Di pos ini: Saham SIDO: Stock Split & Peluang Trading dan Saham SIDO Setelah Stock Split, kita sudah membahas saham SIDO Muncul yang melakukan stock split. Di pos tersebut kita juga membahas pergerakan SIDO setelah stock split.
Saham SIDO saat itu mengalami kenaikan 8% lebih di hari pertama stock split. Beberapa saham yang pernah melakukan stock split seperti BMRI, BBRI, walaupun sempat turun setelah stock split, namun harganya bisa naik kencang lagi.
Jadi, apakah stock split itu memang cenderung lebih menguntungkan untuk trader saham? Apakah dengan mentradingkan saham-saham yang sudah melakukan stock split, berarti potensi profit anda lebih besar?
Sebelum kita membahas lebih banyak, untuk anda yang ingin mencari data stock split saham, anda bisa mencari melalui situs IDX. Caranya mudah, anda bisa buka disini: IDX Aksi Korporasi.
Kemudian pilihlah aksi korporasi: 'Stock Split' dan pilih periode saham-saham yang melakukan stock split yang anda inginkan.
Kita kembali lagi ke pembahasan pos ini. Karena banyak saham yang bisa naik setelah stock split, meskipun terkadang harus menunggu sedikit lama, apakah dengan membeli saham-saham pasca stock split, anda berpotensi meraih profit?
Jawaban saya: Tidak. Saham yang stock split, tidak menjamin anda pasti untung jika membeli sahamnya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
"Tapi Bung Heze, setelah stock split kan harga saham jadi jauh lebih murah. Harusnya banyak yang incar sahamnya kan?" Protes anda.
Itu kan teorinya. Bagaimana dengan praktikknya? Faktanya, banyak juga saham yang setelah stock split harganya justru turun terus, atau hanya naik beberapa hari pertama karena euforia pelaku pasar (trader), setelah itu harga sahamnya relatif turun (downtrend).
Hal ini sering terjadi pada sebagian besar saham yang melakukan stock split. Contoh-contohnya bisa anda lihat pada beberapa saham yang pernah melakukan stock split berikut:
Saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pernah melakukan stock split (tanda panah). Namun setelah stock split, harga sahamnya justru cenderung turun, dan volume transaksinya (lihat tanda2 bar dibawah grafik) kurang stabil.
Namun kalau kita perhatikan lebih detail sebelum stock split, saham FAST memang sangat tidak likuid, dan pola chartnya tidak beraturan. Sehingga walaupun saham FAST stock split, tetap saja peminatnya nggak terlalu banyak.
Sebab dari pola historisnya, saham ini memang sudah kurang menarik secara teknikal. FAST juga bukan merupakan saham yang menonjol / sering ditradingkan.
Saham JSKY pernah melakukan stock split. Namun setelah stock split, JSKY hanya sempat rebound beberapa hari. Tidak lama kemudian, JSKY kembali turun sempat menjadi saham tidur (harganya tidak bergerak).
Saham PTSN pun juga demikian. Di mana setelah melakukan stock split, harga sahamnya justru cenderung downtrend, dengan volume transaksi yang relatif tipis.
Masih ada banyak contoh di mana saham-saham yang melakukan stock split ternyata harga sahamnya malah turun dalam jangka panjang, dan ujung-ujungnya tetap saja sahamnya tidak likuid.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua saham yang stock split menguntungkan. Sebaliknya, stock split juga bisa merugikan anda jika anda membeli dan memilih saham yang salah.
Kenapa saham-saham yang setelah stock split harganya justru jatuh? Ada beberapa alasan yang bisa menjelaskannya.
Pertama, tidak semua saham stock split kinerjanya bagus. Harga saham akan kembali ke faktor fundamental. Kalau kinerja perusahaan memang kurang menarik, kurang menonjol di sektor industrinya, sangat mungkin saham tersebut justru sulit naik walaupun perusahaan sudah melakukan stock split.
Kedua, sahamnya memang kurang menarik secara teknikal. Saham-saham yang memang kurang menarik secara teknikal. Tidak banyak dilirik oleh trader saham. Maka setelah stock split, harga sahamnya biasanya tetap sulit untuk bergerak atraktif.
