Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis EBITDA: Contoh Perhitungan EBITDA

Analisis fundamental untuk melihat profitabilitas perusahaan, salah satunya bisa dianalisa menggunakan analisa Earning Before Interest, Tax dan Depreciation (EBITDA). 



EBITDA dapat melihat kemampuan laba bersih perusahaan yang sesungguhnya karena EBITDA mengeluarkan faktor bunga, pajak dan depresiasi yang sebenarnya tidak memberikan pengaruh secara langsung terhadap operasi perusahaan. 

Jika anda ingin paham rumus dan menghitung EBITDA, kita sudah pernah membahasnya disini: Rumus EBITDA: Menghitung EBITDA Dari Laporan Keuangan. Anda bisa pelajari kembali. 

Di pos ini, kita akan masuk lebih jauh mengenai cara analisis EBITDA. Yap, kita akan praktik melihat contoh perhitungan EBITDA beserta analisanya. Kita akan menggunakan analisa menghitung EBITDA untuk beberapa perusahaan di satu sektor industri yang sama, sehingga dari satu sektor tersebut bisa dilihat perusahaan mana yang memiliki profitabilitas paling bagus ditinjau dari sisi EBITDA. 

Sekarang kita langsung masuk ke contoh analisis EBITDA. Kita akan menggunakan contoh perusahaan di sektor industri dasar & kimia sub sektor pakan ternak. Berikut EBITDA perusahaan2 di sub sektor pakan ternak: 




Catatan: Angka laporan keuangan dalam jutaan Rupiah

Dari data perhitungan EBITDa diatas, kita sebenarnya sudah bisa melakukan analisa, untuk melihat EBITDA mana yang paling bagus di sub sektor pakan ternak tersebut. Sekarang kita coba melakukan analisa EBITDA dari beberapa sisi... Oke, kita mulai. 

ANALISIS EBITDA 

EBITDA yang paling besar berhasil diraih olleh PT Charoen Pokhpand Tbk (CPIN). EBITDA CPIIN sebesar Rp5.150.330. Sedangkan EBITDA paling besar kedua adalah PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) dengan EBITDA sebesar Rp3.593.606. 

Dari perolehan EBITDA menunjukkan bahwa CPIN memiliki profitabilitas paling bagus di sektor industrinya. EBITDA yang paling besar, jauh lebih unggul dibandingkan perusahaan2 di satu sektor, menunjukkan bahwa CPIN mampu menghasilkan profit lebih baik, dan menjadi market leader. 

Namun kenaikan EBITDA dibandingkan tahun sebelumnya yang paling bagus ada pada saham SIPD. Karena kalau anda perhatikan ketiga saham lainnya yaitu CPIN, JPFA, MAIN, semuanya mengalami penurunan EBITDA. Penurunan profitabilitas di sektor pakan ternak ini disebabkan karena bisnis sektor pakan ternak  sedang lesu. 

ANALISIS EBITDA / PENDAPATAN BERSIH 

Analisa EBITDA juga bisa dibandingkan dengan pendapatan bersih. Caranya dengan membagi EBITDA / Revenue seperti yang tertera pada perhitungan diatas. Semakin besar EBITDA / Revenue, maka semakin bagus profitabilitas. 

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan (omzet) perusahaan yang bisa diubah menjadi laba. Hal ini juga mengindikasikan bahwa perusahaan mampu meminimalkan biaya-biaya untuk menghasilkan laba lebih besar dari omzet-nya. 

Pada perhitungan diatas, didapatkan nilai EBITDA paling tinggi adalah JPFA yaitu 10%. Kemudian CPIN tertinggi kedua sebesar 9%. Lalu diikuti dengan SIPD dan MAIN sebesar 6% masing2. 

Kalau di rata-rata, maka rata2 
EBITDA / Revenue di sektor industri pakan ternak sebesar 7,7% (10% + 9% + 6% + 6%) / 4. Hanya JPFA dan CPIN yang memiliki nilai EBITDA / Revenue diatas rata-rata industrinya. Artinya dari sisi EBITDA / Revenue, JPFA dan CPIN yang paling baik. 

ANALISIS EBITDA: INTEREST EXPENSE (IE)/ EBITDA 

Karena beban bunga dikeluarkan dari perhitungan EBITDA, padahal beban bunga juga merupakan faktor penting yang bisa mengurangi laba. Beban bunga juga cukup berbahaya bagi kelangsungan perusahaan jika terlalu tinggi (risiko pailit), maka kita bisa bandingkan IE ini terhadap EBITDA. 

Konsepnya, semakin besar nilai IE / EBITDA, maka semakin jelek. Karena hal tersebut menunjukkan bahwa persentase beban bunga tehadap kontribusi EBITDA semakin tinggi. 

SIPD memiliki IE / EBITDA = 97.860 / 226.008 = 43%. Artinya, kontribusi beban bunga adalah 43% dari EBITDA. CPIN memiliki IE / EBITDA = 447.885 / 5.150.330 = 8,6%.

JPFA memiliki IE / EBITDA = 745.831 / 3.593.606 = 20,7. MAIN memiliki IE / EBITDA = 185.877 / 446.615 = 41,6%. 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa rasio IE / EBITDA yang paling bagus ada pada CPIN, karena beban bunganya hanya sebesar 8% dari kontribusi EBITDA. 

Sedangkan JPFA 20,7% , dan SIPD serta MAIN memiliki memiliki IE / EBITDA yang sangat besar, di mana beban bunganya hampir 50% terhadap EBITDA. Beban bunga yang besar ini bisa menimbulkan risiko yang tinggi bagi profitabilitas. 

KESIMPULAN ANALISIS EBITDA 

Dari analisa-analisa EBITDA yang sudah kita paparkan, dapat disimpulkan bahwa EBITDA yang paling bagus adalah perusahaan PT Charoend Pokhpand Indonesia Tbk (CPIN). Karena CPIN memiliki EBITDA paling tinggi, EBITDA / Pendapatan Bersih diatas rata2 sektor industri. Serta didukung dengan IE / EBITDA yang kecil. 

Ukuran-ukuran ini tidak dimiliki oleh perusahaan2 di sektor industrinya. Itulah analisis EBITDA dan contoh perhitungan EBITDA. Anda bisa menggunakan analisa ini untuk menganalisa perusahaan2 lain juga. 

Dalam analisa fundamental, EBITDA ini harus anda kombinasikan dengan analisa2 lain untuk melihat kinerja fundamental perusahaan secara lebih komprehensif. Misalnya dengan melihat analisa ROE, EPS, DER dan lain-lain. 

Ada baiknya, anda juga pelajari praktik2 dan cara analisa fundamental disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.