Ketika kita berbicara tentang pergerakan IHSG jangka pendek, maka seringkali kita membahas tentang potensi pergerakan / arah IHSG jangka pendek: Kemanakah arah IHSG selanjutnya? IHSG kira-kira besok naik atau turun? Apakah kondisi IHSG sekarang bagus buat trading atau tidak?
Cara menganalisa potensi pergerakan IHSG jangka pendek, bisa anda lakukan dengan analisis teknikal, yaitu melihat secara langsung analisa grafiknya. Melalui analisa grafik, anda bisa melihat kecenderungan pergerakan IHSG, apakah IHSG akan bergerak naik atau turun.
Jadi cara menganalisa IHSG itu sebenarnya kurang lebih sama dengan cara menganalisa saham-saham secara spesifik, yang bisa dilakukan langsung dengan cara melihat analisa teknikalnya.
Tapi hal-hal yang mempengaruhi pergerakan IHSG itu banyak, bukan hanya faktor analisa teknikal. Kita tahu bahwa IHSG itu kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berarti merupakan pergerakan seluruh harga saham di Bursa Efek.
Karena IHSG adalah indeks besarnya di Indonesia, maka ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Salah satunya adalah pergerakan saham dunia.
Pergerakan naik turunnya IHSG terkadang bisa mengikuti pergeakan indeks dunia / luar negeri. Beberapa indeks dunia atau luar negeri yang sering dijadikan acuan pergerakan IHSG adalah indeks / bursa AS dan indeks Asia.
Beberapa waktu lalu, saya pernah mendapatkan pertanyaan dari rekan trader. Pertanyaannya sebagai berikut:
Cara menganalisa potensi pergerakan IHSG jangka pendek, bisa anda lakukan dengan analisis teknikal, yaitu melihat secara langsung analisa grafiknya. Melalui analisa grafik, anda bisa melihat kecenderungan pergerakan IHSG, apakah IHSG akan bergerak naik atau turun.
Jadi cara menganalisa IHSG itu sebenarnya kurang lebih sama dengan cara menganalisa saham-saham secara spesifik, yang bisa dilakukan langsung dengan cara melihat analisa teknikalnya.
Tapi hal-hal yang mempengaruhi pergerakan IHSG itu banyak, bukan hanya faktor analisa teknikal. Kita tahu bahwa IHSG itu kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berarti merupakan pergerakan seluruh harga saham di Bursa Efek.
Karena IHSG adalah indeks besarnya di Indonesia, maka ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG. Salah satunya adalah pergerakan saham dunia.
Pergerakan naik turunnya IHSG terkadang bisa mengikuti pergeakan indeks dunia / luar negeri. Beberapa indeks dunia atau luar negeri yang sering dijadikan acuan pergerakan IHSG adalah indeks / bursa AS dan indeks Asia.
Beberapa waktu lalu, saya pernah mendapatkan pertanyaan dari rekan trader. Pertanyaannya sebagai berikut:
Selamat pagi pak Heze. IHSG lebih cenderung ikut mana? Indeks Asia atau indeks global / wallstreet
Dalam praktikknya, pergerakan naik turunnya IHSG seringkali mengikuti indeks luar negeri. IHSG sendiri lebih sering mengikuti pergerakan INDEKS GLOBAL atau WALLSTREET.
Dalam hal ini adalah indeks-indeks utama saham Amerika Serikat (AS) yaitu indeks Dow Jones, indeks Nasdaq, indeks S&P500. Kenapa IHSG lebih mengikut pergerakan AS daripada indeks Asia? Bukankah IHSG itu masuk indeks Asia?
Hal ini karena indeks AS adalah indeks utama dunia, sehingga indeks AS lebih sering dijadikan acuan para trader saham untuk trading. Indeks saham AS juga dijadikan acuan kebanyakan bursa saham di negara2 lain.
