Di pasar saham, kita sering mengenal kata-kata "PSIKOLOGIS TRADER SAHAM". Psikologis ini mengacu pada perilaku, keinginan, tindakan pelaku pasar (trader) yang terjadi ketika melakukan transaksi beli jual di pasar saham.
Keinginan-keinginan yang terbentuk dari transaksi jual beli saham setiap hari (jam trading), pada akhirnya akan menciptakan suatu pola tersendiri yang bisa kita lihat melalui GRAFIK SAHAM. Kenapa grafik saham?
Karena grafik saham itu merupakan 'rangkuman' historis dari transaksi trading yang dilakukan oleh pelaku pasar. Sehingga, dari grafik inilah kita bisa melihat kecenderungan market, apakah market ingin menaikkan harga saham, atau menurunkan harga saham. Cerminan psikologis trader pada grafik saham, bisa anda pelajari melalui dua hal:
Keinginan-keinginan yang terbentuk dari transaksi jual beli saham setiap hari (jam trading), pada akhirnya akan menciptakan suatu pola tersendiri yang bisa kita lihat melalui GRAFIK SAHAM. Kenapa grafik saham?
Karena grafik saham itu merupakan 'rangkuman' historis dari transaksi trading yang dilakukan oleh pelaku pasar. Sehingga, dari grafik inilah kita bisa melihat kecenderungan market, apakah market ingin menaikkan harga saham, atau menurunkan harga saham. Cerminan psikologis trader pada grafik saham, bisa anda pelajari melalui dua hal:
- Candlestick (Pola satu, dua atau tiga candlestick)
- Kumpulan candlestick yang membentuk pattern / pola tertentu, yaitu melalui chart pattern atau analisa support resisten.
Saya sebenarnya masih kurang paham pak. Fungsi grafik chart itu sebenarnya buat apa ya. Apakah bisa ketahuan pola atau psikis market? Maksudnya itu candlestick.
Sekarang kita bahas, mengapa grafik saham itu dapat menggambarkan / mencerminkan psikologis market? Apakah dengan mengetahui psikologis market berarti analisa teknikal itu semakin memberikan potensi profit? Seperti apa contohnya? Kita lihat chart saham INDF 6 bulan berikut:
Psikologis dan kemauan market / trader bisa kita lihat melalui pola candlestick, chart pattern dan support resisten pada saham INDF diatas. Beberapa hari terakhir, saham INDF terus mengalami penurunan harga yang cukup drastis (tanda lingkaran).
Nah, penurunan harga saham INDF terlihat mulai menuju titik harga terendahnya / support selama 6 bulan (lihat tanda lingkaran). Tetapi pada harga saham terendahnya selama 6 bulan, justru menjadi titik balik rebound. Anda bisa perhatikan setelah menyentuh harga saham terendah 6 bulan, INDF berhasil naik lagi dengan cepat.
Inilah salah satu contoh yang dinamakan dengan psikologis atau KEMAUAN MARKET, yang bisa kita lihat melalui pola-pola harga sahamnya. Mayoritas trader saham, terutama trader bermodal besar, menginginkan untuk membeli lagi INDF setelah harganya jatuh dari support terendah tersebut, sehingga harganya naik lagi.
Pola-pola seperti ini dinamakan dengan POLA HISTORIS, di mana pola historis yang merupakan cerminan dan kemauan psikologis market, bisa saja terulang di kemudian hari.
Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip analisa teknikal: History repeat itself. Artinya, kalau harga saham INDF suatu saat turun mencapai titik terendahnya, INDF memiliki peluang rebound / naik.
Namun tidak menutup kemungkinan, jika harga saham turun / jatuh dibawah support 6 bulan, maka saham INDF bisa turun lebih dalam lagi. Jadi support 6 bulan terendah ini bisa menjadi acuan PSIKOLOGIS MARKET, untuk melihat apakah saham akan naik setelah mendekati supportnya, atau justru jatuh lagi dibawah supportnya.
Dari sini anda bisa mengambil keputusan buy sell. Kalau INDF rebound dari support 6 bulan, anda bisa memanfaatkan untuk trading. Namun, jika tekanan jual di supportnya masih tinggi, anda bisa pertimbangkan untuk wait and see dan tidak terburu masuk di INDF.
