Menentukan target take profit dan cut loss adalah bagian utama dari trading saham. Kita semua trading dengan tujuan mendapatkan untung. Oleh karena itu, untuk dapat profit anda harus menjual saham diatas harga beli alias TAKE PROFIT.
Tetapi harga saham bisa saja tidak bergerak sesuai harapan anda, sehingga anda bisa mempertimbangkan untuk membatasi kerugian, agar loss anda tidak semakin membengkak alias CUT LOSS.
Harus saya akui, ada banyak sekali cara untuk menentukan target take profit dan cut loss saham. Itulah mengapa cuku banyak trader saham yang sering bertanya ke saya:
"Pak saya bingung untuk menentukan kapan harus take profit dan kapan harus cut loss?"
"Di harga berapa saya sebaiknya take profit? Di harga berapa sebaiknya harus cut loss?"
Untuk menjawab pertanyaan ini, maka saya akan membagikan acuan terkait kapan anda sebaiknya melakukan take profit dan cut loss dalam trading saham.
1. Analisis teknikal
Menentuan take profit dan cut loss, mau tidak mau harus menggunakan analisis teknikal. Analisa teknikal yang bisa digunakan untuk menentukan target jual saham adalah ANALISA SUPPORT-RESISTEN.
Di pos berikut: Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss Saham yang Tepat, saya sudah pernah memberikan panduan, praktik dan strategi lengkap agar anda bisa menentukan titik take profit dan cut loss yang akurat.
Analisa support resisten memberikan petunjuk pada anda mengenai harga-harga terdekat yang bisa dijadikan acuan untuk memasang harga jual, baik take profit maupun cut loss.
Tanpa menganalisa titik-titik support-resisten, take profit dan cut loss akan sangat sulit ditentukan, karena anda tidak mengetahui titik harga berapa yang harus anda jadikan patokan untuk menjual saham.
Support resisten bisa anda tentukan secara manual (melihat yang paling dekat), dan menggunakan bantuan indikator seperti Moving Average. Cara sederhana menentukan support resisten bisa anda pelajari di pos saya berikut: Cara Menentukan Support Resistance yang Benar dan Cara Khusus Menentukan Support dan Resisten Saham.
Anda bisa perhatikan salah satu contoh cara melihat target take profit saham dan cut loss menggunakan support-resisten pada chart berikut:
Take profit dan cut loss |
Sedangkan untuk take profit, anda bisa tentukan titik harga tinggi terdekat (tanda persegi), yaitu di harga 860 dan 895. Kira-kira seperti itulah contoh simpelnya.
2. Subjektivitas setiap trader
Setelah anda memahami analisa teknikal, anda harus punya pertimbangan subjektif terkait kapan anda mau take profit dan cut loss. Apa maksudnya?
Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan yang anda tentukan sendiri. Masalahnya, setiap trader bisa memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap suatu saham.
Misalnya ada 5 orang trader disuruh menganalisa saham RALS. Bisa jadi 5 trader memiliki analisa dan target support resisten yang berbeda-beda satu dengan trader lain.
Jadi sebagai trader, anda harus punya pertimbangan dan analisa pribadi yang fleksibel untuk bisa menentukan target take profit dan cut loss. Bagaimana cara mengetahui kapan harus take profit dan cut loss sesuai target anda sendiri? Ada dua cara:
- Tentukan time frame trading
Kalau anda berencana trading cepat / harian, anda bisa menentukan target profit / cut loss yang tidak jauh dari harga beli anda (beberapa poin, 1-3% dari harga beli). Pelajari juga: Ebook Intraday & One Day Trading Saham.
Tapi kalau anda berencana swing trading atau lebih lama, anda bisa menentukan target profit lebih tinggi, misalnya 7-10%, dan target cut loss 3-4% dari harga jual).
Jadi target take profit dan cut loss itu juga tergantung dari strategi dan time frame trading. Tidak bisa disamaratakan. Jika anda ingin trading cepat, tentu saja tidak bijaksana kalau anda memaksakan mengincar target jual saham puluhan persen dalam waktu singkat.
- Perhatikan dan selalu amati kondisi market & perubahan arah harga saham anda
Menentukan take profit dan cut loss harus dilakukan secara fleksibel. Selain faktor2 diatas tadi (analisis teknikal & time frame trading), anda juga perlu melihat kondisi market, dan perubahan tren saham.
Setelah anda menentukan target take profit dan cut loss, anda bisa merubah target anda (berdasarkan analisa) apabila anda beranggapan bahwa kondisi market akan berubah arah.
Anda juga bisa menentukan target take profit lebih rendah atau cut loss lebih awal jika anda melihat kondisi market yang masih belum terlalu mendukung untuk trading / hold saham agak lama.
Sebaliknya, kalau kondisi market sedang bullish, anda bisa pertimbangkan untuk menetapkan target take profit lebih tinggi, dan memasang trailing stop.
Selain itu, cut loss juga tidak harus diterapkan pada semua saham secara baku / saklek. Ada saat di mana anda tidak perlu menetapkan cut loss. Ada saat di mana anda harus segera cut loss pada suatu saham.
Saya sudah pernah membahasnya pada tulisan2 berikut: Batas Cut Loss Saham, Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss? Sampai Batas Toleransi Mana Harus Cut Loss?
Kesimpulannya, menentukan take profit dan cut loss harus dilakukan dengan cara: MENENTUKAN TARGET (dengan analisa support-resisten), tentukan time frame, dan pahami kondisi market saat itu.
Well, mungkin beberapa trader yang sedang bertanya dan masih bingung cara menentukan take profit dan cut loss 'agak kecewa', karena saya yakin beberapa dari anda berharap dapat jawaban satu dua kalimat saja.
Tapi kita harus pahami fakta bahwa trading saham itu luas. Tentu saya kita tidak bisa menjawab secara serempak, misalnya:
"Take profit itu harus 5% dari harga beli.
"Cut loss itu kalau modalnya sudah turun 2%"
Ada banyak faktor untuk menentukan take profit dan cut loss, dan di pos ini kita sudah membahasnya. Pelajari dan terapkan dalam trading anda.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.