Tetapi kalau perusahaannya sudah rugi, apalagi rugi terus menerus, maka jarang sekali sahamnya akan bersinar. Perusahaan yang sahamnya rugi mayoritas pergerakannya juga jelek, mudah digoreng, dan tidak likuid.
Meskipun anda mungkin juga sering melihat emiten2 yang rugi sahamnya tetap bergerak, namun saham2 seperti ini risikonya sangat tinggi untuk trader, khususnya untuk anda seorang teknikalis.
Lalu kenapa saya menulis pos ini?
Ya karena perusahaan2 yang mencetak RUGI BERSIH di pasar saham kita itu buanyaak sekali.
Dan setiap saya cek pergerakan sahamnya, cek analisa teknikalnya, pergerakannya selalu acak-adut. Kecuali kalau anda seorang spekulan, anda bisa membeli saham2 seperti ini. Tapi sekali lagi, anda akan lebih ke arah gambler daripada trader, dan seorang spekulan, sulit mencetak profit yang konsisten di saham.
Apalagi sekarang banyak saham2 pendatang baru di Bursa Efek (saham2 yang IPO), meskipun prospektusnya mencetak rugi bersih (padahal harusnya prospektus itu minimal 3 tahun laba bersih baru bisa listing di Bursa Efek), tetapi perusahaan2 tersebut tetap lolos, dan akhirnya sahamnya bisa listing. '
Dan saya prediksi, saham2 seperti ini bakalan terus bertambah banyak. Karena Bursa Efek Indonesia juga lagi mengejar mengejar ketertinggalan jumlah emiten di Indonesia dibandingkan negara2 Asia lainnya, sehingga mungkin BEI jadi "kurang menyaring" emiten2 yang akan listing dengan tujuan memenuhi jumlah target emiten go public.
Diatas adalah salah satu saham IPO yang saya temukan, di mana meskipun prospektusnya rugi bersih terus, tapi akhirnya saham tersebut tetapi bisa listing di Bursa.
Contoh lainnya juga pernah saya bahas disini tentang saham POSA: Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. Dan benar saja, saham2 tersebut punya pergerakan saham yang tidak teratur, tidak konsisten, sulit dianalisa dengan analisis teknikal.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa saham2 yang emitennya rugi, terutama saham2 baru melantai di Bursa dan prospektusnya sudah amburadul, saham2 ini sangat berbahaya buat trading.
Jika anda adalah spekulan, maka monggo saja anda tradingkan saham2 ini dan ambil momentum cepat. Tapi kalau anda teknikalis, lebih2 anda adalah swing trader, saham2 yang emitennya rugi ini sangat berbahaya.
Karena pergerakan saham dan minat trader terhadap suatu saham itu seringkali juga tercermin dari kinerjanya.
Tips dari saya: Walaupun anda seorang trader, sebelum beli saham, ada baiknya anda mengenal dahulu saham yang anda beli. Setelah itu barulah anda analisa teknikalnya. Hindarilah membeli saham2 yang emitennya rugi plus pergerakan sahamnya tidak beraturan.
"Lho tapi kan Pak Heze ngapain trader saham ngelihat kinerja emiten segala. Yang perlu dilihat trader kan analisa grafiknya. Iya kalau investor saham harus lihat laba rugi perusahaan"..
Iyaa benar saya setuju bahwa analisa utama trader saham adalah analisa teknikal / grafik, dan analisa utama investor adalah analisa fundamental (kinerja keuangan). Tapi bukan berarti seorang trader tidak perlu cross check kinerja keuangan perusahaan.
Fakta yang sering saya temukan, perusahaan2 yang fundamentalnya buruk, terutama laporan keuangannya mengalami RUGI BERSIH, pergerakan sahamnya umumnya juga nggak karuan.
Sebaliknya, perusahaan2 selalu profit, banyak yang pergerakan sahamnya bagus. Jadi otomatis saham2 yang pergerakannya bagus ini juga akan menguntungkan trader.
