Dengan investasi dan trading saham, ada banyak manfaat yang anda peroleh. Capital gain (jangka pendek), kenaikan harga saham jangka panjang, passive income (dividen), dan masih banyak lainnya.
Namun investasi saham bukan berarti tidak ada risikonya sama sekali. Kalau anda sering mengikuti edukasi2 saham pemula, kebanyakan edukasi saham akan memberikan sisi positif dari investasi.
Dan banyak contoh saham-saham yang bisa naik dalam jangka panjang, dalam waktu 5-10 tahun, sehingga jika anda menyimpan sahamnya, modal anda dalam jangka waktu 5-10 tahun akan menjadi sangat besar.
Tetapi anda juga haru pahami risiko berinvestasi saham di pasar modal. Demikian juga dengan trading saham, juga ada risikonya. Jadi jangan beranggapan bahwa dengan beli saham anda bakalan langsung kaya dalam semalam.
Bidang apapun yang anda tekuni pasti ada risikonya. Anda membuka bisnis / wirausaha, anda juga menghadapi risiko. Anda bekerja kantoran, risikonya pun juga ada.
Di pos ini, kita akan bahas risiko investasi saham yang akan anda hadapi di market. Berikut ada 7 risiko berinvestasi di pasar modal:
1. Capital loss
Risiko utama investasi dan trading saham adalah capital loss alias menjual saham dibawah harga beli anda (rugi). Tidak semua saham di pasar modal bagus untuk dibeli. Ada saham yang pergerakannya jelek. Banyak juga saham dengan fundamental yang kurang bagus.
Momentum saham dan market juga berbeda-beda. Ada saham yang sudah berpotensi naik / rebound. Sebaliknya, ada juga saham-saham yang sudah waktunya turun karena sebelumnya sudah naik cukup tinggi.
Untuk meminimalkan risiko capital loss / risiko kerugian, ada baiknya anda memilih saham yang punya potensi naik jangka pendek, yaitu saham-saham yang analisa teknikalnya bagus untuk dibeli.
Dan jika anda investor saham, sebaiknya hindarilah saham-saham yang kinerja fundamentalnya jelek, karena saham-saham dengan kinerja jelek, harga sahamnya dalam jangka panjang rata-rata juga berpotensi turun.
2. Saham gorengan dan saham tidak likuid
Di pasar saham, banyak saham gorengan (saham-saham yang pergerakannya lebih banyak didominasi permainan bandar) dan saham-saham yang tidak likuid (jarang diperdagangkan dan saham tidur).
Ketika saham yang anda beli sedikit yang mentradingkan, hal ini juga merupakan risiko investor dan trader. Saham-saham yang tidak likuid harga sahamnya relatif lebih sulit untuk naik. Tentu saja anda akan lebih sulit mencetak profit di saham2 yang tidak likuid dan saham2 yang pergerakannya tidak stabil. Risiko capital loss relatif lebih besar.
3. Risiko suspensi
Saham-saham yang listing di Bursa juga ada risiko untuk terkena suspensi. Suspensi adalah penghentian perdagangan saham sementara oleh Bursa Efek. Baca juga: Arti dan Ilustrasi Suspensi Saham.
Biasanya saham yang terkena suspensi adalah saham2 yang likuiditasnya kurang bagus, dan setelah suspensi saham tersebut kembali dibuka, harga sahamnya akan turun drastis.
Selama periode suspensi, anda tidak bisa mentradingkan (membeli dan menjual) sahamnya. Sehingga suspensi juga merupakan salah satu risiko dalam trading dan investasi. Solusinya, hindari saham2 yang pergerakan volatilitasnya tidak wajar.
Anda bisa melihat informasi saham yang terkena Unusual Market Activity (UMA) disini: UMA Saham Bursa Efek Indonesia.
4. Risiko delisting
Delisting yaitu perusahaan merubah statusnya menjadi perusahaan go privat. Ada beberapa penyebab perusahaan delisting. Biasanya delisting bisa dikarenakan beberapa hal:
- Kinerja perusahaan yang terus memburuk.
- Terkena kasus hukum atau gagal bayar utang, sehingga terkena likuidasi
- Delisting sukarela (Karena alasan tertentu dari perusahaan sendiri, sehingga memutuskan untuk delisting)
Ketika perusahaan delisting, anda tentu tidak bisa menjual sahamnya di Bursa Efek. Mayoritas perusahaan yang berisiko terkena likuidasi atau penurunan kinerja fundamental, harga sahamnya juga relatif turun.
5. Kondisi ekonomi dan politik negara
Pada saat ekonomi suatu negara sedang turun, atau ketika kondisi politik negara lagi tidak kondusif, hal ini akan membuat pelaku pasar menjual saham, sehingga mayoritas saham akan turun.
6. Risiko pasar
Risiko pasar adalah risiko fluktuatif. Pergerakan harga saham yang fluktuatif naik-turun adalah risiko bagi para investor dan trader. Anda pasti mencari saham yang bisa naik dan memberikan profit.
Tetapi dalam praktikknya ada yang namanya fluktuatif saham, di mana harga saham yang dibeli bisa turun, sehingga fluktuatif harga saham terkadang juga bisa mempengaruhi psikologis seorang trader.
7. Risiko suku bunga & nilai tukar
Ketika suku bunga naik, maka pelaku pasar akan cenderung menjual saham dan memindahkan modalnya ke instrumen pasar uang seperti investasi deposito dan obligasi yang bunganya lebih tinggi. Hal ini membuat saham2 turun. Ini juga merupakan risiko dalam investasi saham.
Demikian juga dengan nilai tukar Rupiah terhadap USD. Ketika nilai tukar Rupiah turun secara drastis, hal ini juga mempengaruhi kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi negara, sehingga akhirnya dapat mempengaruhi pergerakan di Bursa saham. Melemahnya nilai tukar secara berkepanjangan membuat para investor menjual saham di negara tersebut.
Itulah 7 risiko investasi saham yang harus anda pahami. Jadi selain potensi profit dan segala keuntungan di bursa saham yang bisa anda dapatkan, ingat juga bahwa pasar saham itu ada risikonya.
Perlunya anda memahami risik0-risiko dalam bisnis saham adalah supaya anda tidak gegabah membeli saham, karena tidak semua saham itu bagus.
Diversifikasi saham, diversifikasi risiko, mengutamakan analisa teknikal, momentum market dan analisa fundamental merupakan langkah-langkah yang bisa anda terapkan untuk meminimalkan risiko-risiko di market.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.