Ada berbagai dua gaya strategi trading saham. Dua gaya trading saham yang sering digunakan trader biasanya adalah TREND FOLLOWER dan strategi CONTRARIAN.
Keduanya sama-sama bisa menghasilkan profit asalkan anda paham cara menerapkannya dengan baik. Lalu, mana yang lebih efektif untuk anda?
Anda harus memahami terlebih dahulu apa itu trend follower dan contrarian, serta cara-cara menerapkan kedua strategi trading tersebut.
TREND FOLLOWER TRADER
Trend follower merupakan strategi trading yang dilakukan dengan cara MENGIKUTI TREN analisis teknikal saham tersebut, dan dikombinasikan dengan tren market.
Trend follower akan membeli saham dengan cara MENUNGGU KONFIRMASI sinyal tren saham tersebut. Ketika tren suatu saham mulai berbalik (reversal) dari tren turun menjadi tren naik (mulai bullish), maka trader akan masuk di saham tersebut.
Dalam trend follower, trader akan cenderung mengincar saham2 yang trennya lagi naik atau mulai ada potensi naik (bullish reversal). Trader akan hold saham tersebut sampai ada tanda-tanda bahwa tren saham mulai akan bergerak turun.
Biasanya, strategi trend follower banyak diterapkan oleh SWING TRADER, karena swing trader akan mencari saham2 yang punya tren baik, sampai harganya bisa naik dan jual pada saat ada tanda2 bearish reversal.
Analisa untuk melihat tren saham yang berpotensi bullish atau bullish reversal, salah satunya bisa kita analisis melalui indikator Moving Average. Kita sudah pernah bahas full praktik Moving Average yang simpel untuk trading disini: Moving Average Praktis untuk Swing Trading.
Anda bisa pelajari juga strategi2 memilih saham bagus untuk swing trading yang efektif disini: Panduan Screening Saham Bagus + Praktik Swing Trading Saham.
Selain melihat analisa teknikal, trend follower juga melihat analisa market dan sentimen. Karena terkadang kita menemukan saham yang tren-nya lagi bagus karena ada sentimen positif. Disinilah trader akan menerapkan strategi trading dengan mengikuti tren sahamnya.
CONTRARIAN TRADER
Contrarian trader merupakan kebalikan dari strategi2 yang banyak diterapkan trader. Kalau biasanya trader saham trading dengan mengikuti tren, maka contrarian trader adalah sebaliknya.
Contrarian adalah strategi 'melawan arus market'. Jadi trader tidak terlalu mengikuti tren yang terjadi atau menunggu konfirmasi. Sebaliknya, trader justru membeli saham ketika banyak orang yang masih takut akumulasi. Dan jual saham ketika trader sedang berada pada puncak euforia.
Trader berusaha untuk "curi start", sehingga bisa mencetak profit sedini mungkin dari tren yang baru saja terbentuk. Dalam contrarian, trader menggunakan analisa2 chart atau candlestick pattern, dan pola2 support resisten yang menunjukkan potensi reversal.
Contrarian trader juga menggunakan analisa-analisa market sebagai dasar untuk "curi start". Jadi trader juga meng-kombinasikan analisa teknikal dengan market.
Contoh contrarian trader misalnya: Menjelang akhir tahun biasanya ada window dressing sampai bulan Januari (Jauary Effect), di mana secara historis bulan Desember dan Januari mayoritas saham naik.
Sebelum bulan Desember, contrarian trader akan melihat dan menganalisa saham2 bagus dengan valuasi dan teknikal murah, namun sahamnya masih belum naik, karena mayoritas trader belum melakukan pembelian dalam jumlah besar.
Disinilah contrarian trader bisa "curi start" dengan mengoleksi sahamnya terlebih dahulu sebelum naik. Pada saat sahamnya benar-benar naik tinggi, kemudian banyak orang yang baru berani beli, sahamnya menuju puncak euforia, disitulah trader akan langsung jual sahamnya.
Contrarian trader |
Ketika saham naik, dan mulai berada di puncak euforia, banyak trader ikut2an beli, sahamnya mulai banyak dibicarakan, maka trader akan mengambil posisi jual (ambil untung).
Sedngkan trader follower biasanya akan menunggu konfirmasi pembalikan tren. Umumnya, trend follower hanya akan akumulasi sedikit saat saham belum naik.
Trader baru berani akumulasi banyak saat tren sahamnya mulai ada konfirmasi bullish reversal (pada tanda panah merah).
TREND FOLLOWER VS CONTRARIAN TRADER
Kelebihan trend follower
1. Bagus diterapkan dalam kondisi market yang mulai bullish
2. Lebih mudah dipraktikkan, karena dasarnya full dari analisa teknikal
3. Lebih banyak saham yang bisa diterapkan dengan trend follower
Kekurangan trend follower
1. Terkadang sedikit telat mengambil posisi
2. Saat banyak saham sudah naik, sulit menerapkan trend follower
3. Saat saham sedang strong bearish, trend following juga kurang efektif
Solusinya, ketika trend follower sulit diterapkan, anda bisa pertimbangkan untuk mencoba strategi intraday trading (jangka pendek, dibawah 1 minggu). Pelajari juga: Ebook Intraday & One Day Trading Saham.
Kelebihan contrarian trader
1. Bisa mendapatkan profit berlipat, karena anda curi start
Kekurangan contrarian trader
1. Kalau salah ambil posisi / prediksi, risikonya sangat besar
2. Butuh pengalaman lebih banyak menerapkan strategi ini
3. Tidak terlalu banyak momentum multi bagger untuk contrarian
Dalam trading, anda boleh mengkombinasikan keduanya. Namun untuk trader pemula, saya sarankan anda mulai pahami dulu analisa2 trend following, karena trend following relatif lebih mudah diterapkan di market.
Sedangkan pada strategi contrarian, anda harus jauh lebih peka terhadap kondisi market, berita2 / sentimen, bukan hanya melihat analisa chartnya. Trader yang belum berpengalaman, seringkali terjebak ketika menerapkan contrarian.
Jadi mulailah dengan memahami analisa teknikal lebih banyak, dan terapkan trend following di saham2 yang likuid. Setelah itu, anda baru bisa kembangkan ke strategi contrarian.
Nah, kalau anda tidak cocok menjadi trend following atau contrarian, alterantifnya anda bisa menerapkan day trading (intraday trading). Pelajari juga: Strategi Trading Harian Saham + Tape Reading.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.