Menentukan saham yang overvalued alias mahal secara analisa fundamental adalah salah satu analisa yang cukup penting untuk anda seorang fundamentalist (investor dan trader jangka menengah).
Di pos ini: Cara Menentukan Saham Overvalued, kita sudah membahas metode2 yang bisa digunakan untuk melihat saham2 yang overvalued beserta contohnya. Nah, untuk memperdalam cara menganalisis saham overvalued melalui analisa fundamental, di pos ini saya akan menambahkan satu contoh lagi cara menganalisa dan menentukan saham overvalued menggunakan analisa Price Earning Ratio (PER).
Kita coba menggunakan menganalisa saham overvalued pada sektor industri dasar & kimia sub sektor industri pulp & kertas. Saya menggunakan laporan keuangan kuartal I /2019, maka dari itu untuk hitung PER, kita setahunkan EPS-nya terlebih dahulu.
Kalau anda belum paham kenapa EPS-nya harus disetahunkan untuk laporan kuartal, saya sudah jelaskan disini: Cara Mengetahui Saham yang Undervalue (Valuasi Saham). Berikut data PER saham2 di sub sektor pulp & kertas:
Catatan: Saham2 yang EPS-nya negatif dan saham2 tidak bergerak, kita keluarkan dari perhitungan valuasi, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Pada data valuasi PER diatas (7 saham), dapat kita lihat rata-rata PER industri adalah sebanyak 24 kali. Untuk menentukan saham2 yang overvalued, anda bisa melihat saham2 mana saja yang PER-nya mendekati atau berada diatas rata2 PER industri.
Disini kita menemukan hanya ada satu saham yang PER-nya berada diatas rata-rata industri yaitu saham SWAT, yang PER-nya mencapai 115 kali. Kesimpulannya, SWAT adalah saham yang sedang overvalued alias sudah mahal secara analisa fundamental.
Dengan kata lain, kalau anda sekarang cari saham undervalue, saham2 yang harganya sudah diatas atau mendekati rata2 PER industri, hendaknya anda hindari saham2 yang harganya sudah mulai overvalue.
Menentukan saham overvalued, bisa anda variasi juga dengan menyaring lagi saham2 yang sudah mulai mendekati overvalue. Caranya, anda bisa mengeluarkan saham yang memiliki 'gap PER' yang sangat tinggi.
Pada data diatas, anda bisa lihat SWAT memiliki PER hingga 115 kali, sedangkan saham2 lain PER-nya 4-14 kali. Maka kita bisa coba keluarkan SWAT dari perhitungan PER, untuk menyaring lagi saham2 mana yang sudah mulai overvalued. Sehingga, kita temukan data sebagai berikut:
Tanpa memasukkan SWAT yang punya gap PER paling besar, rata2 PER industri menjadi 9 kali. Jadi disini kita menemukan saham FASW (12 kali), INKP (11 kali) dan TKIM (14 kali) yang PER-nya sudah mulai cenderung tinggi / overvalued karena berada diatas rata2 industrinya.
Sedangkan saham2 yang masih tergolong undervalue adalah ALDO (6 kali), KDSI (5 kali) dan SPMA (4 kali).
Artinya, secara fundamental (jika dilihat dari analisa valuasi), saham SWAT adalah saham yang sudah sangat mahal, sehingga sahamnya punya potensi turun (karena pasar akan melakukan penyesuaian harga terhadap saham2 yang mahal).
Sedangkan FASW, INKP dan TKIM karena secara valuasi sudah mulai overvalued, kemungkinan besar saham2 tersebut harganya akan menguat terbatas. Namun kalau kedepan PER semakin mahal dan overvalued, maka saham2 tersebut akan rentan untuk koreksi.
Itulah contoh cara menentukan saham overvalued. Setidaknya melalui pos ini, anda sudah memahami metode, perhitungan dan cara melihat saham2 yang mahal secara fundamental.
SUBJEKTIFITAS DALAM ANALISA VALUASI SAHAM
Saya harus mengatakan pada anda bahwa menentukan saham overvalued maupun undervalued itu juga mengandung unsur subjektifitas. Nggak ada rumus dan cara membaca yang pasti dan baku, karena orang punya pengalaman beda-beda.
Semakin pengalaman anda, anda akan lebih mahir melihat suatu saham sudah tergolong undervalue atau overvalue. Demikian juga, kalau anda mau membeli saham2 berdasarkan valuasi (over or undervalued) ini nggak bisa sembarangan. Harus ada pertimbangan subjektifitas.
Maksud saya begini, katakanlah anda mau 'membuang' saham2 overvalued dan anda mau beli saham2 yang benar2 undervalued saja. Tadi kita menemukan saham2 ALDO, KDSI dan SPMA adalah saham2 yang sudah undervalue banget. Tapi apakah anda mau membeli saham ALDO yang grafiknya seperti dibawah ini?
Meskipun ALDO sudah undervalue di sektornya, tapi sahamnya nggak bergerak dan volumenya sangat kecil. Tentu saja, kita harus menyeleksi lagi saham2 yang bagus baik secara grafik, maupun fundamental (kinerjanya).
