Analisis Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV) merupakan analisis valuasi saham. Valuasi saham digunakan oleh INVESTOR jangka panjang atau TRADER JANGKA MENENGAH dalam memilih (screening) saham yang berfundamental bagus, dengan harga yang masih murah.
Karena PER dan PBV adalah analisa yang cukup umum digunakan, maka banyak sekali pebisnis saham yang menggunakan analisa tersebut untuk melihat dan mencari saham2 yang sedang murah.
Tetapi, ternyata analisa PER dan PBV tidak selalu akurat. Di pos ini, kita akan bahas penggunaan PER dan PBV untuk mencari saham, agar setiap pebinis saham bisa menggunakan analisa PER dan PBV secara lebih tepat.
[Pelajari juga analisis fundamental untuk mencari saham2 yang bagus untuk investasi jangka panjang disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. ]
Berikut hal-hal yang harus anda perhatikan jika anda memutuskan untuk membeli saham dengan PER dan PBV rendah (murah):
1. Saham dengan PER dan PBV murah belum tentu harganya langsung naik
Pernahkah anda mengalami masa-masa di mana saham-saham yang kinerjanya bagus (blue chip), harga sahamnya punya valuasi yang sangat rendah, di mana PER-nya sampai hanya sekitar 5 kali saja? Dan PBV-nya hanya 0,9 kali?
Padahal mayoritas saham blue chip biasanya punya valuasi PER dan PBV yang cukup tinggi di sektor industrinya. Saham bagus yang valuasinya murah, biasanya harga sahamnya punya peluang lebih besar untuk naik dengan cepat.
Kita sudah mengalaminya berkali-kali di pasar saham. Tahun 2008 saat crash market. Tahun 2015 saat ekonomi lesu. Tahun 2018 pasar saham pernah mengalami bearish. Tahun 2020 saat wabah Covid 19.
Saham2 yang PER dan PBVnya murah punya peluang naik lebih cepat setelah market mulai pulih. Namun yang perlu anda pahami: PER dan PBV murah TIDAK SELALU harga sahamnya LANGSUNG NAIK.
Di pasar saham, ada banyak faktor yang menyebabkan saham bisa naik ataupun turun, bukan hanya faktor valuasi saham. Sebagai contoh, kalau saham2 valuasinya sudah murah, tetapi kondisi market masih lesu, masih banyak sentimen negatif.
Atau sektor suatu saham sedang bergejolak, maka sangat mungkin saham2 yang valuasinya murah harganya masih bisa turun lagi.
Jadi strateginya, ketika anda menemukan saham2 fundamental bagus yang PER dan PBV-nya sudah rendah, saran saya, belilah saham tersebut secara bertahap. Jangan membeli saham dengan semua modal. Jangan overconfidence dengan memasukkan semua modal.
Kalau saham tersebut turun lagi dan bisa lebih murah, anda masih punya modal yang banyak untuk membeli lagi sahamnya.
Jadi walaupun anda menemukan saham yang valuasinya murah dan layak dibeli, anda harus tetap memiliki pertimbangan dan analisa, terutama ANALISA MARKET & MANAJEMEN MODAL.
Toh, anda sudah pegang saham-saham yang fundamentalnya bagus dengan valuasi murah. Maka sebenarnya anda hanya tinggal perlu menunggu waktu saham anda uptrend lagi.
Dan biasanya kalau valuasi saham sudah murah, dan market atau sektor usaha pulih, maka nggak butuh waktu sampai 1 tahun lebih agar saham-saham bagus pulih lagi.
2. Saham dengan PER dan PBV murah harganya bisa turun terus
Saham yang valuasinya murah tidak hanya kita temukan pada saham yang kinerjanya bagus. Saham2 gorengan, saham2 yang perusahaannya sering rugi bersih, saham2 yang perusahaannya terkena masalah, valuasi sahamnya bisa menjadi murah dan terdiskon jika harga sahamnya turun terus.