Walaupun demikian, memang dunia saham tidak se-hitam putih itu. Karena banyak juga perusahaan2 yang meskipun laporan keuangannya menampilkan laba bersih tiap tahun, tetapi sahamnya nggak likuid, turun terus atau bahkan nggak bergerak.
Jadi faktor-faktor lain seperti likuiditas saham, brand perusahaan, ramai tidaknya bid-offer perlu anda perhatikan. Contoh yang paling gampang, kita bisa lihat saham2 blue chip yang kinerjanya bagus, dalam arti mencetak laba terus, ROE-nya mayoritas diatas 15 kali tiap tahun, saham beredarnya banyak.. Pasti saham2 ini akan selalu diincar oleh trader.
Ketika saham2 tersebut turun drastis, tidak butuh waktu lama untuk rebound / naik lagi. Baca juga: Cara Menemukan Saham Diskon & Murah secara Analisis Teknikal.
Tetapi kalau perusahaannya sudah rugi, apalagi rugi terus menerus, maka jarang sekali sahamnya akan bersinar. Perusahaan yang sahamnya rugi mayoritas pergerakannya juga jelek, mudah digoreng, dan tidak likuid.
Meskipun anda mungkin juga sering melihat emiten2 yang rugi sahamnya tetap bergerak, namun saham2 seperti ini risikonya sangat tinggi untuk trader, khususnya untuk anda seorang teknikalis.
Lalu kenapa saya menulis pos ini?
Ya karena perusahaan2 yang mencetak RUGI BERSIH di pasar saham kita itu buanyaak sekali.
Dan setiap saya cek pergerakan sahamnya, cek analisa teknikalnya, pergerakannya selalu acak-adut. Kecuali kalau anda seorang spekulan, anda bisa membeli saham2 seperti ini. Tapi sekali lagi, anda akan lebih ke arah gambler daripada trader, dan seorang spekulan, sulit mencetak profit yang konsisten di saham.
Apalagi sekarang banyak saham2 pendatang baru di Bursa Efek (saham2 yang IPO), meskipun prospektusnya mencetak rugi bersih (padahal harusnya prospektus itu minimal 3 tahun laba bersih baru bisa listing di Bursa Efek), tetapi perusahaan2 tersebut tetap lolos, dan akhirnya sahamnya bisa listing. '
Dan saya prediksi, saham2 seperti ini bakalan terus bertambah banyak. Karena Bursa Efek Indonesia juga lagi mengejar mengejar ketertinggalan jumlah emiten di Indonesia dibandingkan negara2 Asia lainnya, sehingga mungkin BEI jadi "kurang menyaring" emiten2 yang akan listing dengan tujuan memenuhi jumlah target emiten go public.
Saham IPO yang prospektusnya rugi bersih - Saham JAST |
Contoh lainnya juga pernah saya bahas disini tentang saham POSA: Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. Dan benar saja, saham2 tersebut punya pergerakan saham yang tidak teratur, tidak konsisten, sulit dianalisa dengan analisis teknikal.
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa saham2 yang emitennya rugi, terutama saham2 baru melantai di Bursa dan prospektusnya sudah amburadul, saham2 ini sangat berbahaya buat trading.
Jika anda adalah spekulan, maka monggo saja anda tradingkan saham2 ini dan ambil momentum cepat. Tapi kalau anda teknikalis, lebih2 anda adalah swing trader, saham2 yang emitennya rugi ini sangat berbahaya.
Karena pergerakan saham dan minat trader terhadap suatu saham itu seringkali juga tercermin dari kinerjanya.
Tips dari saya: Walaupun anda seorang trader, sebelum beli saham, ada baiknya anda mengenal dahulu saham yang anda beli. Setelah itu barulah anda analisa teknikalnya. Hindarilah membeli saham2 yang emitennya rugi plus pergerakan sahamnya tidak beraturan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.