Jadi katakanlah hari Senin malam indeks Dow Jones, indeks Nasdaq, indeks S&P500 ditutup menguat semua. Maka keesokan pagi saat jam trading Indonesia, IHSG ada kecenderungan mengikuti pergerakan indeks AS: Ikut menguat, lebih banyak yang naik.
Sebaliknya, ketika indeks Dow Jones, indeks Nasdaq, indeks S&P500 semalam ditutup melemah, maka keesokan harinya, IHSG ada kecenderungan melemah juga, lebih banyak saham yang turun.
Kalau IHSG menguat ataupun melemah, biasanya dampaknya akan terasa di saham2 LQ dan saham blue chip terlebih dahulu, karena kapitalisasi pasar IHSG sangat dipengaruhi oleh saham2 tersebut, di mana saham2 blue chip dan LQ45 memiliki nilai kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi.
Artinya, indeks saham AS bisa anda jadikan sebagai salah satu bahan analisa untuk melihat apakah IHSG akan cenderung bergerak melemah atau menguat keesokan harinya. Disinilah anda bisa memutuskan lebih lanjut, apakah mau langsung borong saham atau beli bertahap dulu atau nggak trading sama sekali.
Semakin tinggi kenaikan indeks AS, IHSG juga berpotensi naik semakin tinggi keesokan harinya, dan juga sebaliknya.
Anda bisa pelajari beberapa pos saya yang mengulas tentang analisa IHSG dan indeks2 saham AS disini: Mengenal Indeks Saham Amerika: Dow Jones, S&P500, Nasdaq dan Analisa Market: Dow Jones, S&P500, Nasdaq. Pos2 tersebut bisa menambah pengetahuan saham khususnya terkait dnegan analisa-analisa market / IHSG.
Tapi perlu diingat juga bahwa kita tidak bisa 100% menjadikan indeks saham AS sebagai acuan untuk trading. Karena IHSG tidak selalu 100% mengikuti pergerakan indeks saham AS. Seperti yang saya tuliskan diatas, "cenderung" artinya tidak 100% sama.
Analisa keterkaitan IHSG dengan indeks saham AS bisa anda gunakan untuk menganalisa IHSG secara global. Sehingga anda bisa lebih cermat untuk melihat kondisi market selama jam trading.
Terutama kalau anda suka trading di saham2 blue chip atau saham2 LQ45, maka saham2 tersebut umumnya akan mengikuti pergerakan indeks.
Namun dalam trading saham, anda harus menganalisa lagi saham2 secara spesifik, termasuk faktor2 lainnya yang ada di market misalnya sentimen2 di pasar saham Indonesia. Karena seperti yang saya tuliskan diatas, bahwa tidak 100% IHSG pasti akan mengikut indeks AS.
Lalu kenapa IHSG terkadang bisa mengikuti pergerakan indeks saham AS?
Hal ini lebih pada alasan psikologis saja. Karena indeks saham AS sering menjadi indeks acuan bursa saham dunia, maka ketika indeks AS bagus, hal ini bisa memicu reaksi market untuk membeli saham.
Sebaliknya, kalau indeks AS jatuh, hal ini bisa menimbulkan persepsi: "something wrong with market", sehingga pelaku pasar melakukan panic selling.
Kalau Indeks AS sedang jatuh karena banyak sentimen negatif, hal ini bisa membuat pelaku pasar khawatir, karena Indonesia misalnya, juga memiliki kerja sama ekonomi dan lain2 dengan AS. Namun panic selling ini biasanya hanya terjadi dalam jangka pendek.
Jadi di dalam analisa IHSG, khususnya buat jangka pendek, anda bisa gunakan analisa teknikal dan analisa market global.
Dalam hal ini adalah indeks-indeks utama saham Amerika Serikat (AS) yaitu indeks Dow Jones, indeks Nasdaq, indeks S&P500. Kenapa IHSG lebih mengikut pergerakan AS daripada indeks Asia? Bukankah IHSG itu masuk indeks Asia?
