Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Delisting & Kerugian Investor / Trader

El Heze
Saham-saham yang di-delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) bukanlah hal baru. Setiap tahun selalu ada saja saham-saham yang terkena delisting, entah karena force delisting atau voluntary delisting. Baca juga: Delisting dan Relisting di Bursa Saham. 



Berita-berita tentang saham delisting juga sering kita temukan di media masa online. Contohnya seperti berikut ini: 



Kalau kita perhatikan lebih detail, saham-saham yang terkena delisting umumnya adalah saham-saham yang kinerja dan rasio keuangannya tidak sehat, size perusahaannya kecil rasio keuangannya kurang bagus bahkan tidak sedikit perusahaan delisting yang manajemennya bermasalah seperti PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP). 

Anda bisa mencari informasi saham yang delisting di Bursa Efek, pada situs IDX berikut: IDX Delisting. Beberapa saham yang terkena delisting PT Triwira Insanlestari Tbk (TRIL) PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (APOL) memiliki kinerja keuangan yang tidak terlalu bagus. 

Dan saham-saham yang delisting dari Bursa harga sahamnya biasanya juga tidak likuid, pergerakan harganya tidak stabil. Saham-saham seperti ini biasanya dikenal sebagai saham gorengan. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa saham2 yang:  

-Kurang bagus secara fundamental 
-Kurang bagus secara teknikal (grafik) 

Memiliki RISIKO yang besar. Risikonya nggak main-main. Bukan cuma risiko saham anda turun, tapi kalau sewaktu-waktu perusahaan seperti itu delisting, maka duit yang tanamkan di saham juga berpotensi "habis" alias nggak bisa diapa-apakan lagi. 

Sebenarnya kalau saham yang anda miliki terkena delisting, anda diberi kesempatan untuk menjual saham anda di pasar negosiasi sebelum perusahaan resmi delisting. Akan tetapi, karena saham yang delisting biasanya adalah saham2 yang kinerjanya kurang sehat, maka harga sahamnya di pasar negosisasi umumnya akan turun drastis. 

Selain itu, di pasar negosiasi belum tentu saham yang ditradingkan akan laku. Sebenarnya ketika saham delisting, anda tetap memegang saham perusahaan tersebut hanya saja perusahaannya sekarang sifatnya go private. Dan perusahaan yang delisting sewaktu-waktu bisa relisting. 

Tetapi kalau anda memegang perusahaan yang kinerjanya tidak sehat, risikonya tentu akan jauh lebih besar. 

Saham yang sudah delisting dan anda masih memiliki sahamnya, maka anda tidak bisa menjual sahamnya lagi di pasar saham, kecuali kalau saham anda relisting (namun kecil kemungkinan perusahaan delisting yang kembali listing). 

Sayangnya, saat ada saham2 yang akan terkena delisting, kita seringkali mendengar keluhan-keluhan trader atau investor yang sahamnya masih nyangkut dan nggak sempat jual. Di satu sisi, sebelum delisting harga sahamnya juga turun terus sampai ke level terendah. 

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak sekali investor dan trader saham yang belum teredukasi dengan baik. Masih banyak trader saham yang belum paham cara memilih saham yang benar, menyusun portofolio saham yang sehat. 

Faktanya, banyak trader yang tergiur untuk membeli saham2 gorengan karena ingin dapat keuntungan cepat, besar dalam waktu sesingkat mungkin, tanpa menganalisa dan mempertimbangkan risikonya. 

Banyak trader yang tidak tahu cara menggunakan analisa teknikal, screening saham, sehingga para trader sering terjebak di saham-saham yang fundamental dan teknikalnya jelek. 

Memang saham gorengan bisa naik cepat, tetapi risikonya juga lebih besar. Kalau anda ingin trading di saham gorengan, anda harus trading dengan modal kecil dan DISIPLIN dalam take profit dan cut loss. 

Jadi, untuk para trader dan investor saham, saya sarankan agar anda perbanyaklah belajar saham dengan cara yang benar. Kalau anda memutuskan untuk memulai trading ataupun investasi, pelajari ilmunya. 

Ilmu utama sebagai dasar untuk mencetak profit di saham adalah ANALISIS TEKNIKAL (trader), ANALISIS FUNDAMENTAL (investor), analisa screening saham, dan analisa market. Pelajari juga: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus. 

Kalau anda belum paham ilmu-ilmu tersebut, anda belum bisa mempraktikkan analisa teknikal, fundamental, screening saham, jangan pernah nekad untuk masuk pasar saham. 

Pengalaman2 trader dan investor saham yang sering terjebak di saham2 gorengan yang berujung delisting, hendaknya menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran kita semua agar kedepan kita semua bisa menganalisa dan memilih saham lebih baik.  

Sekarang kita bisa lihat saham-saham di Bursa Efek yang kinerjanya jelek seperti saham2 Bakrie Group yaitu BUMI ELTY BNBR dan kawan-kawannya. Saham-saham seperti ini masih 'berkeliaran' di pasar saham.

Trader saham yang nekad terjun di pasar saham dan tidak memiliki ilmunya, akan sangat berpotensi terjebak membeli saham2 seperti itu. Harga sahamnya murah, geraknya cepat, bisa dibeli dengan modal kecil. Menggiurkan bukan? 

Tapi dibalik itu, saham2 tersebut memiliki risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan potensi returnnya. 

Jadi milikilah bekal dan senjata sebelum anda terjun di dunia saham. Jika anda belum paham cara-cara menganalisa saham dan market, pelajari dulu ilmunya, nggak usah terburu-buru beli saham karena ingin cepat untung. 

Karena dengan memiliki pengetahuan analisa saham, kita juga berperan untuk menciptakan pasar modal kearah yang lebih baik. Bandar saham pasti ada. Saham gorengan pun pasti ada. 

Tetapi jika anda bisa memilah saham-saham yang layak dan tidak layak ditradingkan, risiko2 membeli saham jelek dapat diminimalkan, dan kalau anda paham cara meminimalkan risiko, dapat profit akan lebih mudah. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.