Jika anda membeli saham, dan anda yakin saham anda akan naik setelah dibeli... Tapi ternyata setelah itu saham anda langsung turun. Apa yang akan anda lakukan? Apakah anda akan langsung cut loss? Tetap hold? Atau justru averaging down?
Idealnya, setiap trader harus memiliki trading plan. Salah satu trading adalah menetapkan level cut loss sebagai bentuk dari proteksi modal. Jadi kalau anda menetapkan level cut loss di harga tertentu, dan saham anda sudah turun sampai ke level cut loss tersebut, harusnya anda segera cut loss.
Namun praktiknya tidak sehitam putih itu. Kenapa?
Kalau sedikit-sedikit cut loss, trader biasanya menghadapi dilema: Saham sudah terlanjur di cut loss, ternyata harganya naik lagi dengan cepat. Jadi kalau anda mau sabar menunggu, kenapa harus buru-buru cut loss walaupun saham yang anda beli langsung turun?
"Berarti lebih baik hold saja ya Bung Heze? Atau kita averaging down saja" Tanya anda
Hold terus menerus tanpa menetapkan level proteksi (cut loss) juga bukan tindakan yang bijaksana. Averaging down juga berbahaya jika anda lakukan terus menerus, karena hal ini ibarat menangkap pisau jatuh.
Terus gimana donk?
Kalau saham yang anda beli langsung turun, anda boleh melakukan ketiganya: Cut loss, putuskan untuk hold ataupun averaging down. Tapi anda harus pertimbangkan analisa-analisa berikut sebelum mengambil keputusan:
1. Kualitas saham yang anda beli
Semakin bagus kualitas saham yang anda beli, kemampuan saham untuk rebound lagi setelah turun akan semakin besar. Anda bisa pelajari juga cara-cara screening yang layak trading untuk mendapatkan stock pick bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.
Kalau anda beli saham-saham blue chip misalnya, atau membeli saham2 likuid lainnya, maka saham-saham tersebut bisa rebound lebih cepat dan bagus dibandingkan kalau anda membeli saham2 tidak likuid yang pola grafiknya kurang beraturan.
Jadi selama anda punya keyakinan kuat bahwa saham yang anda beli bakal punya peluang naik setelah turun. Selama kualitas saham yang anda beli bagus, anda boleh mempertimbangkan untuk hold saham anda yang masih turun.
Apalagi kalau pasar saham sedang lesu dan anda beli saham2 berfundamental bagus, maka saat IHSG pulih, saham2 anda bakalan terbang duluan.
Sebaliknya, kalau anda membeli saham-saham yang kualitasnya kurang baik, saham-saham yang tidak likuid, saat saham anda turun, anda harus jauh lebih disiplin dalam menerapkan level proteksi cut loss.
Di pos ini: Saham Turun, Pilih Cut Loss atau Hold, saya juga sudah menjelaskan bahwa kualitas saham adalah salah satu hal yang bisa anda pertimbangkan, apakah anda melakukan cut loss atau hold saham ketika turun.
Intinya, jangan sampai anda tidak punya cut loss planning, sehingga berdampak pada portofolio anda. Jauh lebih baik modal anda aman, daripada saham anda nyangkut dan floating loss anda semakin besar di saham2 yang kualitasnya jelek.
Semakin bagus kualitas saham yang anda beli, kemampuan saham untuk rebound lagi setelah turun akan semakin besar. Anda bisa pelajari juga cara-cara screening yang layak trading untuk mendapatkan stock pick bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.
Kalau anda beli saham-saham blue chip misalnya, atau membeli saham2 likuid lainnya, maka saham-saham tersebut bisa rebound lebih cepat dan bagus dibandingkan kalau anda membeli saham2 tidak likuid yang pola grafiknya kurang beraturan.
Jadi selama anda punya keyakinan kuat bahwa saham yang anda beli bakal punya peluang naik setelah turun. Selama kualitas saham yang anda beli bagus, anda boleh mempertimbangkan untuk hold saham anda yang masih turun.
Apalagi kalau pasar saham sedang lesu dan anda beli saham2 berfundamental bagus, maka saat IHSG pulih, saham2 anda bakalan terbang duluan.
Sebaliknya, kalau anda membeli saham-saham yang kualitasnya kurang baik, saham-saham yang tidak likuid, saat saham anda turun, anda harus jauh lebih disiplin dalam menerapkan level proteksi cut loss.
Di pos ini: Saham Turun, Pilih Cut Loss atau Hold, saya juga sudah menjelaskan bahwa kualitas saham adalah salah satu hal yang bisa anda pertimbangkan, apakah anda melakukan cut loss atau hold saham ketika turun.
Intinya, jangan sampai anda tidak punya cut loss planning, sehingga berdampak pada portofolio anda. Jauh lebih baik modal anda aman, daripada saham anda nyangkut dan floating loss anda semakin besar di saham2 yang kualitasnya jelek.
