Trading maupun investasi saham bisa digunakan sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan tambahan maupun penghasilan utama. Tidak sedikit trader saham yang ingin menjadikan trading sebagai penghasilan utama alias jadi full trader.
Beberapa waktu lalu, ada trader saham yang bertanya melalui email. Pertanyaannya sebagai berikut:
"Pak Heze, saya sudah sekitar dua tahun trading saham. Dalam waktu dekat ini, saya rencana ingin jadi full time trader, dan punya penghasilan utama hanya dari trading saham saja. Bagaimana tips-nya supaya modal saya yang sekarang ini bisa jadi penghasilan utama trading?"
Ketahuilah bahwa menjadi full time trader, yang hanya 100% mengandalkan trading saham sebagai penghasilan utamanya itu tidaklah mudah. Apalagi kalau anda baru pengalaman trading 1-3 tahun, modal anda juga masih terbatas, anda harus pertimbangkan lagi niat anda untuk 'hidup dari saham'.
Sebelum anda ingin mengandalkan saham sebagai penghasilan utama atau jadi full time trader, ada baiknya anda pahami beberapa poin berikut:
1. Trading saham tidak bisa dilepaskan dari psikologis
Trading saham berarti anda harus mengelola modal. Anda harus berhadapan dengan fluktuatif harga saham, fluktuatif market. Anda harus memilih saham2 yang layak untuk trading. Pahami juga bahwa ada banyak saham yang pergerakannya jelek dan menjebak trader.
Sehingga, trading saham itu sebenarnya juga sangat identik dengan 'permainan' psikologis'. Saham yang naik akan membuat anda senang karena profit. Tapi, bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya?
Terutama kalau anda menghadapi pasar saham yang tiba-tiba turun, dan mayoritas saham polanya tidak sebagus saat bullish.
Artinya, penghasilan dari saham setiap bulan tidak akan selalu tetap. Terkadang penghasilan anda di saham bisa besar. Namun di momen lain, penghasilan anda bisa lebih sedikit.
Kalau anda masih punya profesi utama selain trading, psikologis anda tentu akan lebih tenang, karena anda masih punya penghasilan utama diluar saham. Tapi kalau anda tidak memiliki penghasilan utama, modal anda masih sedikit, pengalaman trading belum banyak, fluktuatif saham dan besar kecilnya penghasilan yang tidak sama setiap bulan bisa mengganggu psikologis anda.
Seringkali trader saham ingin menjadi full time trader dengan menetapkan target2 tertentu. Misalnya:
"Saya ingin untung 10% per bulan".
"Saya target cuma untuk 1-3% saja sehari".
Target2 ini tidak mudah dicapai karena seperti yang kita bahas, pasar saham cukup fluktuatif. Di saham, penghasilan akan ber-fluktuatif tidak konstan (misalnya 10% per bulan).
Kalau target tersebut tidak terpenuhi, psikologis anda bisa menjadi kacau. Jadi anda harus pertimbangkan dulu kesiapan psikologis jika ingin menjadi full time trader.
Sebelum anda ingin mengandalkan saham sebagai penghasilan utama atau jadi full time trader, ada baiknya anda pahami beberapa poin berikut:
1. Trading saham tidak bisa dilepaskan dari psikologis
Trading saham berarti anda harus mengelola modal. Anda harus berhadapan dengan fluktuatif harga saham, fluktuatif market. Anda harus memilih saham2 yang layak untuk trading. Pahami juga bahwa ada banyak saham yang pergerakannya jelek dan menjebak trader.
Sehingga, trading saham itu sebenarnya juga sangat identik dengan 'permainan' psikologis'. Saham yang naik akan membuat anda senang karena profit. Tapi, bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya?
Terutama kalau anda menghadapi pasar saham yang tiba-tiba turun, dan mayoritas saham polanya tidak sebagus saat bullish.
Artinya, penghasilan dari saham setiap bulan tidak akan selalu tetap. Terkadang penghasilan anda di saham bisa besar. Namun di momen lain, penghasilan anda bisa lebih sedikit.
Kalau anda masih punya profesi utama selain trading, psikologis anda tentu akan lebih tenang, karena anda masih punya penghasilan utama diluar saham. Tapi kalau anda tidak memiliki penghasilan utama, modal anda masih sedikit, pengalaman trading belum banyak, fluktuatif saham dan besar kecilnya penghasilan yang tidak sama setiap bulan bisa mengganggu psikologis anda.
Seringkali trader saham ingin menjadi full time trader dengan menetapkan target2 tertentu. Misalnya:
"Saya ingin untung 10% per bulan".
"Saya target cuma untuk 1-3% saja sehari".
Target2 ini tidak mudah dicapai karena seperti yang kita bahas, pasar saham cukup fluktuatif. Di saham, penghasilan akan ber-fluktuatif tidak konstan (misalnya 10% per bulan).
Kalau target tersebut tidak terpenuhi, psikologis anda bisa menjadi kacau. Jadi anda harus pertimbangkan dulu kesiapan psikologis jika ingin menjadi full time trader.
2. Butuh modal besar untuk hidup dari saham
Hidup dari saham berarti 100% pengeluaran kebutuhan anda harus bisa ditutup dari penghasilan anda dari trading saham. Itupun anda harus tetap menyisakan keuntungan untuk menabung, dana darurat dan lain2.
Jadi harus saya akui, butuh modal yang cukup besar supaya anda bisa hidup dari saham. Modal Rp5 juta, Rp15 juta masih sangat kurang untuk bisa full time trader.
Anda harus bisa menghitung berapa range profit yang bisa anda dapatkan setidaknya selama 1-2 tahun terakhir dengan modal yang anda gunakan. Apakah cukup untuk menutup pengeluaran anda?