Perlu anda pahami, analisa valuasi saham (PER & PBV) tidak berlaku untuk saham-saham yang fundamentalnya jelek. Banyak sekali perusahaan yang kinerjanya kurang baik, bermasalah, harga sahamnya turun terus, bahkan menjadi saham tidur (tidak diperdagangkan lagi dalam jangka panjang).
Padahal secara valuasi, saham2 tersebut sudah sangat murah dan terdiskon. Tidak sedikit dari saham2 yang fundamentalnya jelek tersebut, akhirnya terkena delisting (dihapus dari Bursa Efek).
Kita mungkin ingat kasus saham AISA, di mana setelah harga sahamnya jatuh karena terkena kasus beras oplosan, valuasi saham AISA jadi sangat murah.
Namun saham AISA justru turun terus harganya, dan AISA tidak diperdagangkan lagi. Kita sudah pernah ulas sedikit banyak tentang valuasi dan fundamental AISA disini: Belajar dari Kasus Saham AISA. Sehingga ini juga menjawab pertanyaan2:
"Kenapa saham A PER-nya sudah murah tapi kok harganya turun terus?"
"Saham X PBVnya sudah dibawah 1 kali, kenapa sahamnya tidak diangkat harganya?"
Jadi, kalau anda mau membeli saham dengan PER dan PBV rendah, carilah saham yang fundamentalnya bagus (baca poin 1). Jangan tergiur membeli saham hanya karena valuasinya murah, padahal secara fundamental, saham tersebut jelek.
Jangan mudah terjebak dengan kalimat2 sepeerti: "Saham A sudah murah valuasinya, waktunya dibeli". Selalu lakukan analisa fundamnetal sebelum anda investasi. Valuasi saham "hanyalah" salah satu dari bagian analisa fundamental.
3. Saham dengan PER dan PBV murah KURANG COCOK untuk trader saham
Ini adalah kesalahan yang sering dilakukan trader saham. Banyak trader saham jangka pendek yang membeli saham karena valuasi sahamnya sudah murah.
Perlu anda ketahui bahwa analisa PER dan PBV itu sifatnya untuk jangka menengah sampai jangka panjang. Memang berdasarkan pengalaman saya pribadi, saham2 bagus yang PER dan PBV-nya sudah murah, punya peluang naik yang lebih cepat.
Namun bukan berarti PER dan PBV yang sudah murah, sahamnya minggu depan pasti akan naik. Karena PER dan PBV adalah bagian dari analisa fundamental, maka untuk menunggu saham naik, membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan kalau anda melakukan analisis teknikal.
Nah, kalau tujuan anda adalah trading jangka pendek, ada baiknya anda lebih fokus ke analisis teknikal. Boleh saja anda melakukan analisa valuasi saham sebagai analisa tambahan.
Namun anda harus tetap lakukan analisa teknikal, karena untuk trader jangka pendek, analisa teknikal lebih dapat menggambarkan saham2 apa yang berpotensi naik untuk short term, bukan analisa valuasi saham.
4. PER dan PBV hanyalah salah satu analisa fundamental
Seperti yang sudah kita bahas di poin pertama dan kedua, saham yang PER dan PBVnya murah, harganya bisa turun lagi. Terutama buat perusahaan2 yang kinerjanya kurang baik, valuasi saham yang sudah murah biasanya tidak memberikan banyak dampak ke harga sahamnya.
Itu artinya, PER dan PBV itu hanyalah salah satu ukuran analisa fundamental. Sebagai investor, jangan cuma terpaku dengan analisa PER dan PBV. Analisa-analisa utama seperti melihat laporan keuangan, kinerja perusahaan secara komprehensif, analisa sektoral tetap harus menjadi analisa utama yang anda lakukan sebelum melihat valuasi saham tersebut.
Pos ini menuju pada suatu kesimpulan bahwa PER dan PBV yang sudah murah, bisa anda gunakan sebagai keputusan untuk membeli saham. Namun, anda harus perhatikan poin-poin berikut:
Tetapi, ternyata analisa PER dan PBV tidak selalu akurat. Di pos ini, kita akan bahas penggunaan PER dan PBV untuk mencari saham, agar setiap pebinis saham bisa menggunakan analisa PER dan PBV secara lebih tepat.
