Dalam dunia saham, terdapat salah satu anomali pasar yang kita kenal dan sering dibicarakan oleh trader maupun para analis saham. Anomali pasar yang saya maksud adalah: WINDOW DRESSING.
Apa maksud dari window dressing? Kenapa namanya window dressing? Kapan terjadi window dressing? Terus apa efeknya ke pasar saham?
Pengertian window dressing dan kenapa disebut 'window dressing'?
Istilah window dressing, window artinya jendela. Dengan adanya jendela, orang akan mampu melihat isi dalam rumah anda tanpa harus masuk langsung ke dalam rumah.
Istilah window dressing, window artinya jendela. Dengan adanya jendela, orang akan mampu melihat isi dalam rumah anda tanpa harus masuk langsung ke dalam rumah.
Sedangkan dressing artinya mendekorasi dengan tujuan agar isi rumah menjadi terlihat lebih bagus dan rapi tanpa mengubah isi rumah tersebut, supaya ketika orang yang melihat rumah ada dari luar (jendela) akan merasa senang dan nyaman ketika melihat isi rumah anda.
Jadi, pengertian window dressing adalah tindakan perusahaan untuk memodifikasi angka2 pada laporan keuangannya, tanpa mengubah substansi dari laporan keuangannya, agar kinerja perusahaan terlihat bagus di mata investor.
Tindakan perusahaan dalam memodifikasi laporan keuangannya umumnya dinamakan dengan manajemen laba, umumnya dilakukan dengan income maximisation atau income smoothing (silahkan anda googling tentang 'manajemen laba'). Manajemen laba bukanlah tindakan yang dilarang dalam akuntansi.
Window dressing tidak hanya dilakukan oleh perusahaan go public saja, namun juga dilakukan oleh perusahaan2 investasi seperti manajer investasi reksadana, perusahaan asuransi dan lain2.
Manajer investasi (MI) reksadana saham misalnya. MI akan cenderung merombak portofolionya besar-besaran dengan cara menjual portofolio yang memiliki kinerja buruk, dan menggantinya dengan portofolio baru yang memiliki potensi lebih baik. Hal ini pada akhirnya akan semakin menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di reksadana tersebut.
Kapan terjadi window dressing?
Manajer investasi (MI) reksadana saham misalnya. MI akan cenderung merombak portofolionya besar-besaran dengan cara menjual portofolio yang memiliki kinerja buruk, dan menggantinya dengan portofolio baru yang memiliki potensi lebih baik. Hal ini pada akhirnya akan semakin menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di reksadana tersebut.
Kapan terjadi window dressing?
Window dressing sebenarnya terjadi di setiap kuartal periode penyampaian laporan keuangan perusahaan yaitu Kuartal I (Maret), Kuartal II (Juni), Kuartal III (September) dan akhir tahun (Desember, penyampaian laporan tahunan ke Bursa maksimal bulan Maret nyaris bersamaan dengan Kuartal I).
Kenapa window dressing 'seharusnya' terjadi di setiap kuartal? Ya kita kembali lagi ke definisi window dressing diatas. Karena tujuan window dressing adalah mempercantik laporan keuangan, maka tindakan 'mempercantik' ini tentunya akan dilakukan perusahaan setiap periode penyampaian laporan keuangan ke publik (setiap kuartal).
Tapi pada umumnya, efek window dressing ini akan lebih terasa terutama secara PSIKOLOGIS di bulan Desember. Kenapa bukan bulan2 lainnya?
Bulan Desember adalah bulan di mana perusahaan2 sudah mulai menutup kinerja tahunannya, dan perusahaan2 nantinya akan menyusun laporan tahunan. Laporan akhir tahun yang mewakili kinerja satu tahun penuh umumnya selalu menjadi patokan bagi investor , analis dan juga perusahaan itu sendiri.
Di satu sisi, bulan Desember sudah waktunya pergantian tahun baru. Di tahun baru, harga saham biasanya lebih cenderung naik karena tahun baru banyak sentiemn positif (seperti pembagian dividen, meningkatnya optimisme pasar dan pengumuman laporan keuangan tahunan). Maka dari itu, orang2 biasa menyebutnya sebagai Santa Claus Rally atau Januari Effect.
Jadi karena efek window dressing ini bersamaan dengan January Effect, maka disinilah akan ada sentimen positif secara double yang bisa berpotensi mendongkrak harga saham.
Jadi, meskipun sebenarnya window dressing akan dilakukan kebanyakan perusahaan di setiap kuartal, dan memang window dressing ini sesungguhnya bisa terasa bukan hanya di bulan Desember saja (kuartal I, II dan III), namun window dressing ini lebih populer dibicarakan di bulan Desember karena alasan2 tersebut.
Sudah paham sampai disini?
Pengaruh window dresssing ke pasar saham
Kenapa window dressing 'seharusnya' terjadi di setiap kuartal? Ya kita kembali lagi ke definisi window dressing diatas. Karena tujuan window dressing adalah mempercantik laporan keuangan, maka tindakan 'mempercantik' ini tentunya akan dilakukan perusahaan setiap periode penyampaian laporan keuangan ke publik (setiap kuartal).
Tapi pada umumnya, efek window dressing ini akan lebih terasa terutama secara PSIKOLOGIS di bulan Desember. Kenapa bukan bulan2 lainnya?
Bulan Desember adalah bulan di mana perusahaan2 sudah mulai menutup kinerja tahunannya, dan perusahaan2 nantinya akan menyusun laporan tahunan. Laporan akhir tahun yang mewakili kinerja satu tahun penuh umumnya selalu menjadi patokan bagi investor , analis dan juga perusahaan itu sendiri.
