Belum lama ini, saya dapat pertanyaan dari rekan trader. Berikut pertanyaanya: "Pak Heze, kenapa pada saat laba perusahaan naik, tapi harga sahamnya turun? Tapi terkadang saat laba perusahaan turun, justru harga saham naik. Bagaimana sebenarnya kinerja market?"
Dalam praktikknya, memang tidak bisa kita "pukul rata" menggunakan rumus bahwa perusahaan yang labanya naik berarti besok harga sahamnya naik dan sebaliknya. Di pasar saham, ada yang namanya trader (jangka pendek) dan investor (jangka panjang).
Kalau perusahaan memang sangat baik secara fundamental, maka laba yang naik (secara konsisten tentunya) akan membuat harga saham DALAM JANGKA PANJANG juga uptrend, karena investor pasti akan memprioritaskan perusahaan yang kinerjanya baik.
Namun untuk jangka pendek, perusahaan yang labanya naik, harga sahamnya bisa saja turun, karena para trader jangka pendek akan melihat analisa teknikal, dan momentum market jangka pendek, bukan melihat naik turunnya laba.
Nah, berdasarkan apa yang saya amati, ada beberapa penyebab mengapa saat laba perusahaan naik, tapi justru harga sahamnya turun:
1. Kondisi market yang sudah jenuh beli
Kondisi IHSG yang sudah naik terlalu tinggi sebelumnya, akan membuat pelaku pasar justru melakukan take profit alias aksi jual, sehingga pengumuman laba naik kemungkinan besar tidak akan memberikan pengaruh.
Hal ini bukanlah sesuatu yang baru di pasar saham. Jadi, kalau anda adalah trader saham, jangan hanya membeli saham karena banyak perusahaan mengumumkan laba naik, tetapi analisalah teknikal (saham sudah mahal atau belum) dan lihat momentum marketnya saat itu.
Demikian juga, kalau saham yang bersangkutan harganya sudah naik tinggi sebelumnya, maka pengumuman laba naik kemungkinan besar tidak akan membuat trader tertarik untuk koleksi sahamnya lagi, karena secara harga sudah mahal, sehingga justru saham yang sudah tinggi akan dimanfaatkan untuk ambil untung.
2. Sentimen-sentimen yang ada di market saat itu
Banyak sentimen negatif di market misalnya perlambatan pertumbuhan ekonomi, IHSG yang masih bearish dan lain2 bisa menyebabkan mayoritas trader menjual saham.
Sehingga ketika mayoritas perusahaan mengumumkan kenaikan laba kuartal atau tahunannya, para trader tidak terlalu fokus pada hal tersebut, karena sentimen2 negatif yang ada lebih mempengaruhi psikologis dan analisa trader untuk menjual saham.
3. Trading tidak sama dengan investasi
Di paragraf awal sudah saya sebutkan bahwa perusahaan yang baik secara fundamental akan diincar oleh investor, sehingga dalam jangka panjang harga sahamnya juga akan naik.
Tapi untuk trading, bisa saja yang terjadi adalah sebaliknya. Karena kondisi market yang jenuh beli, ada banyak sentimen negatif bisa membuat trader jangka pendek menjual suatu saham, sehingga harganya turun.
Jadi kalau anda punya mindset seorang investor, jangan melihat fluktuatif saham jangka pendek, karena ada banyak hal yang bisa menyebabkan saham turun dalam time frame lebih pendek, walaupun laba perusahaan saat itu naik.
4. Perusahaan yang labanya naik, belum tentu perusahaannya bagus
Poin ini yang ingin saya tekankan juga untuk anda. Memang banyak perusahaan yang bisa membukukan kenaikan laba bersih. Tapi apakah perusahaan yang bisa laba perusahaannya pasti bagus dan sahamnya bakal naik?
Tentu saja belum tentu. Anda harus menganalisanya lebih dalam. Misalnya, perusahaan yang size nya kecil, reputasinya kurang ternama, likuiditas sahamnya kecil, dapat mempengaruhi minat trader maupun investor untuk membeli saham tersebut.
Jadi, mungkin anda juga sering melihat cukup banyak saham yang tidak naik meskipun membukukan kenaikan laba, karena alasan-alasan itu tadi.
Saya yakin pasti masih ada alasan-alasan lain kenapa laba naik tapi sahamnya turun. Di pasar saham, ada banyak hal yang bisa terjadi. Tapi beberapa penyebab diatas adalah penyebab2 yang sering terjadi, dan bisa menjawab pertanyaan kenapa laba perusahaan saati itu naik, tapi sahamnya justru tidak diimbangi dengan kenaikan harga saham.