Hal ini karena indeks AS adalah indeks utama dunia, sehingga indeks AS lebih sering dijadikan acuan para trader saham untuk trading. Indeks saham AS juga dijadikan acuan kebanyakan bursa saham di negara2 lain.
Jadi katakanlah hari Senin malam indeks Dow Jones, indeks Nasdaq, indeks S&P500 ditutup menguat semua. Maka keesokan pagi saat jam trading Indonesia, IHSG ada kecenderungan mengikuti pergerakan indeks AS: Ikut menguat, lebih banyak yang naik.
Sebaliknya, ketika indeks Dow Jones, indeks Nasdaq, indeks S&P500 semalam ditutup melemah, maka keesokan harinya, IHSG ada kecenderungan melemah juga, lebih banyak saham yang turun.
Kalau IHSG menguat ataupun melemah, biasanya dampaknya akan terasa di saham2 LQ dan saham blue chip terlebih dahulu, karena kapitalisasi pasar IHSG sangat dipengaruhi oleh saham2 tersebut, di mana saham2 blue chip dan LQ45 memiliki nilai kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi.
Artinya, indeks saham AS bisa anda jadikan sebagai salah satu bahan analisa untuk melihat apakah IHSG akan cenderung bergerak melemah atau menguat keesokan harinya. Disinilah anda bisa memutuskan lebih lanjut, apakah mau langsung borong saham atau beli bertahap dulu atau nggak trading sama sekali.
Semakin tinggi kenaikan indeks AS, IHSG juga berpotensi naik semakin tinggi keesokan harinya, dan juga sebaliknya.
Anda bisa pelajari beberapa pos saya yang mengulas tentang analisa IHSG dan indeks2 saham AS disini: Mengenal Indeks Saham Amerika: Dow Jones, S&P500, Nasdaq dan Analisa Market: Dow Jones, S&P500, Nasdaq. Pos2 tersebut bisa menambah pengetahuan saham khususnya terkait dnegan analisa-analisa market / IHSG.
Tapi perlu diingat juga bahwa kita tidak bisa 100% menjadikan indeks saham AS sebagai acuan untuk trading. Karena IHSG tidak selalu 100% mengikuti pergerakan indeks saham AS. Seperti yang saya tuliskan diatas, "cenderung" artinya tidak 100% sama.
Analisa keterkaitan IHSG dengan indeks saham AS bisa anda gunakan untuk menganalisa IHSG secara global. Sehingga anda bisa lebih cermat untuk melihat kondisi market selama jam trading.
Terutama kalau anda suka trading di saham2 blue chip atau saham2 LQ45, maka saham2 tersebut umumnya akan mengikuti pergerakan indeks.
Namun dalam trading saham, anda harus menganalisa lagi saham2 secara spesifik, termasuk faktor2 lainnya yang ada di market misalnya sentimen2 di pasar saham Indonesia. Karena seperti yang saya tuliskan diatas, bahwa tidak 100% IHSG pasti akan mengikut indeks AS.
Lalu kenapa IHSG terkadang bisa mengikuti pergerakan indeks saham AS?
Hal ini lebih pada alasan psikologis saja. Karena indeks saham AS sering menjadi indeks acuan bursa saham dunia, maka ketika indeks AS bagus, hal ini bisa memicu reaksi market untuk membeli saham.
Sebaliknya, kalau indeks AS jatuh, hal ini bisa menimbulkan persepsi: "something wrong with market", sehingga pelaku pasar melakukan panic selling.
Kalau Indeks AS sedang jatuh karena banyak sentimen negatif, hal ini bisa membuat pelaku pasar khawatir, karena Indonesia misalnya, juga memiliki kerja sama ekonomi dan lain2 dengan AS. Namun panic selling ini biasanya hanya terjadi dalam jangka pendek.
Jadi di dalam analisa IHSG, khususnya buat jangka pendek, anda bisa gunakan analisa teknikal dan analisa market global.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.