Di satu sisi, bulan Desember sudah waktunya pergantian tahun baru. Di tahun baru, harga saham biasanya lebih cenderung naik karena tahun baru banyak sentiemn positif (seperti pembagian dividen, meningkatnya optimisme pasar dan pengumuman laporan keuangan tahunan). Maka dari itu, orang2 biasa menyebutnya sebagai Santa Claus Rally atau Januari Effect.
Jadi karena efek window dressing ini bersamaan dengan January Effect, maka disinilah akan ada sentimen positif secara double yang bisa berpotensi mendongkrak harga saham.
Jadi, meskipun sebenarnya window dressing akan dilakukan kebanyakan perusahaan di setiap kuartal, dan memang window dressing ini sesungguhnya bisa terasa bukan hanya di bulan Desember saja (kuartal I, II dan III), namun window dressing ini lebih populer dibicarakan di bulan Desember karena alasan2 tersebut.
Sudah paham sampai disini?
Pengaruh window dresssing ke pasar saham
Window dressing tentu saja memiliki pengaruh positif ke pasar saham terutama di bulan Desember. Dan uniknya, sepengalaman saya window dressing ini justru banyak terjadi di minggu ketiga sampai minggu keempat di bulan Desember atau tepatnya saat akan memasuki pergantian tahun. Sedangkan minggu pertama hingga minggu kedua, pergerakan pasar saham biasa2 saja.
Bahkan kalau IHSG sudah sempat naik tinggi sebelumnya, maka kecenderungan IHSG akan bergerak mendatar atau turun di dua minggu pertama bulan Desember. Jadi, jangan kaget kalau di bulan Desember IHSG justru bergerak stagnan saja.
Tapi perlu anda ingat, window dressing bukanlah rumus. Artinya, umumnya window dressing terjadi, tetapi anomali pasar ini belum tentu terjadi setiap tahun.
Kemudian anda dapat pertanyaan bagus:
Pak Heze, saham2 apa yang berpotensi naik ketika terjadi efek window dressing ini?
Terus terang saya tidak tahu. Lho kok?
Window dressing sebenarnya berkaitan dengan psikologis pasar, karena sesungguhnya kinerja laporan keuangan tahunan perusahaan baru bisa dilihat oleh investor di situs IDX bulan April tahun depan. Tapi karena perusahaan umumnya memulai window dressing di akhir tahun, maka harga saham sudah naik duluan. Baca juga: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.
Maka, kita tidak bisa memastikan saham apa yang bakalan naik karena window dressing ini. Umumnya, saham2 yang sudah di harga bottom, terutama kalau anda punya saham blue chip (karena biasanya blue chip banyak yang naik di awal tahun), maka biasanya saham2 itulah yang ada potensi besar untuk naik karena window dressing.
Beda cerita kalau anda mendengar berita: "Pemerintah sedang menggenjot infrastruktur besar-besaran", maka jelas bahwa saham2 yang lebih potensial naik adalah saham2 infrastruktur seperti JSMR, termasuk saham2 konstruksi seperti WIKA, WSKT, WSBP, ADHI.
Nah, itulah fakta2 mengenai window dressing dan pengaruhnya ke harga saham. So, kalau anda selama ini bertanya-tanya 'apa sih window dressing itu?', 'apa hubungannya window dressing sama harga saham?' maka di pos ini anda sudah menemukan jawabannya.
Bahkan kalau IHSG sudah sempat naik tinggi sebelumnya, maka kecenderungan IHSG akan bergerak mendatar atau turun di dua minggu pertama bulan Desember. Jadi, jangan kaget kalau di bulan Desember IHSG justru bergerak stagnan saja.
Tapi perlu anda ingat, window dressing bukanlah rumus. Artinya, umumnya window dressing terjadi, tetapi anomali pasar ini belum tentu terjadi setiap tahun.
Kemudian anda dapat pertanyaan bagus:
Pak Heze, saham2 apa yang berpotensi naik ketika terjadi efek window dressing ini?
Terus terang saya tidak tahu. Lho kok?
Window dressing sebenarnya berkaitan dengan psikologis pasar, karena sesungguhnya kinerja laporan keuangan tahunan perusahaan baru bisa dilihat oleh investor di situs IDX bulan April tahun depan. Tapi karena perusahaan umumnya memulai window dressing di akhir tahun, maka harga saham sudah naik duluan. Baca juga: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Perusahaan.
Maka, kita tidak bisa memastikan saham apa yang bakalan naik karena window dressing ini. Umumnya, saham2 yang sudah di harga bottom, terutama kalau anda punya saham blue chip (karena biasanya blue chip banyak yang naik di awal tahun), maka biasanya saham2 itulah yang ada potensi besar untuk naik karena window dressing.
Beda cerita kalau anda mendengar berita: "Pemerintah sedang menggenjot infrastruktur besar-besaran", maka jelas bahwa saham2 yang lebih potensial naik adalah saham2 infrastruktur seperti JSMR, termasuk saham2 konstruksi seperti WIKA, WSKT, WSBP, ADHI.
Nah, itulah fakta2 mengenai window dressing dan pengaruhnya ke harga saham. So, kalau anda selama ini bertanya-tanya 'apa sih window dressing itu?', 'apa hubungannya window dressing sama harga saham?' maka di pos ini anda sudah menemukan jawabannya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.