[Pelajari juga analisis fundamental untuk mencari saham2 yang bagus untuk investasi jangka panjang disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. ]
Berikut hal-hal yang harus anda perhatikan jika anda memutuskan untuk membeli saham dengan PER dan PBV rendah (murah):
1. Saham dengan PER dan PBV murah belum tentu harganya langsung naik
Pernahkah anda mengalami masa-masa di mana saham-saham yang kinerjanya bagus (blue chip), harga sahamnya punya valuasi yang sangat rendah, di mana PER-nya sampai hanya sekitar 5 kali saja? Dan PBV-nya hanya 0,9 kali?
Padahal mayoritas saham blue chip biasanya punya valuasi PER dan PBV yang cukup tinggi di sektor industrinya. Saham bagus yang valuasinya murah, biasanya harga sahamnya punya peluang lebih besar untuk naik dengan cepat.
Kita sudah mengalaminya berkali-kali di pasar saham. Tahun 2008 saat crash market. Tahun 2015 saat ekonomi lesu. Tahun 2018 pasar saham pernah mengalami bearish. Tahun 2020 saat wabah Covid 19.
Saham2 yang PER dan PBVnya murah punya peluang naik lebih cepat setelah market mulai pulih. Namun yang perlu anda pahami: PER dan PBV murah TIDAK SELALU harga sahamnya LANGSUNG NAIK.
Di pasar saham, ada banyak faktor yang menyebabkan saham bisa naik ataupun turun, bukan hanya faktor valuasi saham. Sebagai contoh, kalau saham2 valuasinya sudah murah, tetapi kondisi market masih lesu, masih banyak sentimen negatif.
Atau sektor suatu saham sedang bergejolak, maka sangat mungkin saham2 yang valuasinya murah harganya masih bisa turun lagi.
Jadi strateginya, ketika anda menemukan saham2 fundamental bagus yang PER dan PBV-nya sudah rendah, saran saya, belilah saham tersebut secara bertahap. Jangan membeli saham dengan semua modal. Jangan overconfidence dengan memasukkan semua modal.
Kalau saham tersebut turun lagi dan bisa lebih murah, anda masih punya modal yang banyak untuk membeli lagi sahamnya.
Jadi walaupun anda menemukan saham yang valuasinya murah dan layak dibeli, anda harus tetap memiliki pertimbangan dan analisa, terutama ANALISA MARKET & MANAJEMEN MODAL.
Toh, anda sudah pegang saham-saham yang fundamentalnya bagus dengan valuasi murah. Maka sebenarnya anda hanya tinggal perlu menunggu waktu saham anda uptrend lagi.
Dan biasanya kalau valuasi saham sudah murah, dan market atau sektor usaha pulih, maka nggak butuh waktu sampai 1 tahun lebih agar saham-saham bagus pulih lagi.
2. Saham dengan PER dan PBV murah harganya bisa turun terus
Saham yang valuasinya murah tidak hanya kita temukan pada saham yang kinerjanya bagus. Saham2 gorengan, saham2 yang perusahaannya sering rugi bersih, saham2 yang perusahaannya terkena masalah, valuasi sahamnya bisa menjadi murah dan terdiskon jika harga sahamnya turun terus.
Perlu anda pahami, analisa valuasi saham (PER & PBV) tidak berlaku untuk saham-saham yang fundamentalnya jelek. Banyak sekali perusahaan yang kinerjanya kurang baik, bermasalah, harga sahamnya turun terus, bahkan menjadi saham tidur (tidak diperdagangkan lagi dalam jangka panjang).
Padahal secara valuasi, saham2 tersebut sudah sangat murah dan terdiskon. Tidak sedikit dari saham2 yang fundamentalnya jelek tersebut, akhirnya terkena delisting (dihapus dari Bursa Efek).