2. Di harga berapa anda membeli?
Selain kualitas saham (bisa anda dari analisa teknikal & likuid tidaknya saham), ana juga harus pertimbangkan: Apakah anda membeli saham di harga bagus? Apakah anda sudah menganalisa sebelum memutuskan untuk beli saham?
Kalau anda saat itu terburu-buru membeli saham, anda masuk di saham tertentu dan belum menganalisa, maka pertimbangkan untuk melakukan cut loss, karena jika anda membeli di momen harga yang tidak tepat (misalnya beli di harga terlalu tinggi) atau bahkan salah memilih saham, risiko kerugian anda akan lebih besar.
Dalam hal ini, anda harus lebih protektif untuk menerapkan cut loss. Kalau harga saham tidak bergerak sesuai harapan anda, jangan terus berharap harga saham anda akan naik dengan cara hold atau bahkan averaging down.
Pelajari juga cara menentukan level cut loss dan take profit yang bagus disini: Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss Saham yang Tepat.
Selain kualitas saham (bisa anda dari analisa teknikal & likuid tidaknya saham), ana juga harus pertimbangkan: Apakah anda membeli saham di harga bagus? Apakah anda sudah menganalisa sebelum memutuskan untuk beli saham?
Kalau anda saat itu terburu-buru membeli saham, anda masuk di saham tertentu dan belum menganalisa, maka pertimbangkan untuk melakukan cut loss, karena jika anda membeli di momen harga yang tidak tepat (misalnya beli di harga terlalu tinggi) atau bahkan salah memilih saham, risiko kerugian anda akan lebih besar.
Dalam hal ini, anda harus lebih protektif untuk menerapkan cut loss. Kalau harga saham tidak bergerak sesuai harapan anda, jangan terus berharap harga saham anda akan naik dengan cara hold atau bahkan averaging down.
Pelajari juga cara menentukan level cut loss dan take profit yang bagus disini: Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss Saham yang Tepat.
3. Kondisi pasar saham saat itu
Kondisi pasar saham yang sedang terjadi saat itu, entah bullish, strong bearish atau cenderung bergerak normal (tidak banyak sentimen), juga dapat menjadi pertimbangan anda, apakah anda akan hold, cut loss atau averaging.
Kalau market sedang bullish dan saham yang anda beli turun, pertimbangkan untuk hold atau averaging down. DENGAN CATATAN, saham yang anda beli memang adalah saham2 yang kualitasnya bagus (baca poin 1).
Kalau market sedang bearish atau bahkan strong bearish, kurang lebih sama, anda harus lihat kualitas saham yang anda beli. Kalau saham yang anda beli adalah saham2 yang umumnya cepat naik, dan anda juga sudah beli di harga yang bagus (poin 2), anda nggak perlu terburu untuk cut loss.
Bahkan saat market sudah mulai naik dan saham anda juga sudah terlihat sinyal bullish reversal, disitulah anda bisa manfaatkan untuk beli lagi (averaging down) di harga bawah.
4. Pertimbangan pribadi anda sendiri
Dari ketiga poin yang sudah kita bahas, analisa-analisa tersebut harus anda jadikan dasar untuk memutuskan apakah anda mau cut loss, hold atau averaging saham2 anda yang sedang turun setelah dibeli.
Analisa terakhir, anda harus memiliki pertimbangan pribadi berdasarkan pengalaman anda. Pertimbangan pribadi misalnya:
"Walaupun saham yang anda beli adalah saham bagus, anda memutuskan cut loss saat saham anda turun, karena anda beranggapan dalam beberapa waktu kedepan pasar saham akan bearish, sehingga anda berencana untuk ambil saham di harga bawah, yang jauh lebih murah."
Kalau anda punya pertimbangan2 tersebut, nggak masalah, selama anda mengambil keputusan atas dasar analisa.
Semakin pengalaman anda di dunia trading, anda pasti lebih mahir melihat kondisi market, saham2 yang anda pegang dan kualitas setiap saham, sehingga disitulah anda punya pertimbangan2 untuk mengambil keputusan saat saham yang anda beli turun.
"Ternyata ada analisa-analisa seperti itu yang harus dipertimbangkan ya Pak Heze? Padahal saya sering dengar anjuran kalau saham turun harus cut loss" Kata anda.
Itulah mengapa saya katakan bahwa TRADING SAHAM itu adalah SENI, bukan judi. Karena ada analisa-analisa yang harus anda lakukan, pertimbangan2 matang sebelum anda memutuskan untuk cut loss, hold atau averaging.
Karena trading saham adalah seni, anda sebagai trader harus bisa fleksibel. Banyaklah melakukan praktik trading, belajar saham mandiri, supaya keputusan yang anda ambil bisa menghasilkan profit maksimal.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.