Sekarang kita kembali lagi candlestick yang saya beri tanda persegi, di mana kita tahu bahwa di chart tersebut INDF turun drastis, hingga nyaris menyentuh support 6 bulan. Jika INDF jatuh dibawah support 6 bulan, maka INDF berpotensi turun lagi, karena hal ini menunjukkan bahwa support penting yang menjadi acuan rebound sudah jatuh.
Sebaliknya, kalau INDF bertahan diatas support tersebut, INDF berpotensi untuk naik, mengulang pola historis sebelumnya.
Pada chadrt diatas, INDF ternyata berhasil rebound tinggi selama 2 hari setelah harganya mendekati support 6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa psikologis market terulang kembali. Titik-titik harga penting bisa menjadi acuan anda untuk mengambil analisa saham, apakah anda akan BUY, SELL atau WAIT AND SEE dulu.
Itulah salah satu contoh yang dapat menjelaskan bahwa grafik saham itu merupakan cerminan psikologis dan kemauan market. Masih banyak lagi contoh yang bisa menggambarkan psikologis market baik melalui chart pattern, support resisten, candlestick.
Anda bisa pelajari analisa-analisa teknikal full praktik tersebut untuk memilih saham2 bagus disini: Buku Saham. Pelajari juga: Menemukan Saham Naik dengan Variasi Support Resisten.
Setelah baca pos ini, saya yakin pasti ada pertanyaan: "Pak Heze psikologis dan keinginan market ini benar2 akurat untuk memprediksi saham? Kalau meleset gimana?"
Ketahuilah bahwa dengan memahami psikologis market melalui chart, bukan berarti anda bisa mengetahui 100% arah pergerakan harga saham selanjutnya. Tidak ada yang tahu masa depan. Tidak ada yang tahu harga saham akan bergerak sampai ke harga berapa keesokan harinya.
Tetapi dengan memahami psikologis market, anda bisa memiliki pandangan yang jauh lebih luas mengenai analisa-analisa saham, sehingga anda bisa tahu apa yang harus anda lakukan dalam trading.
Nah solusinya, dalam analisa saham, jangan cuma melihat chart. Anda juga harus terapkan analisa screening saham. Perhatikan analisa market (kalau market lagi jatuh, kemungkinan banyak saham yang jebol dari support2 pentingnya, dan sebaliknya). Kombinasikan juga dengan analisa pergerakan net buy sell dan indikator.
Dengan demikian, analisa grafik yang anda lakukan akan lebih akurat, dan anda tidak kaku menggunakan satu ukuran analisa saja.
Hal ini sama juga ketika anda ingin membeli saham dengan cara mengikuti pergerakan bandar atau yang dikenal sebagai ilmu bandarmologi. Jangan beranggapan bahwa dengan mengikuti arus buy sell bandar, anda pasti akan untung terus 100%.
Analisa bandar pun harus dikombinasikan dengan analisa teknikal (pola2 yang terbentuk di chart), analisa market, dan tipikal saham tersebut. Sehingga analisa anda lebih bagus.
Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan mengenai hubungan grafik saham / analisa teknikal dengan cerminan psikologis market. Yap, itulah kenapa saya selalu menyarankan pada anda, terutama untuk para trader pemula, agar mendalami analisa teknikal jika ingin trading.
Analisis teknikal adalah senjata utama anda, yang bisa memberikan banyak informasi supaya bisa mengambil keputusan trading saham yang lebih baik.
Psikologis dan kemauan market / trader bisa kita lihat melalui pola candlestick, chart pattern dan support resisten pada saham INDF diatas. Beberapa hari terakhir, saham INDF terus mengalami penurunan harga yang cukup drastis (tanda lingkaran).
Nah, penurunan harga saham INDF terlihat mulai menuju titik harga terendahnya / support selama 6 bulan (lihat tanda lingkaran). Tetapi pada harga saham terendahnya selama 6 bulan, justru menjadi titik balik rebound. Anda bisa perhatikan setelah menyentuh harga saham terendah 6 bulan, INDF berhasil naik lagi dengan cepat.
Inilah salah satu contoh yang dinamakan dengan psikologis atau KEMAUAN MARKET, yang bisa kita lihat melalui pola-pola harga sahamnya. Mayoritas trader saham, terutama trader bermodal besar, menginginkan untuk membeli lagi INDF setelah harganya jatuh dari support terendah tersebut, sehingga harganya naik lagi.
Pola-pola seperti ini dinamakan dengan POLA HISTORIS, di mana pola historis yang merupakan cerminan dan kemauan psikologis market, bisa saja terulang di kemudian hari.
Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip analisa teknikal: History repeat itself. Artinya, kalau harga saham INDF suatu saat turun mencapai titik terendahnya, INDF memiliki peluang rebound / naik.
Namun tidak menutup kemungkinan, jika harga saham turun / jatuh dibawah support 6 bulan, maka saham INDF bisa turun lebih dalam lagi. Jadi support 6 bulan terendah ini bisa menjadi acuan PSIKOLOGIS MARKET, untuk melihat apakah saham akan naik setelah mendekati supportnya, atau justru jatuh lagi dibawah supportnya.
Dari sini anda bisa mengambil keputusan buy sell. Kalau INDF rebound dari support 6 bulan, anda bisa memanfaatkan untuk trading. Namun, jika tekanan jual di supportnya masih tinggi, anda bisa pertimbangkan untuk wait and see dan tidak terburu masuk di INDF.
Sekarang kita kembali lagi candlestick yang saya beri tanda persegi, di mana kita tahu bahwa di chart tersebut INDF turun drastis, hingga nyaris menyentuh support 6 bulan. Jika INDF jatuh dibawah support 6 bulan, maka INDF berpotensi turun lagi, karena hal ini menunjukkan bahwa support penting yang menjadi acuan rebound sudah jatuh.
Sebaliknya, kalau INDF bertahan diatas support tersebut, INDF berpotensi untuk naik, mengulang pola historis sebelumnya.
Pada chadrt diatas, INDF ternyata berhasil rebound tinggi selama 2 hari setelah harganya mendekati support 6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa psikologis market terulang kembali. Titik-titik harga penting bisa menjadi acuan anda untuk mengambil analisa saham, apakah anda akan BUY, SELL atau WAIT AND SEE dulu.
Itulah salah satu contoh yang dapat menjelaskan bahwa grafik saham itu merupakan cerminan psikologis dan kemauan market. Masih banyak lagi contoh yang bisa menggambarkan psikologis market baik melalui chart pattern, support resisten, candlestick.
Anda bisa pelajari analisa-analisa teknikal full praktik tersebut untuk memilih saham2 bagus disini: Buku Saham. Pelajari juga: Menemukan Saham Naik dengan Variasi Support Resisten.
Setelah baca pos ini, saya yakin pasti ada pertanyaan: "Pak Heze psikologis dan keinginan market ini benar2 akurat untuk memprediksi saham? Kalau meleset gimana?"
Ketahuilah bahwa dengan memahami psikologis market melalui chart, bukan berarti anda bisa mengetahui 100% arah pergerakan harga saham selanjutnya. Tidak ada yang tahu masa depan. Tidak ada yang tahu harga saham akan bergerak sampai ke harga berapa keesokan harinya.
Tetapi dengan memahami psikologis market, anda bisa memiliki pandangan yang jauh lebih luas mengenai analisa-analisa saham, sehingga anda bisa tahu apa yang harus anda lakukan dalam trading.
Nah solusinya, dalam analisa saham, jangan cuma melihat chart. Anda juga harus terapkan analisa screening saham. Perhatikan analisa market (kalau market lagi jatuh, kemungkinan banyak saham yang jebol dari support2 pentingnya, dan sebaliknya). Kombinasikan juga dengan analisa pergerakan net buy sell dan indikator.
Dengan demikian, analisa grafik yang anda lakukan akan lebih akurat, dan anda tidak kaku menggunakan satu ukuran analisa saja.
Hal ini sama juga ketika anda ingin membeli saham dengan cara mengikuti pergerakan bandar atau yang dikenal sebagai ilmu bandarmologi. Jangan beranggapan bahwa dengan mengikuti arus buy sell bandar, anda pasti akan untung terus 100%.
Analisa bandar pun harus dikombinasikan dengan analisa teknikal (pola2 yang terbentuk di chart), analisa market, dan tipikal saham tersebut. Sehingga analisa anda lebih bagus.
Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan mengenai hubungan grafik saham / analisa teknikal dengan cerminan psikologis market. Yap, itulah kenapa saya selalu menyarankan pada anda, terutama untuk para trader pemula, agar mendalami analisa teknikal jika ingin trading.
Analisis teknikal adalah senjata utama anda, yang bisa memberikan banyak informasi supaya bisa mengambil keputusan trading saham yang lebih baik.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.