Dalam analisis kinerja keuangan, kita mengenal salah satu analisis MODAL KERJA. Modal kerja adalah salah satu ukuran likuiditas yang digunakan untuk melihat kemampuan potensi perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dan seberapa besar aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk menutup kewajiban lancarnya.
Modal kerja didapatkan dari aset lancar dikurangi kewajiban lancar. Apabila aset lancar perusahaan lebih besar daripada kewajiban lancar, maka perusahaan dapat dikatakan likuid, karena itu artinya perusahaan dapat menggunakan aset2 lancar untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Mengenai modal kerja, saya juga sudah pernah membahasnya disini: Pengertian Modal Kerja / Working Capital dan Contohnya.
Dalam rasio aktivitas, kita juga mengenal rasio perputaran modal kerja. Perputaran modal kerja menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan bersih. Perputaran modal kerja menunjukkan seberapa besar modal kerja perusaahan berputar dalam satu tahun. Rumus perputaran modal kerja adalah sebagai berikut:
Dari rumus perputaran modal kerja ini, kita dapat menyimpulkan beberapa hal penting yaitu sebagai berikut:
Penyebab kenaikan rasio perputaran modal kerja adalah: Penjualan meningkat (lebih besar dari peningkatan modal kerja) atau modal kerja yang menurun. Sebaliknya, penyebab penurunan rasio perputaran modal kerja adalah karena penjualan menurun atau modal kerja meningkat (tapi penjualan turun).
Rasio perputaran modal kerja yang bagus adalah yang mengalami peningkatan setiap tahun. Karena ini artinya, perusahaan dapat memaksimalkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.
Oke, sekarang kita masuk pada contoh perhitungan rasio perputaran modal kerja. Disini saya akan menggunakan contoh laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Perhatikan perhitungan dan rasio perputaran modal kerja MYOR selama 2 tahun dibawah ini:
Interpretasi:
Modal kerja MYOR tahun 2014 adalah sebesar 4,17 kali dan tahun 2015 sebesar 3,44 kali. Nilai rasio ini menginformasikan bahwa tahun 2014 modal kerja MYOR berputar sebanyak 4 kali dalam setahun. Sedangkan tahun 2015, modal kerja MYOR berputar 3 kali dalam setahun.
Atau kita bisa mengatakan juga seperti ini: Nilai penjualan bersih MYOR tahun 2014 adalah 4 kali modal kerjanya. Dan nilai penjualan bersih MYOR tahun 2015 adalah 3 kali modal kerjanya.
Rasio perputaran modal kerja MYOR tampak terlihat menurun selama 2 tahun, padahal baik modal kerja maupun penjualan bersih sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal kerjanya untuk menghasilkan penjualan.
Seharusnya dengan peningkatkan modal kerja, MYOR mampu menghasilkan penjualan bersih yang lebih tinggi lagi, sehingga dapat meningkatkan rasio perputaran modal kerjanya. Ini artinya, perusahaan mengalami penurunan dalam kemampuan memaksimalkan modal kerja bersihnya selama tahun 2014-2015.
Analisis fundamental perputaran modal kerja ini tentunya harus dikombinasikan dengan analisis rasio keuangan lainnya, agar anda dapat menilai dengan lebih pasti kondisi kinerja fundamental perusahaan.
Rasio perputaran modal kerja yang bagus adalah yang mengalami peningkatan setiap tahun. Karena ini artinya, perusahaan dapat memaksimalkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.
Oke, sekarang kita masuk pada contoh perhitungan rasio perputaran modal kerja. Disini saya akan menggunakan contoh laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Perhatikan perhitungan dan rasio perputaran modal kerja MYOR selama 2 tahun dibawah ini:
Interpretasi:
Modal kerja MYOR tahun 2014 adalah sebesar 4,17 kali dan tahun 2015 sebesar 3,44 kali. Nilai rasio ini menginformasikan bahwa tahun 2014 modal kerja MYOR berputar sebanyak 4 kali dalam setahun. Sedangkan tahun 2015, modal kerja MYOR berputar 3 kali dalam setahun.
Atau kita bisa mengatakan juga seperti ini: Nilai penjualan bersih MYOR tahun 2014 adalah 4 kali modal kerjanya. Dan nilai penjualan bersih MYOR tahun 2015 adalah 3 kali modal kerjanya.
Rasio perputaran modal kerja MYOR tampak terlihat menurun selama 2 tahun, padahal baik modal kerja maupun penjualan bersih sama-sama mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal kerjanya untuk menghasilkan penjualan.
Seharusnya dengan peningkatkan modal kerja, MYOR mampu menghasilkan penjualan bersih yang lebih tinggi lagi, sehingga dapat meningkatkan rasio perputaran modal kerjanya. Ini artinya, perusahaan mengalami penurunan dalam kemampuan memaksimalkan modal kerja bersihnya selama tahun 2014-2015.
Analisis fundamental perputaran modal kerja ini tentunya harus dikombinasikan dengan analisis rasio keuangan lainnya, agar anda dapat menilai dengan lebih pasti kondisi kinerja fundamental perusahaan.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.