Pada pos yang pernah kita ulas disini: Saham Turun: Cut Loss, Hold, Averaging? Kita pernah membahas bahwa trader harus memiliki target cut loss apabila harga saham tidak bergerak sesuai harapan. Namun cut loss tidak harus selalu dilakukan.
Apabila anda membeli saham likuid, membeli saham pada support-support yang bagus, dan saham anda masih belum naik, anda tidak perlu terburu melakukan cut loss. Ingat bahwa harga saham itu pasti mengalami fluktuatif.
Saham-saham yang anda beli, bisa saja harganya turun dahulu sebelum naik. Hal ini adalah sesuatu yang wajar, karena anda pasti akan menghadapi fluktuatif saham.
Jika anda terburu melakukan cut loss namun setelah anda cut loss saham anda naik, maka anda tidak akan bisa mendapatkan profit di market. Oleh karena itu, cut loss pun harus dilakukan dengan strategi dan jangan cut loss karena anda panik.
Strategi cut loss sangat diperlukan jika anda memegang saham-saham yang pergerakannya secara tren memang kurang bagus atau saham-saham gorengan. Baca juga: Kenali Ciri Saham Gorengan di Indonesia. Cut loss sebaiknya lebih disiplin anda tetapkan pada:
1. Saham-saham yang mudah naik turun puluhan persen dalam sehari
2. Saham yang secara tren sudah pernah menyentuh harga gocap (Rp50)
Saham-saham inilah yang harus anda terapkan cut loss secara disiplin. Saham2 yang mudah turun tajam dalam waktu singkat, berpotensi meningkatkan floating loss dalam jumlah besar jika saham anda turun. Maka dari itu, anda harus cut loss jika saham anda tidak bergerak sesuai harapan.
Sedangkan saham-saham yang secara tren pernah menyentuh harga Rp50 sebaiknya tidak anda simpan dalam waktu lama. Karena pada saat saham tersebut mulai turun / koreksi berangsur, ada kemungkinan saham tersebut balik lagi ke harga Rp50. Jika anda sudah cut loss ketika saham anda mulai turun, anda sudah bisa memproteksi modal anda dari kerugian.
Sebagai contoh, coba perhatikan saham BKSL berikut:
Saham BKSL sebelumnya sudah pernah menjadi saham gocap. Tidak lama kemudian, saham BKSL 'bangun' dari harga Rp50 dan naik cepat ke harga Rp66. Kalau anda mentradingkan saham BKSL saat harga sedang volatilitas di kisaran harga Rp60-an ini, anda harus disiplin menetapkan target take profit maupun cut loss.
Mengapa?
Karena saham2 yang secara historis sudah pernah turun sampai ke level terendah, saham2 tersebut ada kemungkinan untuk balik lagi ke harga Rp50.
Celakanya, kalau anda beranggapan saham yang harganya bangkit lagi dari Rp50 sahamnya bakal dikerek naik terus, dan pada saat sahamnya mulai turun anda nggak mau cut loss, kalau sewaktu-waktu sahamnya balik Rp50, anda tidak akan bisa jual saham anda di pasar reguler.
Banyak saham yang setelah harganya naik dari Rp50, sahamnya hanya naik tajam untuk beberapa saat. Saham-saham seperti ini yang justru berisiko untuk trader, karena pergerakannya unpredictable.
Jadi dalam trading, anda juga perlu perhatikan harga historis dan pola pergerakan saham tersebut. Saham-saham yang yang high risk, apalagi saham2 harganya mendekati Rp50 atau secara historis pernah menyentuh Rp50, maka jangan mudah terkecoh jika sahamnya sedang naik tinggi.
Jika saham2 tersebut tidak bergerak sesuai harapan, penurunan saham sekitar 2-3% sebaiknya sudah mulai anda pertimbangkan buat cut loss. Jika sahamnya turun mendekati gocap, ada baiknya anda segera ambil tindakan cut loss, supaya saham anda tidak nyangkut.
Untuk meminimalkan cut loss dalam trading, sebaiknya anda menerapkan strategi2 berikut:
1. Pilihlah saham yang bagus
Prioritaskan saham yang bagus untuk trading, yaitu saham2 yang risikonya kecil dan mudah dianalisa dengan chart. Saham2 bagus dapat memberikan profit lebih konsisten dan kenyamanan psikologis, sehingga anda tidak perlu terlalu ketat dalam menerapkan aturan cut loss.
Pelajari juga strategi2 screening saham bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.
2. Lebih disiplin cut loss di saham-saham jelek
Supaya kerugian anda di saham tidak besar, ketika anda trading di saham2 gorengan, anda harus lebih disiplin dalam cut loss. Seperti yang kita bahas tadi, at least anda bisa pertimbangkan cut loss kalau saham anda turun sekitar 2-3%.
Selain itu, porsi saham gorengan dalam portofolio sebaiknya tidak melebihi 10% dari total modal anda. Bagaimanapun juga, saham2 gorengan, saham2 yang harganya 'murah' alias mendekati gocap adalah saham2 yang risikonya besar, dan lebih banyak digerakkan bandar.
Bahkan saya menyarankan anda untuk segera take profit kalau saham anda sudah naik puluhan persen dalam sehari. Karena banyak saham gorengan yang sudah naik tinggi dengan cepat, nggak lama kemudian harganya jatuh. Kita sudah pernah bahas disini: Beli Saham: Dari Untung Jadi Rugi.
Dalam praktik trading, sudah banyak trader yang sahamnya nyangkut karena tidak mau cut loss di saham2 jelek. Dengan menerapkan strategi cut loss lebih disiplin dan menyusun portofolio ideal, anda bisa meminimalkan cut loss dan kerugian dalam trading.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.