Trading (beli jual) saham merupakan salah satu cara untuk mendapatkan profit jangka pendek, yang bisa anda lakukan di rumah. Selama ada koneksi internet dan software trading, anda bisa melakukan aktivitas trading saham.
Karena trading saham memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, mulai banyak trader yang ingin menjadi full time trader (FTT). Sesuai namanya, full time trader saham berarti anda menjadi aktivitas trading saham sebagai PENGHASILAN UTAMA.
Bahkan tidak sedikit orang yang ingin meninggalkan pekerjaan utama saat ini, untuk memulai profesi baru sebagai full time trader. Di Grup Facebook Saham Gain, seorang rekan pernah bertanya tentang profesi FTT. Pertanyaannya bagus:
Full time trading |
"Adakah full time trading disini? Sharing donk apakah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dari hasil trading? Terus rata-rata berapa persen target per harinya? Sedang ada pemikiran mau jadi full time trader."
Apakah bisa menekuni profesi full time trading?
Bisa. Tetapi saran saya, hal terpenting kalau mau jadi full time trader, jangan langsung fokus ke target profit. Misalnya: "Untung per hari bisa dapat berapa banyak?" "Berapa persen profit harian di saham."
Dijamin stres sendiri kalau targetnya ternyata nggak tercapai. Soalnya market itu dinamis. Bahkan sekalipun anda berniat melakukan trading trading harian (beli sehari dan ambil untung di hari itu juga), trading harian pun terkadang nggak bisa dilakukan tiap hari.
Karena kondisi market kadang bagus. Banyak saham rebound setelah turun. Tapi ada juga kondisi di mana market terkadang turun drastis. Misalnya beberapa hari harga saham sudah naik tinggi, maka saat saham koreksi keesokan harinya, kemungkinan besar anda sulit menemukan saham yang bisa naik cepat dalam sehari, karena mayoritas saham pada turun.
Kalau anda memaksakan beli saham terus tanpa planning dan analisa momentum, jadinya bukan profit, tapi malah nyangkut semua.
Nah kalau anda mengincar profit tiap hari, dan ternyata saham anda nyangkut. Apalagi penghasilan utama anda dari trading, apa anda nggak stres?
Jika anda punya target jadi full time trader, mending FOKUS utama adalah ke peningkatan KUALITAS ANALISA. Coba tanyakan pada diri anda sendiri:
Jika mau jadi FTT, apakah anda sudah punya analisa mumpuni yang bisa digunakan konsisten buat trading dan terbukti bisa profit?
Itu dulu fokus utamanya.
Soal besar kecilnya profit, nanti akan mengikuti, soalnya pengalaman dan rezeki tiap orang juga berbeda-beda. Mengenai pertanyaan: Apakah full time time trading bisa mencukupi kebutuhan hidup?
FTT bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi yang perlu diingat, trading itu sangat erat dengan PSIKOLOGIS anda. Apalagi dengan kondisi market dinamis.
Apakah anda siap kalau misalnya hari ini belum dapat profit soalnya saham-saham lagi turun? Jadi saran saya, kalau anda punya keinginan jadi Ful Time Trader, ada 4 hal yang harus disiapkan:
1. Pengalaman
Harus punya analisa pribadi yang terbukti bisa anda terapkan secara konsisten, dan anda sudah nyaman dengan analisa tersebut. Sudah punya?
2. Kecukupan modal (diluar buat trading)
Lebih baik siapkan tabungan diluar untuk trading (yang nggak digunakan trading saham), yang cukup buat memenuhi kebutuhan hidup 1-2 tahun kedepan. Jadi kalau ada pegangan duit, psikologis pasti lebih tenang.
Saat psikologis anda tenang, hal ini sangat berpengaruh terhadp pengambilan keputusan trading yang matang.
3. Modal trading
Besar kecilnya modal juga harus disesuaikan dengan kebutuhan hidup anda. Sekarang anda bisa untung di kisaran berapa dengan dengan modal yang anda saat ini, setidaknya selama 1 tahun terakhir?
Lets say, modal trading anda Rp100 juta, anda bisa untung rata-rata per bulan di kisaran 3-8% (Rp3-8 juta per bulan). Apakah duit tersebut sudah cukup buat memenuhi kebutuhan hidup anda? Hanya anda yang bisa mengevaluasi.
4. Ada bisnis sampingan
Misalnya anda punya bisnis offline (buka toko kecil-kecilan dan sebagainya). Penghasilan utama tetap dari trading saham. Kegiatan utama tetap trading.
Tapi anda juga punya usaha kecil, sehingga ada rasa aman secara psikologis karena anda punya penghasilan. Kembali lagi, psikologis yang tenang pengaruh ke kualitas trading kita.
Kesimpulannya, trading saham bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi tentu saja hal ini tidak bisa diraih secara instan. Anda perlu memiliki kecukupan modal, pengalaman yang mumpuni dan kemampuan mendapatkan profit di market secara konsisten.
Kalau memang anda belum bisa mencapai keempat poin diatas, saya sarankan sebaiknya anda tidak perlu memaksakan menjadi full time trader terlebih dahulu.
Anda bisa tetap menekuni pekerjaan utama, dan trading saham sebagai penghasilan tambahan. Baca juga: Penghasilan Tambahan dari Trading Saham dan Main Saham, Penghasilan Utama atau Tambahan?
Karena dalam praktikknya, banyak trader yang nekad meninggalkan pekerjaan utamanya dan menjadi full time trader saham, demi mencapai kebebasan waktu dan profit besar.
Padahal trader belum punya pengalaman mumpuni. Bahkan tidak sedikit trader yang baru belajar saham, langsung nekad jadi full time trader. Banyak trader yang nekad menggunakan uang pesangon, uang kebutuhan untuk menjadi full time trader. Di satu sisi, trader belum punya pengalaman, dan belum bisa mencetak profit di market.
Hal ini justru membuat risiko trading menjadi besar. Ingat, full time trading bisa membuat anda profit asalkan anda siap. Sebaliknya, full time trading bisa menimbulkan kerugian apabila anda hanya modal nekad.
TRADING SAHAM = RASA AMAN + PENGALAMAN + PROFIT
Intinya, trading saham itu urutannya: pertama, rasa aman. Kedua, pengalaman. Baru ketiga kita bicara tentang profit. Rasa aman adalah faktor utama dalam trading. Kalau psikologis anda selalu merasa nggak nyaman, anda tidak akan bisa dapat profit.
Untuk dapat profit, anda juga butuh pengalaman. Terkait hal ini, nanti akan saya bahas di pos tersendiri, yang akan membahas lebih banyak seluk beluk trading saham berdasarkan pengalaman pribadi.
Semoga pos ini bermanfaat untuk teman-teman yang punya tujuan menjadi full time trader saham.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.