Hal ini berbeda dengan saham-saham yang memang pada dasarnya teknikal dan fundamentalnya bagus. Jadi Kalau anda ingin membeli saham pasca stock split, saran saya pilihlah saham-saham yang punya kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Pilih saham yang kinerjanya bagus
Anda bisa perhatikan historis saham2 yang melakukan stock split. Yap, saham2 yang harganya bisa naik, lebih likuid setelah stock split umumnya adalah saham-saham yang punya kinerja fundamental bagus.
Dan memiliki brand image ternama. Misalnya BBRI, TLKM, BMRI, UNVR adalah saham2 fundamental bagus yang pernah melakukan stock split dan analisa chart-nya justru menjadi jauh lebih menarik, atraktif dan likuid.
Sebaliknya, saham2 yang kinerja fundamentalnya kurang bagus, kurang menonjol, biasanya sahamnya juga kurang menarik setelah stock split, karena tidak banyak peminatnya.
Jadi kalau anda ingin membeli saham-saham yang melakukan stock split, anda harus lebih selektif supaya anda bisa meraih profit di market. Ada baiknya anda memilih saham2 yang fundamentalnua bagus.
2. Pilih saham yang analisa chartnya bagus (sebelum stock split)
Sangat penting untuk memperhatikan analisa teknikal dan pergerakan saham sebelum stock split. Saham-saham yang chart-nya bagus, likuid ada pola2 support resisten yang jelas, stock split bisa memberikan keuntungan untuk trader.
Tapi kalau sebelum stock split, sahamnya sangat tidak likuid, volume kecil, jarang ditradingkan, plus kinerja fundamentalnya tidak ada yang spesial, maka stock split kemungkinan besar tidak akan memberikan dampak besar ke harga sahamnya.
3. Momentum saham dan market
Kondisi pasar saham dan momentum (analisis teknikal) saham tersebut juga sangat menentukan reaksi market terhadap saham2 yang melakukan stock split. Kita sudah pernah membahasnya disini: Saham SIDO: Stock Split & Peluang Trading.
Saham SIDO saat itu mengalami kenaikan 8% lebih di hari pertama stock split. Beberapa saham yang pernah melakukan stock split seperti BMRI, BBRI, walaupun sempat turun setelah stock split, namun harganya bisa naik kencang lagi.
Jadi, apakah stock split itu memang cenderung lebih menguntungkan untuk trader saham? Apakah dengan mentradingkan saham-saham yang sudah melakukan stock split, berarti potensi profit anda lebih besar?
Sebelum kita membahas lebih banyak, untuk anda yang ingin mencari data stock split saham, anda bisa mencari melalui situs IDX. Caranya mudah, anda bisa buka disini: IDX Aksi Korporasi.
Kemudian pilihlah aksi korporasi: 'Stock Split' dan pilih periode saham-saham yang melakukan stock split yang anda inginkan.
Kita kembali lagi ke pembahasan pos ini. Karena banyak saham yang bisa naik setelah stock split, meskipun terkadang harus menunggu sedikit lama, apakah dengan membeli saham-saham pasca stock split, anda berpotensi meraih profit?
Jawaban saya: Tidak. Saham yang stock split, tidak menjamin anda pasti untung jika membeli sahamnya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
"Tapi Bung Heze, setelah stock split kan harga saham jadi jauh lebih murah. Harusnya banyak yang incar sahamnya kan?" Protes anda.
Itu kan teorinya. Bagaimana dengan praktikknya? Faktanya, banyak juga saham yang setelah stock split harganya justru turun terus, atau hanya naik beberapa hari pertama karena euforia pelaku pasar (trader), setelah itu harga sahamnya relatif turun (downtrend).
Hal ini sering terjadi pada sebagian besar saham yang melakukan stock split. Contoh-contohnya bisa anda lihat pada beberapa saham yang pernah melakukan stock split berikut:
Saham FAST |
Namun kalau kita perhatikan lebih detail sebelum stock split, saham FAST memang sangat tidak likuid, dan pola chartnya tidak beraturan. Sehingga walaupun saham FAST stock split, tetap saja peminatnya nggak terlalu banyak.
