Dalam analisis laporan keuangan, kita mengenal analisis rasio keuangan. Salah satu rasio keuangan yang sangat penting untuk menganalisa kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan analisis rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mencetak laba (profit), dan kemampuan perusahaan menggunakan profitnya.
Tujuan akhir perusahaan adalah untuk mencetak laba / keuntungan. Dengan keuntungan, perusahaan bisa terus melanjutkan operasionalnya secara berkelanjutan. Oleh karena itu, analisis rasio profitabilitas merupakan rasio yang sangat penting untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mencetak dan mendayagunakan profitbalitas.
Ada banyak ukuran rasio profitabilitas yang bisa digunakan untuk melihat tren kinerja profit perusahaan. Analisa-analisa rasio profitabilitas antara lain adalah: ROA, ROE, NPM, GPM, OPM, EPS dan masih banyak lainnya.
Pada web Saham Gain, kita juga sudah pernah bahas contoh2 ukuran rasio profitabilitas disini: Analisis Rasio Keuangan: Rasio Profitabilitas / Rentabilitas.
Di pos ini, kita akan membahas contoh soal rasio profitabilitas dan pembahasannya. Untuk memudahkan analisis dan studi kasus, tidak semua rasio profitabilitas kita gunakan.
Kita akan gunakan rasio-rasio profitabilitas yang paling banyak dipakai. Yap, di studi kasus kali ini, kita akan bahas rasio profitabilitas: ROE, EPS dan NPM. Karena rasio2 tersebut adalah ukuran yang sangat penting, terutama buat investor saham.
Untuk mencari data-data rasio profitabilitas, anda bisa mencarinya melalui laporan laba rugi komprehensif perusahaan dan laporan perubahan ekuitas (untuk mencari nilai ROE).
CONTOH SOAL RASIO PROFITABILITAS + JAWABANNYA
Kita gunakan contoh laporan keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Perhatikan tren profabilitas BBCA selama 3 tahun berikut (ROE, NPM dan EPS):
Pada umumnya, rasio profitabilitas yang bagus adalah diatas 15%. Semakin ROE semakin bagus profitabilitas perusahaan. Rasio ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendayagunakan ekuitas menjadi laba bersih. ROE juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memuaskan kepentingan pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen.
Pada rasio profitabilitas BBCA diatas, bisa kita lihat rasio ROE BBCA selama tiga tahun berturut-turut selalu diatas 15%. Namun ROE BBCA cenderung turun setiap tahun.
Hal ini menunjukkan adanya penurunan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas untuk menghasilkan laba bersih. Akan tetapi, rasio ROE BBCA masih tetap berada diatas 15%.
Dari segi ROE, dapat dikatakan bahwa BBCA masih dapat memiliki rasio ROE yang sehat dan profitable. Penurunan ROE dari tahun ke tahun juga tidak terjadi secara drastis.
Analisis Profitabilitas NPM
NPM menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih dari penjualan bersihnya. Semakin besar NPM, semakin bagus. NPM yang besar juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu meminimalkan beban usaha dan operasional, sehingga penjualan bersihnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap laba bersih.
Pada rasio NPM BBCA selama 4 tahun, terlihat bahwa NPM BBCA sedikit meningkat dan cenderung stabil. Tahun 2017 sebesar 56% dan meningkat jadi 57% tahun 2018, lalu stabil di tahun 2019 sebesar 57%.
Dari segi NPM, BBCA dapat dikatakan cukup baik, karena BBCA dapat mempertahankan rasio NPM yang stabil setiap tahunnya.
Analisis Profitabilitas EPS
Earning per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan bisa menghasilkan laba per saham yang tinggi. Semakin besar laba bersih per saham, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki peluang yang besar untuk membagikan dividen pada para pemegang saham (investor).
Pada rasio EPS BBCA diatas, didapatkan nilai setiap tiga tahun selalu mengalami peningkatan. Kenaikan rasio EPS setiap tahun menunjukkan bahwa BBCA mampu menghasilkan laba bersih yang meningkat dan konsisten, sehingga dengan adanya EPS yang tinggi, BBCA juga mampu memberikan dividen pada investor.
Kesimpulan Rasio Profitabilitas BBCA
Dari analisis rasio profitabilitas BBCA diatas, dapat disimpulkan bahwa BBCA memiliki profitabilitas yang sehat. Perusahaan bisa menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk membiayai operasional, dan kelangsungan perusahaan jangka panjang, serta membagikan dividen pada investor.
Itulah contoh soal rasio profitabilitas dan jawabannya. Semoga bermanfaat untuk anda. Analisa ini juga bisa digunakan untuk menganalisa perusahaan lain.
RASIO PROFITABILITAS SEKTOR INDUSTRI
Menilai bagus tidaknya profitabilitas, juga bisa anda bandingkan dengan rata-rata kinerja perusahaan lain di satu sektor industri yang sama. Katakanlah perusahaan BCA. BCA adalah perusahaan di sektor perbankan.
Maka, untuk menilai apakah BBCA lebih profitable dibandingkan perusahaan di sektor industrinya, anda bisa bandingkan dengan perusahaan2 lain di sektor industri perbankan.
Bandingkan rata-rata ROE, NPM dan EPS sektor perbankan dengan BBCA. Jika rasio BBCA lebih tinggi dibandingkan rata-rata sektor industri perbankan, maka dapat dikatakan bahwa BBCA memiliki kinerja profitabilitas yang bagus di sektor perbankan. Demikian juga sebaliknya jika rasio BBCA dibawah rata2 perusahaan pada satu sektornya.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.