Pada saat anda belajar analisa laporan keuangan perusahaan (analisa fundamental), anda mungkin sering mendengar dua istilah berikut: Capital expenditure (Capex) dan revenue expenditure.
Buat anda yang bertanya-tanya tentang istilah capex dan revenue expenditure, di pos ini kita akan membahas bersama beserta contohnya pada laporan keuangan perusahaan, serta kegunaan investor saham mengetahui kedua istilah ini.
PENGERTIAN CAPITAL EXPENDITURE (CAPEX)
Capital Expenditure (Capex) adalah modal atau dana yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan memelihara aset-aset tetap (jangka panjang), misalnya bangunan, pabrik, mesin, peralatan, properti dan lain-lain.
Capex biasa disebut sebagai pengeluaran modal atau belanja modal. Jadi kalau anda sering dengar istilah BELANJA MODAL atau capex, itulah penjelasannya.
Capex biasanya digunakan perusahaan untuk mendanai investasi atau proyek baru. Katakanlah perusahaan investasi mesin atau pabrik baru. Tujuan investasi tersebut adalah untuk menambah kapasitas produksi atau dalam rangka memperluas pangsa pasar, sehingga perusahaan membutuhkan lebih banyak mesin, dan pabrik baru untuk operasional.
Capex ada dua jenis. Pertama, Capex yang digunakan untuk pemeliharaan operasi seperti penggantian mesin yang lama dengan mesin baru. Kedua, Capex yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan seperti menambah mesin atau kapasitas pabrik.
Capex dapat berupa investasi pada aset berwujud dan aset tidak berwujud. Aset berwujud contohnya adalah aset tetap, mesin, bangunan. Sedangkan aset tidak berwujud contohnya adalah paten.
CONTOH CAPITAL EXPENDITURE (CAPEX)
Dari penjelasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa capex adalah PENGELUARAN yang dilakukan perusahaan dengan tujuan JANGKA PANJANG, yaitu untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan operasional. Jadi tujuan capex ini sebenarnya juga untuk INVESTASI yang memberikan manfaat di masa mendatang.
Ketika perusahaan melakukan investasi pada mesin2, pabrik yang baru, diharapkan perusahaan mampu mendapatkan manfaat jangka panjang, yaitu omzet dan LABA BERSIH meningkat. Berikut contoh capital expenditure, yaitu pengeluaran2 modal yang berkaitan dengan pembelian / investasi pada:
- Peralatan kantor
- Bangunan
- Mesin
- Pabrik
- Properti
- Tanah
- Kendaraan
- Perangkat keras (komputer)
- Perangkat lunak
- Aset tidak berwujud seperti lisensi atau paten
Bagaimana cara mencari capex perusahaan?
Mencari capex sebenarnya tidak perlu anda hitung manual karena anda bisa mencarinya pada laporan keuangan perusahaan. Anda bisa melihat capex pada Laporan Arus Kas bagian Investasi. Berikut contoh capex pada PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES):
Capex ada pada bagian arus kas dari aktivitas investasi. Carilah angka yang negatif, karena capex adalah belanja modal. Pada contoh diatas, capex ACES ada pada akun Perolehan Aset Tetap yaitu sebesar Rp65.040.563.749.
Dalam analisa fundamental, capex yang besar belum tentu buruk. Karena kebutuhan capex tiap perusahaan berbeda-beda. Capex besar tidak masalah apabila fundamental perusahaan dari segi yang lain, misalnya kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih, ROE, dan profitabilitasnya bagus, atau struktur utangnya wajar.
Waspadai kalau capex perusahaan besar, sehingga arus kas-nya selalu minus, namun tidak didukung dengan kemampuan perusahaan untuk mencetak laba bersih. Hal ini bisa menunjukkan bahwa capex perusahaan tidak dapat digunakan secara maksimal untuk meningkatkan operasionalnya.
REVENUE EXPENDITURE (RE)
Revenue expenditure (RE) / pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran yang terjadi pada aktivitas bisnis rutin perusahaan, di mana pengeluaran2 tersebut juga membantu perusahaan dalam menghasilkan pendapatan / penjualan.
Revenue Expenditure akan dicatat pada periode yang sama ketika pendapatan dihasilkan. Jadi dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa revenue expenditure dibebankan langsung pada laporan laba rugi perusahaan pada periode berjalan saat pengeluaran terjadi.
Dikatakan sebagai pengeluaran pendapatan karena hal ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Contoh revenue expenditure adalah sebagai berikut:
- Beban transportasi
- Beban gaji
- Harga pokok penjualan
- Beban listrik
- Bahan habis pakai
- Beban pemasaran
- Premi asuransi
- Biaya perbaikan dan perawatan mesin / sparepart
- Beban depresiasi (penyusutan) aset tetap
- Beban sewa
- Beban air, telepon, miscellanous
- Dan lain-lain
Biaya-biaya tersebut diperlukan perusahaan untuk menunjang operasionalnya, karena dengan adanya biaya2 ini, perusahaan bisa menujang operasi untuk memperoleh pendapatan. Di laporan keuangan, revenue expenditure bisa anda lihat pada laporan laba rugi pada akun-akun berikut:
Revenue expenditure bisa anda lihat pada akun-akun seperti Beban Pokok Penjualan, Beban Usaha, Beban Lain-Lain. Kalau anda lihat lagi pada Catatan Atas Laporan Keuangan setiap akun beban, maka anda bisa melihat lagi lebih detail rincian beban perusahaan.
Pelajari juga: Pengertian dan Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan. Itulah yang dinamakan dengan revenue expenditure.
Cara menganalisa revenue expenditure dalam laporan keuangan adalah dengan membandingkan analisa-analisa fundamental, seperti margin laba bersih, margin laba usaha dan lain2.
Karena komponen pengeluaran beban perusahaan juga harus anda analisa. Jangan sampai beban perusahaan membengkak, sehingga berpengaruh terhadap profitabilitas.
Pelajari juga full praktik analisis fundamental dan laporan keuangan untuk investasi saham disini: Ebook Analisis Fundamental Saham + Bedah Laporan Keuangan.
Itulah perbedaan capital expenditure dan revenue expenditure dalam analisis fundamental.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.