Sebab dari pola historisnya, saham ini memang sudah kurang menarik secara teknikal. FAST juga bukan merupakan saham yang menonjol / sering ditradingkan.
Saham JSKY |
Saham PTSN |
Masih ada banyak contoh di mana saham-saham yang melakukan stock split ternyata harga sahamnya malah turun dalam jangka panjang, dan ujung-ujungnya tetap saja sahamnya tidak likuid.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua saham yang stock split menguntungkan. Sebaliknya, stock split juga bisa merugikan anda jika anda membeli dan memilih saham yang salah.
Kenapa saham-saham yang setelah stock split harganya justru jatuh? Ada beberapa alasan yang bisa menjelaskannya.
Pertama, tidak semua saham stock split kinerjanya bagus. Harga saham akan kembali ke faktor fundamental. Kalau kinerja perusahaan memang kurang menarik, kurang menonjol di sektor industrinya, sangat mungkin saham tersebut justru sulit naik walaupun perusahaan sudah melakukan stock split.
Kedua, sahamnya memang kurang menarik secara teknikal. Saham-saham yang memang kurang menarik secara teknikal. Tidak banyak dilirik oleh trader saham. Maka setelah stock split, harga sahamnya biasanya tetap sulit untuk bergerak atraktif.
Hal ini berbeda dengan saham-saham yang memang pada dasarnya teknikal dan fundamentalnya bagus. Jadi Kalau anda ingin membeli saham pasca stock split, saran saya pilihlah saham-saham yang punya kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Pilih saham yang kinerjanya bagus
Anda bisa perhatikan historis saham2 yang melakukan stock split. Yap, saham2 yang harganya bisa naik, lebih likuid setelah stock split umumnya adalah saham-saham yang punya kinerja fundamental bagus.
Dan memiliki brand image ternama. Misalnya BBRI, TLKM, BMRI, UNVR adalah saham2 fundamental bagus yang pernah melakukan stock split dan analisa chart-nya justru menjadi jauh lebih menarik, atraktif dan likuid.
Sebaliknya, saham2 yang kinerja fundamentalnya kurang bagus, kurang menonjol, biasanya sahamnya juga kurang menarik setelah stock split, karena tidak banyak peminatnya.
Jadi kalau anda ingin membeli saham-saham yang melakukan stock split, anda harus lebih selektif supaya anda bisa meraih profit di market. Ada baiknya anda memilih saham2 yang fundamentalnua bagus.
2. Pilih saham yang analisa chartnya bagus (sebelum stock split)
Sangat penting untuk memperhatikan analisa teknikal dan pergerakan saham sebelum stock split. Saham-saham yang chart-nya bagus, likuid ada pola2 support resisten yang jelas, stock split bisa memberikan keuntungan untuk trader.
Tapi kalau sebelum stock split, sahamnya sangat tidak likuid, volume kecil, jarang ditradingkan, plus kinerja fundamentalnya tidak ada yang spesial, maka stock split kemungkinan besar tidak akan memberikan dampak besar ke harga sahamnya.
3. Momentum saham dan market
Kondisi pasar saham dan momentum (analisis teknikal) saham tersebut juga sangat menentukan reaksi market terhadap saham2 yang melakukan stock split. Kita sudah pernah membahasnya disini: Saham SIDO: Stock Split & Peluang Trading.
Kondisi market yang lagi turun tajam. Analisa teknikal yang sudah mahal. Umumnya akan membuat saham tersebut akan sulit untuk naik pasca stock split, setidaknya untuk jangka pendek. Jadi sebagai trader, anda juga harus menganalisa hal-hal tersebut sebelum trading.
Semoga pos ini bisa menambah wawasan kita tentang praktik aksi korporasi stock split di pasar saham riil. Sehingga kita semua bisa mengambil keputusan berdasarkan analisa yang terjadi di market, bukan hanya melihat teori.
Semoga pos ini bisa menambah wawasan kita tentang praktik aksi korporasi stock split di pasar saham riil. Sehingga kita semua bisa mengambil keputusan berdasarkan analisa yang terjadi di market, bukan hanya melihat teori.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.