Dalam praktikknya, memang tidak bisa kita "pukul rata" menggunakan rumus bahwa perusahaan yang labanya naik berarti besok harga sahamnya naik dan sebaliknya. Di pasar saham, ada yang namanya trader (jangka pendek) dan investor (jangka panjang).
Kalau perusahaan memang sangat baik secara fundamental, maka laba yang naik (secara konsisten tentunya) akan membuat harga saham DALAM JANGKA PANJANG juga uptrend, karena investor pasti akan memprioritaskan perusahaan yang kinerjanya baik.
Namun untuk jangka pendek, perusahaan yang labanya naik, harga sahamnya bisa saja turun, karena para trader jangka pendek akan melihat analisa teknikal, dan momentum market jangka pendek, bukan melihat naik turunnya laba.
Nah, berdasarkan apa yang saya amati, ada beberapa penyebab mengapa saat laba perusahaan naik, tapi justru harga sahamnya turun:
1. Kondisi market yang sudah jenuh beli
Kondisi IHSG yang sudah naik terlalu tinggi sebelumnya, akan membuat pelaku pasar justru melakukan take profit alias aksi jual, sehingga pengumuman laba naik kemungkinan besar tidak akan memberikan pengaruh.
Hal ini bukanlah sesuatu yang baru di pasar saham. Jadi, kalau anda adalah trader saham, jangan hanya membeli saham karena banyak perusahaan mengumumkan laba naik, tetapi analisalah teknikal (saham sudah mahal atau belum) dan lihat momentum marketnya saat itu.
Demikian juga, kalau saham yang bersangkutan harganya sudah naik tinggi sebelumnya, maka pengumuman laba naik kemungkinan besar tidak akan membuat trader tertarik untuk koleksi sahamnya lagi, karena secara harga sudah mahal, sehingga justru saham yang sudah tinggi akan dimanfaatkan untuk ambil untung.
2. Sentimen-sentimen yang ada di market saat itu
Banyak sentimen negatif di market misalnya perlambatan pertumbuhan ekonomi, IHSG yang masih bearish dan lain2 bisa menyebabkan mayoritas trader menjual saham.
Sehingga ketika mayoritas perusahaan mengumumkan kenaikan laba kuartal atau tahunannya, para trader tidak terlalu fokus pada hal tersebut, karena sentimen2 negatif yang ada lebih mempengaruhi psikologis dan analisa trader untuk menjual saham.
3. Trading tidak sama dengan investasi
Di paragraf awal sudah saya sebutkan bahwa perusahaan yang baik secara fundamental akan diincar oleh investor, sehingga dalam jangka panjang harga sahamnya juga akan naik.
Tapi untuk trading, bisa saja yang terjadi adalah sebaliknya. Karena kondisi market yang jenuh beli, ada banyak sentimen negatif bisa membuat trader jangka pendek menjual suatu saham, sehingga harganya turun.
Jadi kalau anda punya mindset seorang investor, jangan melihat fluktuatif saham jangka pendek, karena ada banyak hal yang bisa menyebabkan saham turun dalam time frame lebih pendek, walaupun laba perusahaan saat itu naik.
4. Perusahaan yang labanya naik, belum tentu perusahaannya bagus
Poin ini yang ingin saya tekankan juga untuk anda. Memang banyak perusahaan yang bisa membukukan kenaikan laba bersih. Tapi apakah perusahaan yang bisa laba perusahaannya pasti bagus dan sahamnya bakal naik?
Tentu saja belum tentu. Anda harus menganalisanya lebih dalam. Misalnya, perusahaan yang size nya kecil, reputasinya kurang ternama, likuiditas sahamnya kecil, dapat mempengaruhi minat trader maupun investor untuk membeli saham tersebut.
Jadi, mungkin anda juga sering melihat cukup banyak saham yang tidak naik meskipun membukukan kenaikan laba, karena alasan-alasan itu tadi.
Saya yakin pasti masih ada alasan-alasan lain kenapa laba naik tapi sahamnya turun. Di pasar saham, ada banyak hal yang bisa terjadi. Tapi beberapa penyebab diatas adalah penyebab2 yang sering terjadi, dan bisa menjawab pertanyaan kenapa laba perusahaan saati itu naik, tapi sahamnya justru tidak diimbangi dengan kenaikan harga saham.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.