Kita mungkin ingat kasus saham AISA, di mana setelah harga sahamnya jatuh karena terkena kasus beras oplosan, valuasi saham AISA jadi sangat murah.
Namun saham AISA justru turun terus harganya, dan AISA tidak diperdagangkan lagi. Kita sudah pernah ulas sedikit banyak tentang valuasi dan fundamental AISA disini: Belajar dari Kasus Saham AISA. Sehingga ini juga menjawab pertanyaan2:
"Kenapa saham A PER-nya sudah murah tapi kok harganya turun terus?"
"Saham X PBVnya sudah dibawah 1 kali, kenapa sahamnya tidak diangkat harganya?"
Jadi, kalau anda mau membeli saham dengan PER dan PBV rendah, carilah saham yang fundamentalnya bagus (baca poin 1). Jangan tergiur membeli saham hanya karena valuasinya murah, padahal secara fundamental, saham tersebut jelek.
Jangan mudah terjebak dengan kalimat2 sepeerti: "Saham A sudah murah valuasinya, waktunya dibeli". Selalu lakukan analisa fundamnetal sebelum anda investasi. Valuasi saham "hanyalah" salah satu dari bagian analisa fundamental.
3. Saham dengan PER dan PBV murah KURANG COCOK untuk trader saham
Ini adalah kesalahan yang sering dilakukan trader saham. Banyak trader saham jangka pendek yang membeli saham karena valuasi sahamnya sudah murah.
Perlu anda ketahui bahwa analisa PER dan PBV itu sifatnya untuk jangka menengah sampai jangka panjang. Memang berdasarkan pengalaman saya pribadi, saham2 bagus yang PER dan PBV-nya sudah murah, punya peluang naik yang lebih cepat.
Namun bukan berarti PER dan PBV yang sudah murah, sahamnya minggu depan pasti akan naik. Karena PER dan PBV adalah bagian dari analisa fundamental, maka untuk menunggu saham naik, membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan kalau anda melakukan analisis teknikal.
Nah, kalau tujuan anda adalah trading jangka pendek, ada baiknya anda lebih fokus ke analisis teknikal. Boleh saja anda melakukan analisa valuasi saham sebagai analisa tambahan.
Namun anda harus tetap lakukan analisa teknikal, karena untuk trader jangka pendek, analisa teknikal lebih dapat menggambarkan saham2 apa yang berpotensi naik untuk short term, bukan analisa valuasi saham.
4. PER dan PBV hanyalah salah satu analisa fundamental
Seperti yang sudah kita bahas di poin pertama dan kedua, saham yang PER dan PBVnya murah, harganya bisa turun lagi. Terutama buat perusahaan2 yang kinerjanya kurang baik, valuasi saham yang sudah murah biasanya tidak memberikan banyak dampak ke harga sahamnya.
Itu artinya, PER dan PBV itu hanyalah salah satu ukuran analisa fundamental. Sebagai investor, jangan cuma terpaku dengan analisa PER dan PBV. Analisa-analisa utama seperti melihat laporan keuangan, kinerja perusahaan secara komprehensif, analisa sektoral tetap harus menjadi analisa utama yang anda lakukan sebelum melihat valuasi saham tersebut.
Pos ini menuju pada suatu kesimpulan bahwa PER dan PBV yang sudah murah, bisa anda gunakan sebagai keputusan untuk membeli saham. Namun, anda harus perhatikan poin-poin berikut:
- PER dan PBV murah harga sahamnya belum tentu langsung naik
- Saat menemukan saham dengan PER dan PBV murah, beli dengan modal bertahap
- Valuasi saham tidak memberikan banyak efek pada saham yang fundamntalnya jelek
- PER dan PBV adalah salah satu analisa fundamental. Jangan terpaku pada analisa valuasi saham saja
- PER dan PBV cocok untuk trader jangka menengah dan investor jangka panjang. Kurang cocok untuk trader jangka pendek
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.