Di pos sebelumnya: Arti Cut Loss dalam Saham, kita sudah membahas arti cut loss dan kegunaan cut loss, mengapa cut loss itu diperlukan dalam trading. Jadi cut loss itu bukan hanya sekedar jual rugi, tetapi juga sebagai bentuk proteksi modal.
Seperti yang kita bahas di pos sebelumnya, cut loss memang mengundang banyak kontroversi di kalangan trader. Faktanya tidak sedikit trader ogah melakukan cut loss karena bagaimanapun juga kalau anda cut loss, anda kehilangan modal.
Apalagi kalau harga saham anda sudah turun banyak, maka dengan cut loss kerugian semakin besar. Di satu sisi, banyak trader beranggapan selama saham tidak dijual, saham tersebut pasti masih ada peluang untuk naik.
Namun tidak bisa dipungkiri, faktanya banyak trader saham yang sudah mengalami floating loss cukup besar akibat tidak mau melakukan cut loss. Saya sering menerima trader yang konsultasi sahamnya nyangkut lebih dari dua tahun, dan floating lossnya sampai 50% lebih.
Jika anda tidak cut loss, sama saja modal anda akan "terpenjara", apalagi floating loss-nya besar, dan kalau kualitas sahamnya jelek, terkadang butuh waktu sangat lama supaya saham kembali ke harga beli.
Tapi kalau trader harus melakukan cut loss, trader akan kehilangan modal, sehingga seringkali trader tidak mau melakukan cut loss.
Dalam trading saham, CUT LOSS BUKAN SESUATU YANG WAJIB. Cut loss bukanlah aturan dan keharusan yang perlu dilakukan trader. Konsep cut loss menyarankan pada trader untuk memotong kerugian ketika harga saham turun dibawah trading plan.
Katakanlah anda beli saham di harga 1.500. Ketika tidak bergerak sesuai harapan dan turun katakanlah ke 1.450, trader disarankan untuk cut loss sesuai trading plan. Masalahnya, saham yang turun bisa saja naik lagi diatas harga beli anda. Di satu sisi, cut loss tetap perlu dilakukan pad kondisi2 tertentu, supaya anda bisa memproteksi modal.
Nah, kalau memang anda adalah tipikal trader yang TIDAK MAU CUT LOSS, maka ada baiknya anda sedikit merombak strategi trading. Berikut beberapa strategi cara meminimalkan cut loss saham:
1. Belilah saham yang harganya diskon secara teknikal
Kebanyakan trader yang sahamnya nyangkut di harga puncak dikarenakan trader membeli saham di harga puncak yang sudah mahal. Trader tidak mau 'ketinggalan kereta' karena melihat saham2 yang sudah naik tinggi. Trader tidak mau melewatkan profit di saham tersebut.
Saham2 yang sudah naik tinggi rawan untuk koreksi cepat, karena sudah banyak trader yang akumulasi di harga bawah, sehingga saat saham mahal, trader pasti akan take profit.
Saran saya, untuk meminimalkan cut loss, anda bisa prioritaskan membeli saham2 yang harganya sudah diskon dan murah secara teknikal. Karena pada dasarnya, pelaku pasar akan selalu mencari saham2 yang sudah terdiskon dan murah untuk ditradingkan.
Saham2 diskon punya peluang naik lebih besar, karena trader akan mengincar saham2 murah di market. Anda bisa pelajari cara-cara dan full strategi menemukan saham diskon yang berpotensi naik disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
2. Prioritaskan saham low risk, yang momentumnya bagus
Cut loss bisa diminimalkan dengan mencari saham2 yang low risk. Saham2 low risk adalah saham2 yang punya tren bagus, mudah dianalisa dengan chart, dan mudah naik setelah harga sahamnya turun.
Kebanyakan trader yang cut loss atau sahamnya nyangkut bertahun-tahun salah satunya karena mencari saham2 yang risikonya besar, membeli saham2 di harga puncak.
Tapi sekedar membeli saham low risk tidaklah cukup. Anda juga harus membeli saham2 low risk yang momentumnya bagus (sahamnya sudah diskon, teknikalnya berpotensi naik).
Anda bisa pelajari cara-cara simpel dan praktis screening saham untuk menemukan stock pick layak trading disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.
3. Hindari saham-saham gorengan
Saham gorengan punya risiko besar, karena saham gorengan lebih banyak digerakkan bandar saham. Volatilitas saham gorengan yang tinggi dan pergerakan yang tidak pasti meningkatkan risiko saham nyangkut, maupun risiko cut loss.
Banyak saham gorengan yang setelah turun tidak kembali ke harga semula. Hal ini berbeda dengan saham2 low risk yang chartnya bagus, peluang naiknya lebih besar. Pelajari juga: Daftar dan Contoh Saham Gorengan di Indonesia.
Jadi kalau anda ingin bisa meminimalkan cut loss, hindari trading saham2 gorengan dan waran. Prioritaskan saham2 low risk dan saham2 diskon itu tadi.
4. Hindari beli saham yang tidak anda tahu (beli karena rumor, ikut-ikutan, hype)
Saya sering dapat pertanyaan trader yang nyangkut dan cut loss besar di saham karena trader hanya beli karena ikut-ikutan. Jadi hindari beli saham karena ikut-ikutan, trading karena rumor. Beli saham2 yang lagi hype di media sosial.
Karena saham2 seperti ini biasanya justru berpotensi jatuh pada saat sahamnya sedang ramai dan banyak trader ritel yang mulai beli dan terpengaruh. Disitulah bandar yang sudah akumulasi di harga bawah akan menjual sahamnya.
EFEKTIF MEMINIMALKAN CUT LOSS
Itulah beberapa cara efektif buat meminimalkan cut loss. Cara-cara tersebut saya terapkan sendiri dalam trading plan. Karena saya juga punya pengalaman cut loss cukup besar, dan setelah saya melakukan evaluasi trading, saya sudah bisa meminimalkan cut loss dan kerugian di market.
Kalau anda memilih saham2 yang bagus, at least anda nggak perlu menunggu waktu yang lama untuk menunggu saham anda naik lagi.
Dalam praktik trading, setiap saham yang anda beli tentu ada kemungkinan turun beberapa poin. Itu adalah bagian dari FLUKTUATIF SAHAM dan hal tersebut wajar. Tapi jika saham yang anda beli memang bagus, anda tidak butuh waktu lama supaya saham anda naik diatas harga beli. Dan anda bisa meraih profit.
Sehingga, ketika saham anda turun beberapa poin, anda tidak perlu terburu cut loss. Anda hanya perlu menunggu saham anda naik lagi diatas harga beli.
Buat anda yang sering cut loss, cobalah untuk merombak strategi trading dengan membeli saham2 yang risikonya rendah, diskon dan momentumnya bagus.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.