Anda yang suka membaca rekomendasi saham dari para analis, terutama di media-media online, anda pasti akan sering mendengar istilah-istilah yang terkait keputusan untuk eksekusi saham tertentu (eksekusi beli dan jual).
Sebagian dari anda mungkin masih cukup asing dengan istilah-istilah tertentu. Atau mungkin anda sudah sering mendegar beberapa istilah rekomendasi, namun anda belum memahaminya. Di pos ini, saya akan menjelaskannya. Berikut adalah istilah yang sering digunakan dalam rekomendasi saham:
Akumulasi: Membeli saham secara bertahap atau nyicil. Banyak yang salah mengartikan akumulasi sebagai pembelian saham dalam jumlah besar. Misalnya analis merekomendasikan membeli saham WIKA dengan akumulasi buy, artinya belilah saham WIKA secara bertahap (dicicil / averaging).
Buy: Sudah jelas, artinya rekomendasi beli.
Sell: Sudah jelas, artinya rekomendasi jual.
Hold: Tahan saham. Jika analis merekomendasikan hold saham BKSL, artinya bagi anda yang memiliki saham BKSL, tahan sahamnya (jangan dijual), karena masih ada potensi naik lagi.
Wait and see: Amati pergerakan saham tersebut, dan jangan mengambil keputusan beli atau jual. Rekomendsasi ini biasanya diberikan ketika analis melihat bahwa pergerakan saham ada potensi naik, namun masih belum terlalu meyakinkan.
Buy on weakness: Beli saham karena sudah memasuki harga support dan diskon, serta sudah memasuki area support yang aman untuk dibeli. Baca juga: Buy On Weakness Saham, Strategi Trading yang Aman.
Buy on breakout: Beli saham ketika harga sudah breakout dari level resisten tertentu. Analis merekomendasikan saham ketika breakout biasanya dengan pertimbangan level resisten yang harus ditembus tersebut adalah level resisten yang berpotensi untuk membuat saham bisa naik lebih tinggi.
Trading buy: Beli saham hanya dengan tempo waktu yang sangat singkat atau istilahnya scalping trading. Rekomendasi ini diberikan analis ketika analis yakin bahwa saham2 tertentu memiliki potensi naik cepat dalam beberapa menit perdagangan.
Sell on strengh: Jual saham di harga resisten / harga puncak. Analis merekomendasikan sell on strengh ketika saham sudah naik tinggi mencapai level resisten tertentu, dan mulai terjadi distribusi / jual besar-besaran.
Nah, itulah beberapa rekomendasi saham yang sering muncul. Anda mungkin juga sering mendengarkan istilah2 ini ketika teman anda sedang berbicara tentang saham.
Rekomendasi saham tentu bukan untuk ditelan mentah-mentah. Seperti anda ketahui, rekomendasi saham di media masa, diberikan oleh analis. Analis juga manusia, tentu saja bisa salah. Dalam saham, saya selalu menekankan bahwa analisis anda adalah analisis terbaik.
Maka dari itu, jika anda ingin mencari saham-saham pilihan berdasarkan rekomendasi dari para analis, anda tetap harus mencerna rekomendasi tersebut, dengan mengecek sendiri grafik teknikalnya. Baca juga: Seberapa Akurat Rekomendasi Para Analis?
Sebagian dari anda mungkin masih cukup asing dengan istilah-istilah tertentu. Atau mungkin anda sudah sering mendegar beberapa istilah rekomendasi, namun anda belum memahaminya. Di pos ini, saya akan menjelaskannya. Berikut adalah istilah yang sering digunakan dalam rekomendasi saham:
Akumulasi: Membeli saham secara bertahap atau nyicil. Banyak yang salah mengartikan akumulasi sebagai pembelian saham dalam jumlah besar. Misalnya analis merekomendasikan membeli saham WIKA dengan akumulasi buy, artinya belilah saham WIKA secara bertahap (dicicil / averaging).
Buy: Sudah jelas, artinya rekomendasi beli.
Sell: Sudah jelas, artinya rekomendasi jual.
Hold: Tahan saham. Jika analis merekomendasikan hold saham BKSL, artinya bagi anda yang memiliki saham BKSL, tahan sahamnya (jangan dijual), karena masih ada potensi naik lagi.
Wait and see: Amati pergerakan saham tersebut, dan jangan mengambil keputusan beli atau jual. Rekomendsasi ini biasanya diberikan ketika analis melihat bahwa pergerakan saham ada potensi naik, namun masih belum terlalu meyakinkan.
Buy on weakness: Beli saham karena sudah memasuki harga support dan diskon, serta sudah memasuki area support yang aman untuk dibeli. Baca juga: Buy On Weakness Saham, Strategi Trading yang Aman.
Buy on breakout: Beli saham ketika harga sudah breakout dari level resisten tertentu. Analis merekomendasikan saham ketika breakout biasanya dengan pertimbangan level resisten yang harus ditembus tersebut adalah level resisten yang berpotensi untuk membuat saham bisa naik lebih tinggi.
Trading buy: Beli saham hanya dengan tempo waktu yang sangat singkat atau istilahnya scalping trading. Rekomendasi ini diberikan analis ketika analis yakin bahwa saham2 tertentu memiliki potensi naik cepat dalam beberapa menit perdagangan.
Sell on strengh: Jual saham di harga resisten / harga puncak. Analis merekomendasikan sell on strengh ketika saham sudah naik tinggi mencapai level resisten tertentu, dan mulai terjadi distribusi / jual besar-besaran.
Nah, itulah beberapa rekomendasi saham yang sering muncul. Anda mungkin juga sering mendengarkan istilah2 ini ketika teman anda sedang berbicara tentang saham.
Rekomendasi saham tentu bukan untuk ditelan mentah-mentah. Seperti anda ketahui, rekomendasi saham di media masa, diberikan oleh analis. Analis juga manusia, tentu saja bisa salah. Dalam saham, saya selalu menekankan bahwa analisis anda adalah analisis terbaik.
Maka dari itu, jika anda ingin mencari saham-saham pilihan berdasarkan rekomendasi dari para analis, anda tetap harus mencerna rekomendasi tersebut, dengan mengecek sendiri grafik teknikalnya. Baca juga: Seberapa Akurat Rekomendasi Para Analis?
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.