Katakanlah sekarang anda punya modal trading Rp50 juta. Selama 1 tahun terakhir, anda bisa menghasilkan profit tiap bulan sekitar Rp2-5 juta. Tapi pengeluaran per bulan anda sebesar Rp4 juta. Artinya, modal Rp50 juta masih belum mencukupi untuk menjadi full time trader.
Saran saya, penghasilan trading anda selama 1-2 tahun terakhir setidaknya harus bisa lebih besar satu setengah atau dua kali lipat dari pengeluaran anda sehari-hari.
3. Trading saham membutuhkan pengalaman yang mumpuni
Untuk mendapatkan profit, anda harus punya pengalaman trading yang mumpuni. Banyak trader saham yang ingin jadi full time trader, padahal pengalaman tradingnya masih 1 tahun, 2-3 tahun dan masih sering rugi.
Anda harus pertimbangkan lagi jika ingin hidup dari saham. Setidaknya anda bisa profit konsisten selama 2-3 tahun terakhir. Selain itu, anda sudah paham cara menganalisa market, teknikal dan screening saham. Anda juga harus paham cara meminimalkan kerugian.
Kalau anda belum punya pengalaman-pengalaman tersebut, jangan nekad menjadi full time trader. Di satu sisi, anda juga punya kewajiban untuk menghidupi diri anda, atau bahkan keluarga anda juga.
Dengan pengalaman yang minim, justru anda akan menanggung beban psikologis apabila ternyata pasar saham tidak bergerak sesuai harapan anda.
Hidup dari saham berarti 100% pengeluaran kebutuhan anda harus bisa ditutup dari penghasilan anda dari trading saham. Itupun anda harus tetap menyisakan keuntungan untuk menabung, dana darurat dan lain2.
Jadi harus saya akui, butuh modal yang cukup besar supaya anda bisa hidup dari saham. Modal Rp5 juta, Rp15 juta masih sangat kurang untuk bisa full time trader.
Anda harus bisa menghitung berapa range profit yang bisa anda dapatkan setidaknya selama 1-2 tahun terakhir dengan modal yang anda gunakan. Apakah cukup untuk menutup pengeluaran anda?
Katakanlah sekarang anda punya modal trading Rp50 juta. Selama 1 tahun terakhir, anda bisa menghasilkan profit tiap bulan sekitar Rp2-5 juta. Tapi pengeluaran per bulan anda sebesar Rp4 juta. Artinya, modal Rp50 juta masih belum mencukupi untuk menjadi full time trader.
Saran saya, penghasilan trading anda selama 1-2 tahun terakhir setidaknya harus bisa lebih besar satu setengah atau dua kali lipat dari pengeluaran anda sehari-hari.
3. Trading saham membutuhkan pengalaman yang mumpuni
Untuk mendapatkan profit, anda harus punya pengalaman trading yang mumpuni. Banyak trader saham yang ingin jadi full time trader, padahal pengalaman tradingnya masih 1 tahun, 2-3 tahun dan masih sering rugi.
Anda harus pertimbangkan lagi jika ingin hidup dari saham. Setidaknya anda bisa profit konsisten selama 2-3 tahun terakhir. Selain itu, anda sudah paham cara menganalisa market, teknikal dan screening saham. Anda juga harus paham cara meminimalkan kerugian.
Kalau anda belum punya pengalaman-pengalaman tersebut, jangan nekad menjadi full time trader. Di satu sisi, anda juga punya kewajiban untuk menghidupi diri anda, atau bahkan keluarga anda juga.
Dengan pengalaman yang minim, justru anda akan menanggung beban psikologis apabila ternyata pasar saham tidak bergerak sesuai harapan anda.
PERLUKAH JADI FULL TIME TRADER / HIDUP DARI SAHAM?
Tidak ada salahnya jika anda punya cita-cita untuk bisa hidup dari saham. Tetapi ada pertimbangan2 yang perlu anda analisa dan evaluasi. Yup, kita sudah bahas di pos ini.
Jika memang anda belum siap, sebaiknya jangan jadi full time trader. Jadilah part time trader. Selain anda punya penghasilan utama, anda juga punya penghasilan tambahan dari saham.
Tapi kalau anda sudah siap mewujudkan mimpi anda (hidup dari saham), barulah anda bisa memutuskan untuk jadi full time trader. Anda juga bisa mengelola usaha kecilan-kecilan untuk menambah penghasilan disamping trading. Sehingga, psikologis anda juga lebih nyaman.
CATATAN: Tidak semua orang ingin menjadi full time trader. Tidak ada salahnya kalau anda ingin jadi part time trader. Semua kembali ke tujuan anda masing-masing.
Tidak ada salahnya jika anda punya cita-cita untuk bisa hidup dari saham. Tetapi ada pertimbangan2 yang perlu anda analisa dan evaluasi. Yup, kita sudah bahas di pos ini.
Jika memang anda belum siap, sebaiknya jangan jadi full time trader. Jadilah part time trader. Selain anda punya penghasilan utama, anda juga punya penghasilan tambahan dari saham.
Tapi kalau anda sudah siap mewujudkan mimpi anda (hidup dari saham), barulah anda bisa memutuskan untuk jadi full time trader. Anda juga bisa mengelola usaha kecilan-kecilan untuk menambah penghasilan disamping trading. Sehingga, psikologis anda juga lebih nyaman.
CATATAN: Tidak semua orang ingin menjadi full time trader. Tidak ada salahnya kalau anda ingin jadi part time trader. Semua kembali ke tujuan anda masing-masing.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.