Itu artinya, anda harus cek laporan keuangannya. Cek grafiknya. Cek historis sahamnya. Cek pertumbuhan perusahaannya dan lain2. Semua kembali lagi pada pertimbangan subjektifitas dalam memilih saham. Valuasi mahal murahnya saham hanya sebagai salah satu alat analisa fundamental.
Di pos ini: Cara Menentukan Saham Overvalued, kita sudah membahas metode2 yang bisa digunakan untuk melihat saham2 yang overvalued beserta contohnya. Nah, untuk memperdalam cara menganalisis saham overvalued melalui analisa fundamental, di pos ini saya akan menambahkan satu contoh lagi cara menganalisa dan menentukan saham overvalued menggunakan analisa Price Earning Ratio (PER).
Kita coba menggunakan menganalisa saham overvalued pada sektor industri dasar & kimia sub sektor industri pulp & kertas. Saya menggunakan laporan keuangan kuartal I /2019, maka dari itu untuk hitung PER, kita setahunkan EPS-nya terlebih dahulu.
Kalau anda belum paham kenapa EPS-nya harus disetahunkan untuk laporan kuartal, saya sudah jelaskan disini: Cara Mengetahui Saham yang Undervalue (Valuasi Saham). Berikut data PER saham2 di sub sektor pulp & kertas:
Menentukan saham overvalued |
Pada data valuasi PER diatas (7 saham), dapat kita lihat rata-rata PER industri adalah sebanyak 24 kali. Untuk menentukan saham2 yang overvalued, anda bisa melihat saham2 mana saja yang PER-nya mendekati atau berada diatas rata2 PER industri.
Disini kita menemukan hanya ada satu saham yang PER-nya berada diatas rata-rata industri yaitu saham SWAT, yang PER-nya mencapai 115 kali. Kesimpulannya, SWAT adalah saham yang sedang overvalued alias sudah mahal secara analisa fundamental.
Dengan kata lain, kalau anda sekarang cari saham undervalue, saham2 yang harganya sudah diatas atau mendekati rata2 PER industri, hendaknya anda hindari saham2 yang harganya sudah mulai overvalue.
Menentukan saham overvalued, bisa anda variasi juga dengan menyaring lagi saham2 yang sudah mulai mendekati overvalue. Caranya, anda bisa mengeluarkan saham yang memiliki 'gap PER' yang sangat tinggi.
Pada data diatas, anda bisa lihat SWAT memiliki PER hingga 115 kali, sedangkan saham2 lain PER-nya 4-14 kali. Maka kita bisa coba keluarkan SWAT dari perhitungan PER, untuk menyaring lagi saham2 mana yang sudah mulai overvalued. Sehingga, kita temukan data sebagai berikut:
Tanpa memasukkan SWAT yang punya gap PER paling besar, rata2 PER industri menjadi 9 kali. Jadi disini kita menemukan saham FASW (12 kali), INKP (11 kali) dan TKIM (14 kali) yang PER-nya sudah mulai cenderung tinggi / overvalued karena berada diatas rata2 industrinya.
Sedangkan saham2 yang masih tergolong undervalue adalah ALDO (6 kali), KDSI (5 kali) dan SPMA (4 kali).
Artinya, secara fundamental (jika dilihat dari analisa valuasi), saham SWAT adalah saham yang sudah sangat mahal, sehingga sahamnya punya potensi turun (karena pasar akan melakukan penyesuaian harga terhadap saham2 yang mahal).
Sedangkan FASW, INKP dan TKIM karena secara valuasi sudah mulai overvalued, kemungkinan besar saham2 tersebut harganya akan menguat terbatas. Namun kalau kedepan PER semakin mahal dan overvalued, maka saham2 tersebut akan rentan untuk koreksi.
Itulah contoh cara menentukan saham overvalued. Setidaknya melalui pos ini, anda sudah memahami metode, perhitungan dan cara melihat saham2 yang mahal secara fundamental.
SUBJEKTIFITAS DALAM ANALISA VALUASI SAHAM
Saya harus mengatakan pada anda bahwa menentukan saham overvalued maupun undervalued itu juga mengandung unsur subjektifitas. Nggak ada rumus dan cara membaca yang pasti dan baku, karena orang punya pengalaman beda-beda.
Semakin pengalaman anda, anda akan lebih mahir melihat suatu saham sudah tergolong undervalue atau overvalue. Demikian juga, kalau anda mau membeli saham2 berdasarkan valuasi (over or undervalued) ini nggak bisa sembarangan. Harus ada pertimbangan subjektifitas.
Maksud saya begini, katakanlah anda mau 'membuang' saham2 overvalued dan anda mau beli saham2 yang benar2 undervalued saja. Tadi kita menemukan saham2 ALDO, KDSI dan SPMA adalah saham2 yang sudah undervalue banget. Tapi apakah anda mau membeli saham ALDO yang grafiknya seperti dibawah ini?
Saham ALDO |
Itu artinya, anda harus cek laporan keuangannya. Cek grafiknya. Cek historis sahamnya. Cek pertumbuhan perusahaannya dan lain2. Semua kembali lagi pada pertimbangan subjektifitas dalam memilih saham. Valuasi mahal murahnya saham hanya sebagai salah satu alat analisa fundamental.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.