Kalau anda mengamati pergerakan saham-saham yang baru IPO atau awal-awal listing di Bursa saham, pada umumnya saham2 IPO memiliki pergerakan / pola harga yang kurang lebih sama.
Harga saham akan naik sangat tinggi (lebih dari 30%) di hari pertama, bahkan selama 1-2 minggu kedepan, harga sahamnya bisa naik terus sampai ratusan persen. Namun likuiditas saham IPO juga sangat rendah, sehingga walaupun bisa naik tinggi, antrian bid offernya juga sangat tipis.
Masalahnya, saham-saham IPO ini geraknya sangat tidak stabil. Katakanlah saham2 IPO tren harganya bisa naik 1 bulan pertama setelah IPO. Namun setelah itu saham-saham IPO harganya berangsur turun.
Dan tidak sedikit saham-saham IPO yang selalu balik ke harga gocap atau mendekati gocap. Contohnya seperti saham CPRI, BAPI, FITT, POSA, SWAT dan lain2. Kita juga sudah pernah bahas disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT, Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO, Belajar dari Kasus Saham POSA.
Sehingga, saham-saham IPO di Bursa Efek ini justru di cap sebagai 'the next saham gocap'. Selama saya mengamati saham-saham yang baru IPO, hanya sedikit saham IPO yang harganya bisa stabil sampai beberapa tahun kedepan contohnya seperti saham CLEO..
Kalaupun ada saham2 IPO yang nggak balik ke harga gocap, mayoritas saham IPO harganya akan menjadi saham tidur alias nggak ditransaksikan. Padahal di awal-awal IPO, harganya bisa naik setinggi langit..
Contohnya?
Anda bisa perhatikan saham Garuda Food (GOOD). Kita semua tidak asing dengan produk makanan Garuda. Saat menjelang IPO, GOOD digadang-gadang menjadi 'The next Unilever'.
Tetapi pergerakannya setelah IPO ternyata sangat jauh dari harapan. Saham GOOD selain tidak likuid, tren harganya terus turun, sehingga walaupun nggak sampai turun ke gocap (masih di harga 1.000-an), namun sahamnya nyaris tidak ditradingkan. Kita juga pernah bahas analisa fundamental saham GOOD disini: Saham Garuda Food: Kenapa Harganya Turun Terus?
"Lalu kenapa Bung Heze kok banyak saham IPO yang harganya nggak karuan?" Tanya anda.
Inilah fakta yang kurang enak untuk kita semua. Dalam rangka mengejar ketertinggalan jumlah saham go public di Indonesia (negara kita sudah ketinggalan jauh dengan Malaysia, Singapura dalam hal jumlah perusahaan yang go public), maka Bursa Efek mempermudah syarat perusahaan untuk bisa go public.
Hal ini yang membuat banyak perusahaan yang fundamentalnya kurang bagus, bisnisnya nggak jelas, tetap bisa listing di Bursa Efek. Kalau perusahaan fundamentalnya tidak jelas, suka nggak suka:
- Harga sahamnya akan turun mengikuti kinerjanya
- Sahamnya tidak likuid
- Banyak permainan bandar di saham tersebut
Sehingga, tidak heran kalau banyak sekali saham IPO yang jadi the next saham gocap dan harus saya akui, kasus saham IPO yang jadi saham gocap ini bahkan rata-rata perusahaannya sendiri sudah bermasalah (terlibat kasus menggoreng saham) seperti kasus saham POSA.
Tetapi masih banyak trader pemula yang ingin membeli saham-saham IPO hanya karena pergerakan sahamnya di awal-awal listing sangat cepat, sehingga banyak yang tergiur dengan profit jangka pendek di saham IPO.
Baik melalui pertanyaan2 di WA, email suksesbelajarsaham@gmail.com maupun melalui grup FB Saham Gain, saya sering sekali menerima pertanyaan rekan-rekan tentang saham2 IPO, dan keinginan teman-teman yang ingin mentradingkan saham-saham yang baru IPO tersebut.
Dan tidak sedikit pula yang bertanya mengenai prospek saham-saham yang baru listing di pasar saham.. Contohnya seperti berikut:
Seperti yang sudah kita bahas, saham-saham yang baru IPO, mayoritas kinerja fundamentalnya kurang baik, dan kalau anda ingin membuktikannya sendiri, anda bisa lihat melalui prospektusnya. Prospektus bisa anda download di situs IDX. Baca juga: Prospektus Perusahaan: Pengertian dan Cara Mencari Prospektus.
Saya pribadi (cara ini bisa anda terapkan juga), kalau menemukan saham yang baru IPO, tapi nama kode saham ataupun perusahaannya sudah nggak terkenal & aneh, maka saya akan mengabaikan saham tersebut.
Terlebih lagi, kalau prospektusnya cenderung rugi selama 3 tahun. Jadi saya akan lebih memilih saham2 'pemain lama' yang jauh lebih terbukti kinerja dan likuiditasnya.
Jadi sebagai trader ataupun investor saham, kalau anda menemukan saham IPO, anda harus "MENARUH RASA CURIGA" pada saham-saham tersebut. Apalagi kalau sahamnya sangat tidak likuid.
Saham-saham IPO umumnya adalah saham yang OVERRATED alias saham yang banyak digembar-gemborkan, banyak dibicarakan, tetapi faktanya tidak seindah pergerakan dan prospek sahamnya sendiri.
Kenapa harus menaruh rasa curiga? Supaya anda bisa mengambil keputusan secara rasional. Jangan sampai anda terpengaruh membeli saham IPO hanya karena mau untung cepat dan banyak, padahal saham2 IPO banyak yang jelek, dan tidak sedikit yang balik ke harga gocap dalam jangka menengah.
Sudah banyak trader yang nyangkut di saham-saham IPO dan harganya balik ke gocap karena trader terlalu percaya diri, tidak menganalisa dan tidak 'menaruh rasa curiga'. Saran saya, prioritaskan untuk memilih saham-saham yang bagus dan lebih likuid.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.